NovelToon NovelToon
EMPAT SEKAWAN LOVE STORY

EMPAT SEKAWAN LOVE STORY

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Keluarga / Tamat
Popularitas:7.8M
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

Season 2 novel SANG PENGASUH

Arya, Ricky, Rendi, dan Wiliiam, adalah empat pria tampan sold out yang telah menjalani senasib sepenanggungan gagal malam pertama karena kejahilan diantara mereka. Menjalani kehidupan rumah tangga tidak selancar jalan tol. Keempatnya mengalami ujian.

Diantaranya, Arya. Kemunculan salah satu keluarga yang dikira telah meninggal, hadir mengusik ketenangan rumah tangganya.

Pun dengan Rendi. Kedatangan adiknya dari Turki dan kini tinggal bersamanya malah membuatnya was-was.

Kisah kehidupan keempatnya, author kemas dalam satu bingkai cerita.

Kisah ini hanya fiksi. Jika ada kesamaan nama, tempat/perusahaan itu hanya kebetulan semata.

Selamat menikmati kisah yang bisa membuatmu senyum-senyum sendiri.


Cover free by pxfuel
Edit by me

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selamat Berbuka

Masih di malam yang sama.

Seorang pria tampan melangkah dengan tegap dan tanang. Pakaian yang digunakan berupa baju koko serta sarung, menandakan dirinya baru pulang dari masjid. Ikut berjamaah sholat isya.

Saat memasuki halaman, Arya menghampiri kursi taman dimana ada Kang Adang yang sedang berbincang dengan Pak Asep ditemani kopi panas dan pisang goreng. Malam yang cerah membuat suasana bersantai di taman sangatlah cocok.

Kang Adang sigap berdiri tegak begitu sang majikan mendekat.

"Tiasa dibantos, Den?" (Ada yang bisa dibantu, Den?)

"Kang Adang tau gak sate kambing muda yang enak di mana?"

"Oh tau atuh, Den. Di jalan Antapani. Enak bin maknyos pokoknya." Kang Adang dengan yakin memberikan rekomendasi.

"Tolong beli 20 tusuk Kang, sekarang. Jangan lama-lama! Pakai mobil istri saya aja ke sananya!" Arya mengeluarkan uang dari saku bajunya, menyerahkannya kepada Kang Adang.

"Saya pakai motor aja biar cepet, Den. Kalau pakai mobil lama dijalannya, kena macet."

Arya menyetujui usulan Kang Adang. Ia pun berlalu menuju ke dalam rumah.

"Dang, makan malam sama sate kambing muda. Biar apa coba?" tanya Asep, sopir pribadi Arya. Saat dilihat sang boss sudah masuk ke dalam rumah.

"Biar joss--" jawab Adang SH, dengan tangan mengepal mempraktekan.

Dan keduanya pun tertawa lepas. Karena tidak ada orang lain di taman itu.

****

Athaya berguling-guling di atas kasur menemani Mama Andin yang sedang menyusui Baby Aqila. Ranjang yang dipersiapkan untuk 'berbuka puasa' menjadi berantakan karena ulahnya si sulung yang bermain loncat-loncat, berguling-guling sesuka hati.

"Kakak, soleh. Duduk nak, jangan loncat-loncat! Adek lagi mimi nanti tersedak." Dengan lembut, Andina merayu si sulung untuk duduk diam.

"Kaka halus main apa--" Athaya mengerucutkan bibirnya. Memeluk Mama Andin dari belakang, menggelayut manja.

"Sini deh kakaknya duduk samping Mama!" Andina menepuk kasur di sisinya agar Athaya duduk di sana.

"Kakak lanjutkan Mama nyanyi ya! Kan Kakak udah pinter--"

Athaya mengangguk. Ia.bukannya duduk, tapi memilih tiduran dengan tangan memilin ujung kain pernel yamg dipakai adiknya.

Ahmad ya habibi habibi

"Ayo. Lanjutin Kak!"

Habibi salam habibi

Salam alaika habibi

Ahmad ya habibi habibi

Habibi salam habibi

Salam alaika habibi

Dengan lancar, Athaya melanjutkan nyanyian sholawat Ahmad Ya Habib. Athaya hafal karena sering mendengar berulang-ulang keruka Mama Andin menina bobokan dirinya.

"Maa sya Allah, kakak Thaya pinter. Adek pengen denger lagi. Sampai adek bobo katanya."

Rayuan Andina berhasil membuat Athaya anteng bernyanyi, berulang-ulang. Lama-lama suaranya meredup, lalu menghilang. Menggantung nyanyiannya karena diserang kantuk.

Arya masuk ke dalam kamar. Menghampiri Andina, ikut duduk di sisinya.

"Tumben jam segini sudah pada tidur?" Arya memperhatikan kedua anaknya yang terlelap.

"Mungkin anak-anak mengerti keinginan Papinya--" Andina tersenyum dengan mengedipkan matanya.

"Ah, benar sayang. Mereka tidak mau mengganggu kita. Anak-anak pintar!" Arya mengecup satu persatu ketiga orang yang berarti dalam hidupnya itu. Untuk mamanya anak-anak, bukan hanya kecupan di pipi yang diberikan. Namun juga pagutan di bibir lembut sang istri.

Andina memindahkan Baby Aqila ke dalam boxnya. Tak lupa ia menyalakan mini speaker aktif, menyetel murotal Al Qur'an, menemani tidur sang bayi yang terlelap tenang.

Arya memindahkan si sulung ke kamarnya, mengangkatnya dengan hati-hati.

"Mas, mau makan sekarang?" Andina melongokkan kepalanya di ambang pintu kamar Athaya. Arya sedang membenahi posisi tidur anaknya agar nyaman.

"Iya sayang. Tapi entar nunggu dulu kang Adang lagi beli sate kambing." Arya menjawab dengan pelan takut membangunkan Athaya. Setelah yakin sang anak tenang dalam lelapnya, Arya menghampiri sang istri.

"Hm, niat banget nih yang mau buka puasa." Andina mencubit gemas pinggang Arya yang merengkuh bahunya untuk turun menuju ruang makan.

"Iya dong. Kan harus on fire, sayang."

.

.

"Neng, ini pesanan Den ganteng--" Ceu Edoh memberikan bungkusan sate kambing yang ia terima dari Kang Adang. Ia berikan kepada Andina yang tengah berada di dapur menyiapkan buah potong untuknya.

"Iya, nuhun Ceu."

Andina hanya menemani suaminya di meja makan. Karena dirinya sudah makan terlebih dulu bersama Athaya sebelum magrib.

"Satenya mau dihabisin semua?" Andina menambahkan bumbu kacang sate ke dalam piring sesuai permintaan Arya.

"Nggak, sayang. Sebagian buat besok sarapan pagi. Besok pagi aku pengen makan nasi goreng sama sate ini ya--" pinta Arya.

"Ok. Papi."

****

Arya mengecek ke kamar Athaya usai dirinya menggosok gigi menjelang tidur. Meyakinkan kembali anaknya itu anteng dalam lelapnya. Tak lupa ia mengecup kening sang anak usai membenahi selimutnya yang melorot.

"Bobo yang nyenyak ya, sayang. Malam ini Mama milik Papi. Jangan ganggu!" Arya niat sekali berbisik di telinga Athaya. Mensugesti anak sulungnya itu agar tidak mengganggunya.

Masuk ke dalam kamar utama.

Arya disuguhkan dengan pemandangan yang membuat Arya junior mengggeliat.

Andina memang sudah berniat mempersiapkan diri menyenangkan bayi besarnya yang hampir dua bulan berpuasa.

Arya berdiri terpaku usai menutup pintu. Terkesima dengan penampilan sang istri yang berjalan gemulai mendekatinya. Seksi.

Rambut ikal gantung yang dipotong sebahu, dibiarkan terurai. Gaun tidur mini berwarna ungu model baby doll mengekspos paha mulusnya. Membuat Arya menelan salivanya berkali-kali.

"Pintunya sudah dikunci, Mas?" Andina bertanya dengan gaya sensual sambil mengalungkan tangannya ke leher Arya. Wangi parfum dari tubuh Andina membuat nafas Arya semaki memburu.

"Sudah, sayang." Suara berat menandakan hasrat yang naik, membumbung ke ubun-ubun. Belaian tamgan halus menyusuri rahang dan turun ke dada membuat Arya menggeram, merasakan nikmat.

Dalam satu kali ayun, Arya menggendong tubuh padat berisi istrinya dengan bibir saling bertaut. Perlahan direbahkannya tubuh yang pasrah itu di tengah-tengah ranjang, agar leluasa mengeksplorasi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Karena g**esture sang istri benar-benar membuat Arya mabuk, berkabut, dan mendamba.

Rengekan Baby Aqila diakhir puncak kenikmatan surga dunia membuat Arya dan Andina saling melempar senyum. Si kecil seolah protes meminta giliran mendapatkan sentuhan dan dekapan sang Mama.

"Biar aku yang lihat, sayang." Arya mengecup sekilas bibir bengkak sang istri karena ulahnya yang rakus.

Hanya dengan memkai boxer, Arya menuju box tempat putrinya yang kini menangis. Arya menggendongnya dengan menimang-nimang berusaha memberikan ketenangan kepada bayi cantiknya itu.

"Kayaknya adek lapar. Bawa sini, Mas!" Dengan selimut yamg menutupi tubuh polosnya, Andina memposisikan duduk bersandar ke kepala ranjang.

Arya menyerahkan Baby Aqila yang bibir mungilnya mengecap-ngecap. Begitu mendapatkan titik sumber nutrisinya, sang bayi menyedotnya dengan rakus.

Arya membantu merapihkan rambut Andina yang berantakan. Tubuh keduanya masih berkeringat karena baru selesai pertarungan draw .

Diciuminya bahu polos Andina yang sedang memberikan asi untuk putri cantik yang nemplok didadanya. Tanda merah yang tersebar di area leher sampai dada membuat Arya tersenyum tipis. Mengagumi maha karyanya sendiri.

"Papi, tolong ambilkan bajuku!"

"Jangan dulu pakai baju. Aku masih pengen--"

Andina mencubit dada polos Arya yang tersenyum dengan tatapan mesumnya.

1
Yuli Yoga
Akan ku baca lagi ,entah untuk yang ke berapa kali,idola ku Myzan Abdillah 😍
Yuli Yoga
calon istrimu itu kak Thaya🤣🤣🤣
Yuli Yoga
Ilham calon asisten Athaya....
Yuli Yoga
Nico bohong Ar,bukan sahabat Vita, tapi first love nya😀
Yuli Yoga
Di sini kopi Mesir blm beredar ya😀
Yuli Yoga
Thaya ..Memey .... kisah pernikahan yang hanya hitungan jam😭
Yuli Yoga
Ya Alloh Athaya, mengingat kan pada anak ku lg kecil,suka nungguin di luar pintu kamar mandi,saking takut di tinggal pergi... Alfatihah untuk anak ku,3 thn yang lalu sdh di panggi oleh Alloh SWT...😭😭😭
Yuli Yoga
Nanti kalo yang ke tiga,kamu bakalan dapat hadiah piring cantik Rade...😃
Yuli Yoga
Michael alias Myzan alias papa bule alias papa atu ,idola ku diantara semua 4 sekawan😍
Lily Meliagawati
apa Edward y?
Lily Meliagawati
loh si kakak kog masih cedal y?
Sri Puji Lestari
ya smg laura sadar shg tdk jd pelakor
Diah
udh baca berulang2 tapi tetep masih 🤣🤣🤣
Nike Sulistiani
kereenn
Lala Fatimah
cerita yg bagus
Naya
skrg jadi asisten nya ya,,,
Naya
iya papa Nico,,, calon mantu mu Athaya,,, 🥰
Naya
Memey,,,, 😭😭😭😭
Eka Novariani
begitu gaya Bu bos melabrak pelakor... smooth... slowly but sure...😁
Eka Novariani
wah Arya cemburu akuuut nih 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!