NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi / Fantasi Isekai / Time Travel / Sistem / Iblis
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: EGGY ARIYA WINANDA

Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekte Giok Abadi

Jauh di kedalaman Hutan Kematian Agung, di zona terlarang di mana bahkan sinar matahari takut untuk menyentuh tanah, terdapat sebuah rahasia yang terkubur selama ribuan tahun.

Di sinilah Lu Changzu pertama kali mendarat di dunia ini. Namun, di balik lapisan realitas tempat ia berpijak waktu itu, tersembunyi sebuah dunia lain.

Sebuah Dimensi Saku melayang di antara celah ruang, tidak terlihat dan tidak terjamah. Dimensi ini dikelilingi oleh kabut abadi yang sebenarnya adalah manifestasi dari Ratusan Ribu Formasi Pembunuhan Kuno. Setiap inci udara di sekitar koordinat ini adalah jebakan maut yang mampu mencabik-cabik Emperor yang ceroboh menjadi partikel debu. Ini adalah benteng isolasi mutlak Keluarga Wang Cabang Bawah, yang menutup diri dari dunia luar demi menjaga kemurnian garis darah mereka.

Di dalam dimensi saku itu, langit berwarna ungu abadi, diterangi oleh tiga bulan buatan yang memancarkan Qi murni.

Di Aula Leluhur yang megah, suasananya begitu berat hingga lantai marmer hitam itu retak-retak halus tanpa disentuh.

Seorang pria paruh baya dengan rambut hitam panjang yang menyapu lantai sedang berlutut. Dia adalah Wang Jian, Patriark Keluarga Wang Cabang Bawah.

Wajahnya tampak muda, baru berusia 250 tahun—lima puluh tahun lebih muda dari Kaisar Ming Haobo—namun tekanan aura yang memancar darinya membuat udara di sekitarnya terdistorsi secara fundamental. Dia bukan lagi Emperor. Di dalam Dantian-nya, tidak ada lagi lautan Qi cair, melainkan sebuah Inti Silver Bercahaya (Luminous Silver Core) seukuran kelereng yang berputar lambat namun mengandung energi setara ledakan nuklir.

Dia adalah Entitas Tingkat 2: Core Formation Tahap 1 Awal. Dia baru saja berhasil memadatkan intinya bulan lalu, menjadikannya salah satu makhluk terkuat yang bersembunyi di planet ini.

Namun, di ruangan ini, Entitas Tingkat 2 itu gemetar hebat.

Di hadapan Wang Jian, bukan altar biasa yang berdiri, melainkan sebuah Cermin Dimensi raksasa yang menampilkan pemandangan mengerikan jauh di bawah kerak planet ini.

Layar cermin itu menunjukkan Inti Bumi.

Namun, inti bumi itu tidak menyala merah oleh magma. Area itu telah membeku total. Sebuah fenomena yang menentang hukum alam. Di tengah kegelapan beku di pusat planet itu, melayang sebuah Peti Mati Es Abadi yang transparan.

Di dalam peti mati es itu, terbaring Kakek Wang Jian—Leluhur Tua Cabang Wang yang berusia 500 tahun. Sosok tua itu sedang dalam tidur panjang (suspended animation), tubuhnya diawetkan oleh es abadi sambil jiwanya berjuang mati-matian dalam meditasi untuk menembus Core Formation Tahap 9 Akhir.

Bahkan dalam tidurnya di inti bumi, aura dingin sang kakek merambat naik melalui dimensi saku, membuat napas Wang Jian mengeluarkan uap putih.

Namun hari ini, baik Wang Jian maupun Kakeknya yang tertidur di inti bumi tidak berani bersuara.

Di atas Wang Jian, melayang dua sosok berjubah putih—Utusan Alam Atas yang sebelumnya muncul di pesta Kaisar. Cahaya ilahi menutupi wajah mereka, namun rasa jijik dalam suara mereka terdengar jelas.

"Kau ingin membalas dendam?" suara Utusan Kiri bergema, nadanya datar namun mematikan. "Anakmu, Wang Lei, mati karena kebodohannya sendiri. Dia mencoba membunuh seseorang yang tidak seharusnya disentuh."

Wang Jian memberanikan diri mendongak, matanya merah karena tangisan darah. Aura Core Formation-nya bergejolak, retak karena emosi. "Tapi Tuan Utusan! Wang Lei membawa Jari Penunjuk Takdir! Itu adalah pusaka leluhur! Jari tulang Naga Void itu hilang! Dicuri oleh bajingan bernama Lu Changzu itu! Bagaimana saya bisa diam saja?!"

"Diam!" bentak Utusan Kanan.

Gelombang tekanan dimensi menghantam Wang Jian, memaksanya mencium lantai lagi. Meskipun dia sudah Core Formation, di hadapan Utusan asli dari Alam Atas, dia masih terasa kecil.

"Dengar baik-baik, Wang Jian. Kau hanyalah kepala keluarga cabang di dunia tingkat 1 yang kotor ini. Kakekmu yang membeku di inti bumi itu pun hanyalah kura-kura tua yang bersembunyi di dalam cangkang es. Kalian tidak tahu siapa yang kalian hadapi."

Utusan Kiri melayang turun, berbisik tepat di telinga Wang Jian. "Pemuda itu... Lu Changzu. Dia memiliki Mata Overlord. Emas dan Merah. Void dan Dominasi. Kau tahu apa artinya itu?"

Mata Wang Jian membelalak hingga pembuluh darahnya pecah. Napasnya tercekat. Legenda kuno yang pernah dia baca di kitab terlarang keluarga melintas di benaknya.

"Klan... Kuno?" bisiknya, suaranya pecah. "Penguasa Void?"

"Tepat," jawab Utusan itu dingin. "Statusnya di Alam Atas mungkin lebih tinggi dari Patriark Utama Keluarga Wang kita di sana. Jika kau menyentuhnya... jika kau mengganggu ujiannya... bukan hanya kau yang mati. Seluruh garis keturunan Wang di sembilan dunia akan dihapus oleh Klan Lu."

Wang Jian merasa dunianya runtuh. Dia ingin menjerit. Anaknya dibunuh. Pusakanya dicuri. Dan sekarang, dia dilarang membalas dendam? Dia harus menelan empedu ini sambil tersenyum?

"Lupakan dendammu," perintah Utusan itu mutlak. "Lupakan Jari Naga Void itu. Anggap itu sebagai hadiah permohonan maaf karena anakmu yang bodoh berani menyinggung Tuan Muda Lu. Jika kau bergerak sedikit saja... atau jika kau mencoba membangunkan kakekmu di inti bumi untuk menyerang... kami sendiri yang akan menghancurkan peti es itu dan memenggal kepala kalian berdua sebelum Klan Lu datang."

Kedua utusan itu berbalik, menghilang ke dalam celah dimensi, meninggalkan Wang Jian sendirian dalam kegelapan aula yang dingin.

Wang Jian mencengkeram dadanya. Dia meraung tanpa suara. Dendam itu membakar jantung Core Formation-nya, tapi rasionalitasnya membekukannya.

"Wang Lei... anakku..." isaknya, menatap cermin yang menampilkan kakeknya yang membeku. "Kakek sudah tertidur selama 200 tahun demi menembus batas... Aku sudah menjadi Core Formation... Tapi kita tetap tidak berguna. Kita... kita hanyalah semut di papan catur para raksasa."

Di malam itu, di tengah hutan kematian yang sunyi, Patriark Keluarga Wang memperkuat ratusan ribu formasi pembunuhan di sekeliling dimensinya, memilih untuk menjadi kura-kura yang bersembunyi selamanya daripada naga yang mati konyol di tangan Tuan Muda Klan Lu.

Sekte Lembah Merah - Gua Kristal Hitam (Area Terlarang Tetua Agung).

Sebulan telah berlalu sejak pesta ulang tahun Kaisar.

Di dalam gua yang kini dindingnya telah berubah menjadi kristal hitam akibat resonansi aura Lu Changzu, suhu udara terasa hangat dan lembap. Aroma herbal langka dan feromon yang memabukkan memenuhi udara.

Di atas ranjang batu giok api, dua sosok sedang duduk dalam posisi meditasi yang intim—posisi penyatuan Yin dan Yang.

Lu Changzu duduk dengan mata terpejam. Kulitnya yang seputih porselen bersinar dengan cahaya redup, sementara aliran energi hitam transparan mengalir dari tubuhnya menuju wanita di pangkuannya.

Liu Yanran—atau kini dia bangga menyebut dirinya Honey Servant—tampak sangat cantik. Rambut hitamnya basah oleh keringat, menempel di leher jenjangnya. Wajahnya merona merah, ekspresi campuran antara ekstasi spiritual dan konsentrasi tinggi.

"Tahan napasmu, Yanran," bisik Lu Changzu, suaranya lembut namun penuh otoritas. Tangan kanannya menempel di punggung Yanran, tepat di atas Rune Naga yang dia ukir. "Aku akan memadatkan energi mentalmu. Jangan melawan. Biarkan aku masuk."

"Mmnnh... Baik, Tuan," desah Yanran patuh.

Lu Changzu tidak hanya menyetubuhi tubuhnya; dia menyetubuhi kultivasinya. Dia menggunakan Crystal Universe Eye-nya untuk melihat struktur mikro dantian Yanran, lalu menggunakan Dark Universe Energy untuk memperbaiki retakan-retakan kecil di fondasinya dan memperluas kapasitasnya secara paksa.

Ini adalah bentuk alkimia biologis. Lu Changzu menjadikan Yanran sebagai "Pot" yang indah, menyiramnya dengan nutrisi terbaik, memangkas ranting yang buruk, agar dia tumbuh menjadi pohon yang kuat.

"Terima... Semuanya!"

BOOM!

Gelombang energi murni meledak dari tubuh mereka berdua.

Aura Yanran melonjak drastis.

Dalam sebulan Master Tahap 9 Puncak... Retak.

Dinding Grandmaster yang kokoh... Hancur lebur di bawah gempuran energi Lu Changzu.

Grandmaster Tahap 1 Awal.

Yanran membuka matanya. Pupil matanya kini memiliki sedikit kilau ungu—tanda bahwa dia telah mewarisi sedikit sifat iblis dari tuannya. Dia merasakan kekuatan yang meluap-luap. Grandmaster! Di usia semuda ini!

"Tuan..." Yanran menatap Lu Changzu dengan mata berkaca-kaca. Perasaan di dadanya meledak. Awalnya dia takut. Lalu dia patuh. Tapi sekarang... setelah sebulan diperlakukan dengan "kasih sayang" yang intens, diberi pil buatan tangan, dan dibimbing siang malam... hatinya benar-benar luluh.

"Tuan hebat sekali..." Yanran memeluk leher Lu Changzu, mencium pipinya dengan penuh puja. "Yanran mencintai Tuan. Yanran akan mati untuk Tuan."

Lu Changzu tersenyum tipis, mengelus rambut wanita itu. Di matanya, tidak ada cinta yang membara, hanya kepuasan seorang pemahat melihat karyanya selesai.

"Anak pintar," kata Lu Changzu. "Cintamu membuat energimu lebih manis. Teruslah mencintaiku, dan aku akan membawamu ke puncak dunia."

Aura Lu Changzu sendiri juga naik berkat umpan balik dari Yin murni Yanran yang baru saja menerobos.

Ranah King Tahap 1 Menengah.

Pondasi kristalnya semakin padat.

Lu Changzu melepaskan pelukan Yanran dan turun dari ranjang. Dia mengenakan jubah hitamnya dengan gerakan elegan.

"Istirahatlah. Stabilkan fondasimu," kata Lu Changzu sambil merapikan lengan bajunya. "Aku harus pergi sebentar."

Yanran, yang masih telanjang dan terbungkus selimut sutra, menatapnya dengan bingung. "Tuan mau kemana? Bukankah kita baru saja selesai?"

Lu Changzu menoleh, senyum miring khasnya muncul.

"Stok di gudang sudah menipis, Sayangku. Aku mau pergi mencari 'istri baru'."

Wajah Yanran memucat, cemburu dan takut seketika menyergapnya. "Istri... baru?"

"Tenanglah," Lu Changzu tertawa kecil, mencubit hidung Yanran. "Kau tetap favoritku. Tapi... ada seseorang di Sekte Giok Abadi yang memiliki Akar Spiritual yang terlalu... 'langka' untuk dibiarkan menganggur. Namanya Lin Yuwen. Sayang sekali jika pot sebagus itu tidak ditanami benih, bukan?"

Yanran terdiam. Dia tahu siapa Lin Yuwen. Musuh bebuyutan tuannya. Dan dia tahu nasib apa yang menanti wanita itu. Bukan pernikahan indah, tapi perbudakan abadi seperti dirinya. Yanran merasakan sedikit simpati, tapi lebih banyak rasa lega karena dia masih "favorit".

"Hati-hati di jalan, Suamiku," bisik Yanran, menunduk patuh.

Langit Perbatasan Wilayah Timur.

Tiga berkas cahaya melesat membelah awan.

Lu Changzu memimpin di depan, terbang tanpa alat bantu, tubuhnya meluncur menembus angin dengan hukum aerodinamika yang dia manipulasi sendiri. Di kirinya, Quan Huaxi (Emperor Tahap 9) terbang dengan aura api putih bening yang menyamarkan keberadaannya.

Di kanannya, Tetua Agung Douma (Emperor Tahap 2) terbang dengan semangat yang jauh lebih berapi-api daripada biasanya. Wajahnya yang penuh luka bakar kini dihiasi oleh seringai lebar yang rakus.

"Tetua Agung Lu!" seru Douma, suaranya bergetar karena antusiasme. Dia menggosok-gosokkan kedua tangannya. "Sekte Giok Abadi sudah dekat. Saya dengar gudang harta mereka berisi ribuan tahun akumulasi kekayaan. Giok Roh, artefak kuno, teknik rahasia... Ah, tangan tua ini sudah gatal ingin 'memeriksa' inventaris mereka."

Douma menjilat bibirnya yang kering. Sebagai Tetua Agung dari sekte yang selalu bersaing, kesempatan untuk menjarah rival bebuyutan secara legal—dengan dukungan monster seperti Lu Changzu dan Quan Huaxi—adalah mimpi basah baginya.

"Saya sudah menyiapkan seratus cincin penyimpanan kosong, Tuan Muda," lanjut Douma sambil terkekeh jahat. "Apakah kita akan mengambil semuanya? Termasuk pilar-pilar emas aula mereka?"

Lu Changzu melirik Douma sambil tersenyum tipis. "Suka hati Anda, Tetua Agung Douma. Anggap saja ini bonus lembur. Tapi ingat, jangan barbar. Kita datang untuk menagih hutang, bukan merampok. Yah, teknisnya merampok, tapi dengan surat izin."

"Tentu! Tentu! Perampokan yang elegan!" Douma tertawa, matanya bersinar tamak.

Tiba-tiba, mata Kristal Lu Changzu berkedip.

"Berhenti."

Ketiganya berhenti mendadak di udara.

"Ada apa, Tuan?" tanya Quan Huaxi waspada.

"Tikus-tikus gemuk menghalangi jalan," Lu Changzu menunjuk ke depan.

Awan di depan mereka tiba-tiba buyar. Sebuah Kapal Perang Tulang Raksasa muncul dari balik ilusi. Kapal itu panjangnya lima ratus meter, terbuat dari tulang rusuk binatang laut purba yang disatukan dengan daging busuk yang masih berdenyut. Bendera hitam dengan lambang tengkorak tertawa berkibar di tiang utama.

Aliansi Iblis Liar: Thousand Skulls.

Aura yang memancar dari kapal itu mengerikan. Niat membunuh yang pekat dan bau darah yang menyengat langsung memenuhi langit.

"Kultivator Iblis Liar?!" Douma mendengus, namun matanya berkilat senang. "Hoh? Mereka membawa kapal perang tingkat tinggi? Itu pasti penuh harta jarahan! Berani sekali mereka mengantarkan rezeki ke depan pintu kita!"

Dari dek kapal, ribuan sosok bermunculan.

Satu orang pemimpin berdiri di haluan—seorang pria tua kurus kering dengan kulit hijau dan aura beracun: Emperor Tahap 1 Puncak.

Di belakangnya, 10 King dengan berbagai tahap.

Dan di belakang mereka, lautan manusia: 2.060 Grandmaster.

"Hahahaha!" tawa si pemimpin tua itu, suaranya seperti gesekan logam berkarat. "Lihat apa yang kita temukan! Tiga domba gemuk dari sekte lurus! Serahkan cincin penyimpanan kalian dan mungkin aku akan membiarkan kalian menjadi budak dayungku!"

Quan Huaxi maju selangkah, aura Emperor Tahap 9-nya siap meledak. "Sampah tidak tahu diri. Biar aku—"

"Tahan, Quan," Lu Changzu mengangkat tangan, menghentikan langkah ketua sekte itu.

"Tapi Tuan, mereka menghina Anda," protes Quan Huaxi.

"Biarkan mereka," Lu Changzu tersenyum lebar, matanya berbinar seperti anak kecil melihat tumpukan hadiah ulang tahun. "Lihatlah jumlah mereka. 2000 Grandmaster? 10 King? 1 Emperor? Itu bukan musuh, Quan. Itu adalah Baterai Berjalan. Tubuhku sedang lapar setelah menerobos."

"Douma, Quan. Mundur. Tonton saja. Anggap ini tutorial cara panen yang efisien."

Douma ingin membantah karena tangannya sudah gatal ingin membantai dan menjarah mayat mereka, tapi melihat senyum Lu Changzu, dia merinding dan segera mundur. "Ba-baik, Tetua Agung. Sisakan sedikit cincinnya untuk saya bersihkan nanti."

Lu Changzu melayang maju sendirian, menghadapi ribuan musuh.

"Kau sendirian, Bocah?" ejek salah satu King musuh. "Kau mau bunuh diri?"

"Sendirian?" Lu Changzu memiringkan kepala. "Aku tidak pernah sendirian. Aku adalah kerumunan."

Teknik Pembelahan Sel: Quadra Clone.

SPLAT. SPLAT. SPLAT.

Dari punggung Lu Changzu, tiga gumpalan materi hitam memisahkan diri dan memadat menjadi wujud manusia dalam sekejap.

Empat Lu Changzu kini berdiri di langit. Semuanya memiliki aura King Tahap 1 Menengah yang identik. Semuanya tersenyum sama.

"Formasi!" ucap keempat Lu Changzu serempak.

Mereka melesat ke empat penjuru mata angin, mengepung kapal raksasa itu.

Gelang Ouroboros Pola Ke-3: Formasi Penyegel Iblis Empat Pilar (Four Pillars Demon Sealing Formation).

Keempat Lu Changzu merentangkan tangan. Dari dada mereka, rantai energi berwarna merah darah meledak keluar, saling terhubung satu sama lain, membentuk kotak kurungan raksasa yang mengurung kapal dan seluruh pasukannya.

"Apa ini?!" Pemimpin Iblis Liar itu panik. Dia mencoba memukul dinding formasi.

BOOM!

Serangannya diserap.

"Serap," perintah Lu Changzu (Asli).

Formasi itu tidak meledak. Formasi itu Menyedot.

Udara di dalam kotak itu berubah menjadi vakum spiritual.

"ARGHHH!"

"TENAGAKU! QIKU!"

Ribuan Grandmaster di dek kapal menjerit. Mereka merasakan Qi di dalam tubuh mereka ditarik keluar secara paksa melalui pori-pori. Mereka menjadi lemas, lutut mereka goyah. Seperti ikan yang airnya dikuras habis.

Satu per satu, kultivator Grandmaster itu jatuh pingsan, tubuh mereka layu. Mereka berjatuhan dari kapal seperti hujan mayat.

"Jangan biarkan jatuh ke tanah. Itu mubazir," gumam Lu Changzu.

Mata Kanan Kristal-nya bersinar.

"Crystal Universe Eye: Void Mouth."

Di bawah kapal, di permukaan tanah yang jauh di bawah, tanah retak. Sebuah lubang hitam berputar—bukan lubang hitam gravitasi, tapi mulut dimensi—terbuka lebar.

Ribuan tubuh yang jatuh itu ditelan masuk ke dalam lubang hitam itu.

Di dalam sana, sistem pencernaan Dark Universe milik Lu Changzu bekerja dengan kecepatan superkomputer.

Filter: Sampah Daging -> Buang.

Filter: Akar Spiritual -> Simpan.

Filter: Dantian Padat -> Panen.

Filter: Jiwa -> simpan.

Di kejauhan, Tetua Agung Douma menganga lebar, rahangnya hampir lepas. Namun, matanya bersinar penuh kekaguman. "Demi Langit... Teknik apa itu? Dia... dia memanen ribuan kultivator seperti memanen padi? Itu teknik Iblis tingkat tinggi! Tapi auranya... kenapa terasa murni? Dan... efisiensi penjarahan itu... Tuan Lu tidak menyisakan setetes darah pun! Jenius!"

Quan Huaxi menatap dengan mata berbinar fanatik. "Itu adalah efisiensi, Douma. Itu adalah seni."

Di dalam formasi, 10 kultivator ranah King mencoba bertahan. Tapi energi mereka terkuras habis dalam hitungan detik.

BRUK. BRUK.

Mereka pun jatuh, disusul oleh teriakan putus asa mereka saat disedot ke dalam Void Mouth.

Hanya tersisa satu orang. Si Pemimpin Emperor Tahap 1.

Dia berlutut di haluan kapal, napasnya tersengal-sengal. Dia menggunakan artefak pelindung jiwanya untuk menahan sedotan itu, tapi wajahnya pucat pasi. Pasukannya... habis dalam kurang dari satu menit.

"Siapa kau?!" teriak si Emperor tua, suaranya penuh teror. "Kau bukan manusia! Kau Iblis!"

Keempat klon Lu Changzu menyatu kembali menjadi satu.

Lu Changzu melayang turun, mendarat di haluan kapal, tepat di depan Emperor itu.

"Kalian selalu mengatakan hal yang sama sebelum mati. Tidak kreatif," komentar Lu Changzu kecewa.

Si Emperor tua meraung, putus asa. "MATI BERSAMAKU!"

Dia meledakkan sisa auranya, mencoba meledakkan diri (Self-Destruct). Ledakan Emperor Tahap 1 cukup untuk melukai Lu Changzu.

"Oh? Mau meledak?" Lu Changzu tidak mundur.

Dia membuka Mata Void Kiri-nya.

ZIIING!

Retakan ruang terbuka di belakang Lu Changzu. Sebuah bola mata raksasa berwarna Emas Murni dengan jutaan rune berputar muncul.

Overlord Domain Eye.

"Hukum: Pembekuan."

Satu kata. Satu perintah mutlak.

Cahaya ledakan di tubuh si Emperor... berhenti.

Partikel energi yang sedang mengembang... membeku di udara.

Bahkan ekspresi wajah si Emperor yang sedang berteriak... terhenti di tengah jeritan.

Waktu dan Ruang di sekitar Emperor itu dikunci oleh Otoritas Emas.

Lu Changzu berjalan mendekat dengan santai. Dia mengulurkan tangannya, menembus dada si Emperor yang "membeku" itu seolah menembus air.

Dia meraba ke dalam.

"Ah, ini dia."

Dia menarik tangannya keluar. Di telapak tangannya, terdapat sebuah bola energi seukuran bola tenis yang berputar liar dan padat.

Itu adalah Dantian Emperor.

"Teori Dantian terbukti," gumam Lu Changzu, mengamati bola itu dengan mata Kristal-nya.

"Qi Activation sampai Master \= Gas/Angin.

Grandmaster dan King \= Cairan Kental.

Emperor \= Bola Padat (Solid Sphere)."

"Jika bola ini dipadatkan lagi hingga titik singularitas... maka akan tercipta Inti (Core). Dan saat itulah seseorang menjadi Entitas Tingkat 2 (Core Formation/4D)."

Lu Changzu meremas leher si Emperor (yang masih sadar tapi tidak bisa bergerak).

"Terima kasih atas donasinya. Dantianmu lumayan padat. Akan berguna untuk camilan Yanran atau bahan bakar boneka baruku."

KRAK.

Dia mematahkan leher Emperor itu, lalu melempar mayatnya ke dalam Void Mouth di bawah.

Lu Changzu menyimpan Dantian itu ke dalam kotak giok khusus. Dia kemudian melirik tumpukan ribuan cincin penyimpanan yang melayang di udara, hasil saringan otomatis dari Void Mouth-nya.

"2.060 Cincin. Ditambah gudang harta di kapal ini..." Lu Changzu menghitung cepat. "Estimasi total: 500 Juta Batu Spiritual, ribuan ton material, dan banyak teknik sampah yang bisa didaur ulang."

"Panen besar," Lu Changzu tersenyum puas.

Dia menjentikkan jarinya.

Api Hitam Transparan muncul, membakar kapal tulang raksasa itu.

Dalam sekejap, kapal itu menjadi abu yang beterbangan di angin.

Lu Changzu berbalik, kembali ke sisi Quan Huaxi dan Douma. Dia tidak berkeringat sedikit pun. Jubahnya tetap rapi.

"Ayo jalan. Jangan buang waktu," kata Lu Changzu santai.

Douma menelan ludah, tapi matanya berbinar melihat tumpukan cincin yang sudah disimpan Lu Changzu. "Te-Tetua Agung Lu... Luar biasa! Dan... uh... Sekte Giok Abadi pasti memiliki lebih banyak dari ini, kan?"

"Jauh lebih banyak, Douma. Jauh lebih banyak," Lu Changzu menepuk bahu Douma. "Simpan nafsumu untuk hidangan utama."

Quan Huaxi tertawa bangga. "Sudah kubilang, Douma. Ikuti Tuan Lu, dan kau akan mandi emas."

"Benar! Sangat benar!" Douma mengangguk cepat, semangat perampoknya semakin membara.

"Sekte Giok Abadi ada di depan," Lu Changzu menatap cakrawala, di mana puncak gunung hijau mulai terlihat.

"Bao Zuan... Lin Chen... Lin Yuwen..."

Lu Changzu menyeringai, matanya menyala dengan antisipasi.

"Siapkan diri kalian. Tamu agung datang untuk menagih janji."

Sekte Giok Abadi - Aula Utama.

Suasana di sekte itu suram. Kekalahan dalam perang dan penyerahan diri kepada Great Ming telah menghancurkan moral murid-murid. Namun, ketakutan terbesar mereka bukanlah pada Kaisar, melainkan pada janji "kunjungan" dari sekte tetangga.

Bao Zuan, Ketua Sekte, sedang mondar-mandir dengan gelisah.

"Apakah mereka benar-benar akan datang hari ini?" tanyanya pada Lin Chen.

Lin Chen, yang wajahnya tampak sepuluh tahun lebih tua, mengangguk lemah. "Mata-mata melaporkan... ada tiga aura kuat mendekat. Sangat cepat."

Di sudut ruangan, Lin Yuwen duduk memeluk lututnya. Matanya kosong. Dia bergumam sendiri.

"Dia datang... Iblis itu datang..."

BOOOOM!

Pintu gerbang utama sekte—yang terbuat dari Giok Roh setebal 10 meter—meledak hancur berkeping-keping.

Bukan diketuk. Diledakkan.

Dari balik debu gerbang yang hancur, Lu Changzu melangkah masuk, diapit oleh Quan Huaxi dan Douma yang menyeringai lebar melihat kemewahan aula itu.

Suara Lu Changzu, diperkuat Qi, bergema ke seluruh penjuru pegunungan Sekte Giok Abadi, membangunkan setiap murid dari meditasi mereka.

"Permisi! Paket Kehancuran... ah maksud saya, Paket Tagihan Kompensasi telah tiba!"

"Ketua Sekte Bao! Keluar dan sambut tamumu! Atau haruskah aku meratakan tempat ini dulu baru kita bicara?!"

Suaranya ceria, sopan, dan membawa teror mutlak.

Bersambung....

1
EGGY ARIYA WINANDA
🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!