NovelToon NovelToon
Kesabaran Istri Kedua

Kesabaran Istri Kedua

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Nikahmuda / Poligami / POV Pelakor / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:25.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nadziroh

Dinda Larasati terpaksa harus membuang jauh jauh impiannya sebagai desainer ternama di saat ia harus rela menikah dengan Alan Sudrajat pria yang sudah beristri demi menolong karir sang kakak.

Di dalam pernikahan yang menyakitkan itu hanya kesabaran lah kunci utama Dinda, apa lagi Alan dan istri pertamanya hanya memandang Dinda sebelah mata, bahkan Alan tak pernah adil untuk menafkahi kedua istrinya.

Sampai suatu saat Dinda memberikan seorang bayi laki laki yang sangat tampan untuk suaminya.
Namun Dinda harus mengalami depresi berat saat Alan melarang keras Dinda untuk menemui putranya,

Apakah Alan bisa mencintai Dinda setelah itu ?, wanita yang berkorban mengandung putranya di usia yang masih sangat muda yang sudah menerima dengan ikhlas untuk menjadi istri keduanya.

Bagaimana dengan Faisal sang kakak setelah tahu kehidupan adiknya yang sangat menderita, apakah dia bisa memaafkan Alan selaku atasan dan sahabatnya.

Atau bahkan dia mengutuk dirinya untuk tidak menikah sebelum sang adik mendapat kebahagiaan.
Dan apakah penyesalan kedua pria tersebut mengembalikan Dinda se ceria dulu?''

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mesin jahit

Meskipun Dinda mencoba untuk diam tak menjalani aktivitas apapun, namun cita cita yang sudah terpahat di hatinya sejak kecil itu malah mengerumuni otaknya, tangannya merasa gatal jika tidak melakukan sesuatu yang menguntungkan baginya.

''Apa aku minta mesin jahit sama bang Alan saja ya, dari pada nganggur mending ada yang di lakukan,'' gumamnya meraih ponsel yang ada di nakas.

Keadaan rumah sangat sepi, hari itu Alan kerja, begitu juga dengan Syntia yang menghabiskan hari harinya di luar rumah saat suaminya ke kantor membuat Dinda sedikit merasa bebas untuk menyusuri setiap sudut rumah Alan.

Dinda membolak balikkan ponsel di tangannya, masih ragu, karena pasti banyak pertanyaan dari Faisal yang akan di lontarkan untuknya, seperti waktu Ia bilang berhenti sekolah saja Faisal tak langsung percaya dengan alasannya, apa lagi ini menyangkut uang, toh suaminya sudah kaya, pastilah bukan hanya Dia yang di kena pasti Alan juga.

''Apa aku jual cincin ini ya, menatap lekat cincin yang tersemat di jari manisnya, sebuah cincin pemberian sang Ibu, saat Ia membantunya menyelesaikan orderan.

''Pasti Ibu nggak akan nanyain, lagi pula ini kan sudah menjadi punyaku,'' melepaskan dari jari manisnya.

Setelah keyakinannya sudah mantap dan keinginan yang sudah mebuncah, Dinda keluar dari kamarnya menemui Bi Romlah, yang saat ini bergelut dengan pekerjaannya.

''Bi, Dinda sedikit meninggikan suaranya.

''Iya Non, Bi Romlah mendekati Dinda dan menarik kursi di ruangan makan mempersilahkan majikannya untuk duduk.

''Non mau bibi masakin apa?'' tawar Bi Romlah seperti perintah Bu Yanti.

''Nggak, aku cuma mau bibi jual ini, menyodorkan cincin yang memang lumayan mahal, dan cukup untuk membeli barang yang di inginkannya.

''Aku malas pakai Bi, dari pada hilang kan mubadzir, alasan Dinda setelah Bi Romlah menatapnya dengan penuh selidik, akhirnya pembantu itu mengangguk anggukan kepalanya tanpa suara.

''Oh... iya Bi, apa bibi juga tau toko mesin jahit?'' tanya lagi Dinda, ''Bekas nggak apa apa yang penting masih bisa di pakai,'' jelasnya lagi.

''Bibi tau sih, non, di pasar luwak banyak yang jual, tapi nggak tau harganya berapa.''

''Ya sudah nanti setelah Bibi jual cincin ini langsung beliin saja, jangan bilang mama, dan kalau mama sampai tau biar aku yang buat alasan oke.'' mengangkat kedua jempolnya ke atas.

Terpaksa Bi Romlah mengangguk lagi, meskipun masih bingung dengan permintaan Dinda.

Semoga non di beri kesabaran yang berlimpah, batin Bi Romlah sebelum berlalu meninggalkaan Dinda.

''Maaf ya merepotkan bibi, teriaknya lagi saat Bi Romlah keluar dari rumah nya.

''Pak, antar ke pasar sebentar, pinta Bi Romlah pada supir Alan yang bernama pak Tedi

''Memangnya mau ngapain Bibi ke pasar, bukankah kemarin habis belanja?''

''Beli mesin jahit, jawabnya langsung masuk ke mobil.

Tugasnya kan masak, ngapain beli mesin jahit apa dia mau buka konveksi. batin pak Tedi.

Tak sulit bagi Bi Romlah yang sudah hafal dengan semua isi pasar itu, setelah menjual cincin milik Dinda, Bi Romlah langsung saja menuju toko mesin jahit di sana, banyak varian merk yang tertera, namun Bi Romlah lupa menanyakan permintaan Dinda.

''Pak, panggil Bi Romlah pada pak Tedi saat melihat lihat sepeda di toko sebelah.

''Apa lagi Bi, tanya pak Tedi saat Bi Romlah terlihat cemas.

''Kira kira yang bagus yang mana ya?'' tanya Bi Romlah, baru kalau ini Ia di bikin pusing dengan sesuatu yang akan di belinya, karena biasanya jika Alan atau Syntia yang menyuruhnya mereka langsung menyebut merek, nah ini Dinda tak menyebutkan apapun, sedangkan yang dari hasil jualan cincin pun lebih dari cukup untuk beli yang baru, namun Bi Romlah tak tau mana yang bagus.

Pak Tedi pun ikut melihat lihat barang yang terpasang di sana, sedangkan kali ini gantian Bi Romlah yang mengekori dari belakang.

''Yang ini saja Bi, menunjuk mesin jahit berwarna putih yang terlihat masih sangat bagus dengan tampilan yang lebih modern.

''Ya sudah kalau gitu,'' Bi Romlah membayar mesinnya, sedangkan pak Tedi membantu pegawai untuk mengangkatnya membawa ke mobil.

Tak perlu mampir mampir, karena yang di cari sudah dapat, Bi Romlah langsung pulang, tak mau kalau majikannya itu menunggu lama di rumah, pasti saat Ini Dinda sudah menanti kepulangannya.

Benar saja, saat gerbang di buka oleh satpam, Dinda mondar mandir mengabsen lantai di depan rumahnya, Wanita itu begitu antusias dan senyum merekah saat Bi Romlah keluar dari mobilnya.

''Mana Bi?'' tanya Dinda menghampiri Bi Romlah yang saat ini membuka bagasi mobilnya.

''Ini non, tapi Bibi nggak tau bagus apa nggak,'' ucap Bi Romlah pelan.

Dinda memutari mesin yang baru saja di turunkan pak Tedi dari mobil.

''Wah... ternyata Bibi tau juga mesin jahit yang bagus, ini persis punya Ibu Bi, cicitnya, karena saking bahagianya Dinda memeluk Bi Romlah dengan erat, untung bukan pak Tedi ya.

''Langsung bawa masuk saja deh pak, taruh saja di ruang keluarga, titahnya.

Akhirnya aku punya mesin jahit juga, setidaknya akan menemani hari hariku sampai aku melahirkan nanti.

Setelah terpasang rapi di tempat yang menurutnya pas, Dinda masuk ke dalam kamar nya dan mengobrak abrik bajunya, baju yang masih layak dan tak pernah terpakai, belum lagi setelah menikah dengan Alan, Bu Yanti mengirim pakaian buat Dinda yang hampir memenuhi lemarinya.

''Aku akan buat baju bayi, gumamnya memilah milih baju yang masih baru dan belum di pakainya sama sekali.

Setelah cukup banyak, Dinda menaruhnya di keranjang dan di bawanya turun, baru sampai sudut tangga Pintu utama terbuka, Suaminya di sana dengan wajah lelahnya.

Seandainya aku ini istri yang kamu cintai dan harapkan, aku sudah berlari memelukmu kak, tapi itu mustahil, batinnya pilu.

Masih teringat jelas bagaimana Alan mengatakan padanya Kalau Ia tak boleh lagi memeluk Alan, dan Alan mengatakan pelukan waktu itu adalah yang terakhir kalinya.

''Nggak apa apa deh, yang penting aku pernah memeluknya meskipun sekali.

''Stop, suara Alan menggema dari depan, Dinda yang hampir saja menaruh keranjang baju itu kembali mengangkatnya.

Suara dentuman sepatu dan lantai makin dekat, Dinda sedikit ngeri apa lagi yang akan di katakan Alan padanya.

''Mesin jahit siapa ini, kenapa disii?'' tanya Alan dengan nada datarnya.

''Itu milikku, jawab Dinda singkat karena baginya tak perlu bicara yang tidak penting.

''Dan menurutku ini tempat yang paling pas jika kau menjahit, lanjutnya lagi menjelaskan.

''Tidak, ini bikin mataku sakit,'' menunjuk ke arah Mesin jahit yang baru di belinya, ''Kalau kamu mau masih memakainya lebih baik bawa ke kamar, atau tidak sama sekali, lagi pula kamu mau membuat ruangan ini kayak gudang yang di penuhi barang bekas, jelasnya lagi lalu meninggalkan Dinda menuju kamarnya.

''Sampai kapan kamu menghargai aku kak, dan sampai kapan kamu menganggap aku adalah istri kamu, jika memang sedikit pun tak ada tempat di hati kamu untukku, aku ikhlas menjadi janda setelah bayi kita lahir, gumamnya dengan diiringi tetesan air mata.

1
Irma
Luar biasa
mommyarayra
cerita nya seru gk mudh di tebak
Mice Maizarni
Luar biasa
Noerlina Akbar
Lumayan
Noerlina Akbar
Kecewa
pena_sf:)
laki2 bodoh gk ketulungan
Eghy Sugiaty
😭😭😭😭😭😭
Khairul Azam
itu klo isri oertamanya gak selingkuh masih baikah alan sama Dunda?
Khairul Azam
gak tau deh sama si oenulis ini, setiap novel nya meski habis disakiti pasti balikan lagi, apa krn laki" nya kaya? atau seandainya othornya digituin masih mau balikan lagi? bener soh ini novel tp sedikit berlogika lah
mommyarayra: tinggal di baca aja bg, nulis smbil mikirin jalan cerita nya itu susah loh
total 1 replies
Khairul Azam
alah alah cuman poto aja nympk segitunya,
Khairul Azam
dinda udah dibuat seperti ini, klo masih dibikin balikan sama si othornya berarti othornya yg bermasalah 🤭 jgn krn alasan anak
Khairul Azam
jgn bikin balikan, dinovel othor satunya jg dibikin balikan, padahal cuman buat cadangan, jd aku stop baca yg novel itu
Dewi Suryani
kapan bahagianya Dinda thor 😭
william henokh
faisal keren
william henokh
kasihan dinda
william henokh
mama yang bijak
Asriana Hamid
jengkel sama dinda
Yuniyati Wulandari
👌👌👌bikin nangis nyesek...
Bue Syifa
nyesek banget bacanya😭😭😭kayak gak sanggup nglajutin baca tapi ko penasarn akhirnya gimana
Tarty Chunjileechanheesllu
👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!