Tita Martin Bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Besar di kota B. Dirinya memiliki kekasih seorang dokter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sewa Apartemen
Pagi hari di rumah keluarga Ito. Ken terburu-buru harus menghadiri rapat di perusahaannya pagi sekali. Anton sudah menunggunya di rumah karena Ken memintanya untuk menjemputnya terlebih dahulu.
Tita dengan telaten menyuapi Ken saat Ken mengenakan pakaiannya. Sampai turun ke bawah pun Tita masih menyuapinya dan memberinya minum sampai di dalam mobil. Karena Tita tak ingin suami tercintanya melewati sarapannya.
"Terima kasih sayang. Kamu hati-hati pergi ke rumah sakitnya ya." Pamit Ken mencium kening Tita.
"Sama-sama... Kak.Anton hati-hati bawa mobilnya ya." Pesan Tita dan Anton pun menaikkan tangannya hormat.
Anton pun segera menginjak gas untuk melajukan mobilnya. Setelah mobil Anton keluar gerbang Tita pun berbalik masuk ke rumah kembali dan bergabung sarapan dengan Mertuanya.
"Sudah pergi anak nakal itu?" Tuan Ito.
"Sudah Yah." Jawab Tita tersenyum.
"Memangnya Ken tidak bilang jika dia ada rapat sepagi ini?" Nyonya Laura.
"Tidak Bu. Mas.Ken benar-benar melupakannya. Mas sadar ketika Kak.Anton menelfonnya tadi." Tita.
"Astaga! Untunglah dia memiki istri yang telaten san cekatan seperti mu Nak." Puji Nyonya Laura.
Tita hanya tersenyum mendengarnya.
" Kamu praktik hari ini?" Tuan Ito.
"Iya Yah. Hari ini Tita ada jadwal operasi bersama Kak Rehan." Tita.
"Hati-hati Nak. Apa tidak sebaiknya kamu menggunakan supir saja?" Nyonya Laura.
"Tidak perlu Bu. Insya Allah Tita hati-hati." Tita.
Setelah selasai sarapan Tita pun bersiap pergi ke rumah sakit. Tita berpamitan kepada Ibu dan Ayah mertuanya. Hari ini Tita mengendarai mobil barunya lagi karena mobil lama di rusak oleh Angga sepupu dari Ken.
Tita dengan santainya mengendarai mobilnya dan memarkirkan di tempat parkir biasa. Dirinya berjalan menuju ruangannya.
"Suster Tita..." Panggil Bruder Joko.
"Hai Bruder, Selamat pagi.." Sapa Tita.
"Pagi Suster." Jawab Joko.
"Suster, kata Suster Mega apartemen mu akan di sewakan?" Joko.
"Hm.. Iya. Kenapa?" Tita.
"Berapa akan Suster sewa?" Joko.
"Untuk siapa? Untuk Bruder?" Tita.
"Iya Suster. Kontrakan saya akan habis bulan depan. Kemarin yang punya sudah menagihnya dan ingin menaikan harga. Saya sedikit keberatan. Kata Suster Mega, Suster Tita akan menyewakan apartemen nya. Berapa?" Joki.
"Hmm... Tita tidak tau Bruder. Tapi, di apartemen hanya ada dua kamar. Tiga sih kalo ruang kerja di gunakan juga." Tita.
"Kok ngga tau sih Sus. Klo masalah kamar tidak apa-apa. Saya baru memiliki anak satu dan belum berencana menambahnya." Joko.
"Hm... Saya tidak tau Bruder. Bruder berapa menyewa rumah yang sekarang setahun?" Tita.
"Kau yakin bertanya itu?" Joko.
"Ya. Kenapa tidak." Tita.
"10juta saya menyewanya tahun lalu dan tahun ini beliau memintanya menjadi 15juta. Kenaikannya terlalu melesat. Sementara biaya perbaikan rumah di bebankan kepada saya." Joko.
"Hm... Baiklah jika Bruder cocok. Brudee boleh memakai harga awal Bruder menyewa 10juta." Tita.
"Kau yakin Suster?" Joko.
"Ya jika tidak mau ya sudah." Tita berjalan lebih cepat dari Joko.
"Deal Suster. Dan bisakah kami pindah bulan depan ke sana?" Joko mensejajarkan kembali langkahnya dengan Tita.
"Kapanpun kau mau Bruder." Tita.
"Terima kasih Suster." Ucap Joko tulus.
"Sama-sama." Tita.
Tak terasa mereka pun tiba di ruangan mereka. Hari ini Tita kebagian mendampingi Dokter Rehan di dalam ruang OK. Tita menjalankannya dengan santai seperti biasa tak ada kegugupan setelah statusnya dengan Dokter Rehan berganti menjadi kakak ipar.
Sementara Ken tengah di sibukkan dengan beberapa berkas setelah rapatnya pagi tadi. Saat dirinya tengah memeriksa beberapa berkas tiba-tiba dirinya teringat akan Tita dan betapa dirinya merindukan sosok Tita.
Ken pun mengambil benda pipih di dalam sakunya dan memencet nomer istri tercintanya. Namun, sangat disayangkan Tita tak menjawab pertanyaannya. Tita masih berkutat di ruang OK bersama dengan Dokter Rehan.
Ken pun tampak frustasi karena panggilannya di abaikan oleh istri tercintanya. Setelah melakukan panggilan berkali-kali barulah Ken tersadar jika istrinya semalam memberitahukannya jika istrinya itu akan ada jadwal operasi. Ken pun menyimpan kembali benda pipihnya kedalam saku celananya.
Setelah dua jam berlalu Tita yang telah menyelesaikan tugasnya melihat layar ponselnya dan terdapat puluhan panggilan tak terjawab dari suami tercintanya. Takut ada hal yang penting Tita pun segera menelfon balik suaminya.
Ken
📱Hallo sayang...
Tita
📱Ada apa Mas? Maaf Tita tadi di ruang OK tidak membawa ponsel.
Ken
📱Tidak apa-apa sayang. Mas hanya kangen. Mas juga lupa jika kamu ada jadwal siang ini. Sudah selesai?
Tita
📱Sudah. Ini mau bersiap pulang
Kak.Rehan baru saja pulang.
Ken
📱Mampir ke kantor ya sayang.
Tita
📱Tapi, Tita masih pake seragam Mas. Nanti salah faham lagi pegawai Mas.
Ken
📱Jangan pedulikan omongan orang yang tidak tau tentang kita sayang. Ke sini ya. Mas kan ga bawa mobil.
Tita
📱Ya udah. Tita jalan ke situ sekarang. Tita nyetir dulu ya. Ini udah sampe parkir.
Ken
📱Oke. Hati-hati sayang.
Panggilan pun terhenti Tita segera membuka kunci otomatis mobilnya dan menyimpan tasnya di bangku samping kemudi. Saat dirinya akan melajukan mobilnya terdengar seseorang memanggilnya.
"Suster Tita." Joko.
Tita pun menghentikan kembali mobil ya dan mongok keluar jendela mobio yang kebetulan dia buka.
"Ada apa Bruder?" Tita.
"Maaf mengganggu sebentar." Joko.
"Hm.. Oke. Ada apa?" Tita.
"Kalo boleh besok saya free saya mau melihat apartemennya bersama istri bisa?" Ucap Joko tak enak.
"Boleh Bruder. Besok langsung saja datang nanti ada temen Tita Tari namanya dia akan mengantarkan Bruder." Tita.
"Baiklah. Terima kasih Suster." Jokk.
"Sama-sama Bruder. Maaf Tita tidak bisa menemani ya Bruder. Tita masih jaga besok. Semoga Bruder dan istri suka dan betah di sana." Tita.
"Amin. Terima kasih Suster Tita. Lalu pembayarannya bagaimana Suster?" Joko.
"Santai saja Bruder. Kita juga kan masih sering ketemu. Kalo Tita ngga ada Bruder dan Istri bisa mampir ke rumah atau mau transfer langsung juga bisa." Tita.
"Sekali lagi terima kasih suster." Ucap Joko tulus.
"Sama-sama Bruder. Tita permisi dulu ya." Tita.
"Silahkan Suster. Hati-hati menyetirnya." Joko.
Tita pun hanya menunjukkan ibu jarinya sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tita tak ingin menunda waktunya untuk bertemu dengan Ken. Belum lagi arah dari rumah sakit ke perusahaan suaminya itu lumayan cukup jauh.
Setelah tiba di halaman parkir gedung perusahaan milik suaminya Tita memarkirkan mobilnya setelah itu Tita berjalan anggun menuju resepsionis dan menanyakan keberadaan suaminya.
Tita menutupi atasan baju seragamnya menggunakan sweater yang sengaja dia beli saat perjalanan menuju perusahaan Ken. Tita menundukkan kepalanya dan tersenyum kepada resepsionis yang ada.
"Selamat siang Kak. Ruangan Tuan Kenzo sebelah mana ya?" Tita.
"Siang. Apa sebelumnya sudah ada janji Kak?" Resepsionis.
"Hm.. Ya." Tita.
"Baiklah. Silahkan anda menaiki lift. Ruangannya ada di lantai sepuluh. Nanti di tanyakan lagi saja disana." Resepsionis.
"Terima kasih Kak." Tita
Tita pun memasuki lift dan memencet tombol angka dimana letak ruangan Ken.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏