Sequel lanjutan dari novel My Teacher My Secret Husband
Merlinda , gadis cantik bermata bulat , berambut ikal tebal , dengan warna kulit kuning langsat .
Elin , seperti itu biasa orang memanggilnya , gadis periang , humoris , yang akan selalu membuat orang lain tertawa berada di dekatnya.
Setelah kepergian Gery , laki laki yang pertama kali membuatnya jatuh cinta namun kemudian pergi meninggalkan dirinya untuk selama lamanya.
Meninggalkan ia tanpa pesan , namun sejuta kenangan indah yang tidak mungkin di lupakan ,
sejauh apapun dirinya pergi kenangan indah , namun menyakitkan itu akan selalu mengiringinya.
Sekarang ia telah tumbuh menjadi perempuan dewasa yang cantik dengan tutur kata yang lembut , ia benar-benar tidak menyangka jika kedatangannya ke New York akan merubah cerita kehidupannya yang kelam.
Kisah cintanya kembali terjadi di kota itu , dan hal yang paling gila adalah kalau ternyata ia sedang berkencan dengan pemilik perusahan di tempat ia magang saat ini.
" Ini benar-benar gila " umpatnya tidak percaya.
~~~
" Dia kekasihku " ucap CEO tampan itu , bibirnya terus melengkung dan merasa begitu bahagia karena akhirnya ia mempunyai kesempatan untuk memperkenalkan wanita yang memiliki seutuh hatinya pada semua orang , " bahkan saat ini kami sedang merencanakan pernikahan , bukankah begitu nona Merlinda ? " tambahnya , membuat mata coklat milik Elin membulat dengan sempurna , bersama suasana yang tiba-tiba hening oleh rasa tidak percaya semua orang , bagaimana mungkin karyawan magang itu adalah calon istri CEO tampan yang di gilai hampir semua kaum perempuan muda di kota New York.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sary Bhieltha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjodohan
" Morning " sapa Elin menyapa semua orang yang sudah duduk di meja makan menikmati menu breakfast kesiangan , karena jam sudah menunjukan waktu hampir siang.
" Morning mama yin " balas Naina gemas.
" Morning pengantin baruku" lanjut Elin pada Amel dan Alfin.
" Morning , apa kepalamu sudah baik baik saja ?" tanya Alfin tertawa.
" Sedikit pusing " sahut Elin yang kemudian duduk di kursi samping Naina.
" Makan ini " kata gGeen memberikan soup toge yang iya pesan.
" Apa breakfastnya ini ? " tanya Elin dengan dahi yang sedikit berkerut.
" Itu khusus untukmu , kau minum terlalu banyak tadi malam , dan jangan coba coba melakukannya lagi tanpa kami " hardik Green dan Elin hanya bisa tertawa cengengesan menanggapi omelan dari sahabatnya itu.
Sudah dua puluh menit ia duduk di meja makan , namun tidak melihat seseorang yang sejak kemarin terus bersamanya , dan dia cukup sungkan untuk menanyakannya pada Nathan.
" Apa kau mencari seseorang Elin ?" tanya Nathan dengan menahan senyum , sejak tadi ia terus memperhatikan Elin yang matanya terus kesana kemari dan berulang kali menoleh kebelakang saat pelayan datang membawa makanan mereka.
" emm , tidak kak " kata Elin berkilah yang merasa malu jika harus mengatakan yang sebenarnya.
" Sungguh ? " tanya Nathan lagi.
" Memangnya siapa yang aku cari kak ?, Semuanya ada disini bukan ? " sahut Elin yang terus berkilah lalu segera melanjutkan makannya.
" Benarkah , tapi kak Daniel tidak ada disini " sambung Amel dan Elin tetap bersikekeh untuk tidak bereaksi saat nama seseorang yang memang ia cari di sebut.
" Oh iya ya , memangnya dimana kak daniel ? tanya eEin dan semua orang langsung tertawa kecuali Naina yang memang tidak mengerti.
" Apa salahnya dari tadi langsung nanya sih lin " goda Alfin.
" Daniel sudah pulang tadi pagi " jelas Nathan.
" Benarkah " tanya Elin yang begitu terkejut membuat semua orang semakin tertawa geli " apa dia tidak bilang padamu tadi malam" tanya Nathan dan Elin menggelengkan kepalanya.
" Jangankan untuk berbicara padanya , aku sendiri pun tidak sadar bagaimana aku bisa sampai ke kamarku" lanjut Elin yang merutuki kebodohannya.
" emm tapi kak , apa benar kak Daniel sudah pulang ? " tanya Elin lagi untuk memastikan.
" iya Elin , dia sudah pulang tadi pagi karena ada urusan kantor yang harus ia selesaikan dan dia yang meminta padaku untuk memberikan soup ini padamu " jelas Nathan.
" Apa yang terjadi pada kalian tadi malam ? " tanya Amel menatap Elin " tidak terjadi apa apa , aku sedikit mabuk dan merasakan kepalaku begitu berat setelah itu aku tidak tahu lagi apa yang terjadi , dan bangun bangun aku sudah ada di dalam kamar hotel " jelas Elin dengan otak yang terus berpikir dan berusaha mengingat kejadian tadi malam.
" bBjuku masih utuh kok " gumam Elin pelan , yang terus mengingat bahwa tidak terjadi apa apa antara drinya dan Daniel .
" Kamu bicara apa lin ?" tanya Green yang sedikit mendengar gumaman Elin dan Elin segera menggelengkan kepalanya.
" Apa urusan kantornya begitu mendesak kak ? " tanya Elin lagi ,dan semua orang kembali tertawa.
" Kenapa kau begitu penasaran lin ?, Apa sudah tumbuh benih cinta di antara kalian ? " timpal Alfin dan Elin hanya bisa mendelikkan kesal matanya.
" Aku setuju kalau kau bersama kak Daniel , aku lihat dia orang yang baik dan bertanggung jawab " ujar Green dan Amel ikut menganggukkan kepala tanda ikut menyetujui.
" Jangan banyak berkhayal Green , pertemuanku dan dia hanya sebatas ini , tidak akan terjadi hubungan apa apa antara aku dan kak Daniel , karena setelah ini aku akan kembali New York dan kita tidak akan bertemu lagi" jelas Elin yang tanpa sadar berbicara dengan raut wajah yang berubah menajdi sedih.
" Tidak ada yang tahu dengan takdir Elin , Tuhan selalu mempunyai kejutan " sambung Nathan.
" Setidaknya jangan membicarakan sesuatu yang masih mustahil kak " sahut Elin dan Nathan hanya menanggapinya dengan tersenyum sambil terus menatap Elin dengan penuh arti.
flashback
Daniel masih terdiam dengan otak yang berpikir keras apa yang akan ia lakukan pada tubuh Elin yang sudah tertidur dalam rengkuhan tubuhnya dan ia tidak mengetahui di kamar nomor berapa Elin menginap sedangkan perempuan ini sudah tertidur begitu nyenyak.
Elin menggeliat sambil mengusap tubuhnya yang dingin di terpa angin malam , dress tanpa lengan yang ia gunakan tentu tidak bisa menghangatkan tubuhnya dari angin malam yang berhembus , dengan masih memeluk Elin , pelan pelan Daniel berusaha mengambil jas yang tadi ia letakan di sisi kursi dan segera memasangkannya pada tubuh Elin supaya gadis itu kembali nyaman pada tidurnya , Elin kembali menggeliat di dada Daniel namun dengan wajah yang begitu tenang karena telah menemukan tempat yang begitu nyaman untuk tidurnya.
Menatap wajah tidur Elin yang begitu damai di dalam pelukkannya membuat hati Daniel ikut menghangat , ia cukup terkejut saat melihat Elin menangis walau dalam keadaan mabuk , sangat terlihat kalauDhati gadis itu begitu hancur dan daniel bisa ikut merasakannya .
Pelan pelan tangan Daniel mengibas anak rambut yang hampir menutupi wajah Elin ,
ntah mengapa ada perasaan yang berbeda saat menatap wajah polos perempuan itu , hatinya menghangat bahkan timbul perasaan yang ingin mengenal Elin lebih jauh.
" Apa yang terjadi ? " tanya seseorang tiba tiba yang membuat Daniel terkejut.
" Oh syukurlah kau kembali jo , aku sedikit bingung akan aku bawa kemana temanmu ini " ujar Daniel merasa legah saat melihat yang datang adalah Nathan.
" Dia bukan lagi teman , tapi sudah aku anggap adikku sendiri rem " jelas Nathan dan kembali duduk di kursi yang tidak jauh dari Daniel
" Bantu aku membawa ke kamarnya jo " pinta Daniel sambil mengeratkan jasnya pada tubuh Elin.
" Biarkan dia tidur sebentar seperti itu ,dan dia terlihat cukup damai dalam pelukkanmu rem "
" Jangan mengujiku jo , aku masih lelaki normal dan sedikit mabuk " sahut Daniel tertawa namun matanya kembali menatap wajah Elin.
" Apa yang terjadi dengannya ? " tanya Daniel.
" Apa tadi terjadi sesuatu tadi ? tanya balik Nathan.
" Dia menangis , tangisannya begitu pilu jo , bahkan aku bisa ikut merasakan kehancuran hatinya , senyum yang aku lihat di wajahnya sekarang , berbeda saat aku melihatnya tiga tahun yang lalu " jelas Daniel sambil terus menatap wajah tertidur Elin.
" Tiga tahun lalu , apa sebelum ini kalian pernah bertemu ? " tanya nNthan terkejut dan Daniel menganggukkan kepalanya.
"Aku sudah pernah bertemu dengannya di Lombok "
" Benarkah ? " tanya Nathan yang semakin tidak menyangka.
"Kami juga bersamanya saat itu , tapi kenapa kita tidak bertemu dan sialnya mengapa kau tidak memberi kabar jika kau balik ke Indonesia "
" Sorry jo , aku hanya pulang sebentar dan langsung terbang ke Lombok , karena aku pikir tidak akan ke Jakarta makanya aku tidak menghubungimu " jelas Daniel.
" Dimana kau bertemu dengan Elin ? "
" Di pantai resort milikku , aku ingat itu waktu itu pagi hari dan dia sedang duduk di tepi pantai lalu aku menghampirinya , dia gadis yang cukup periang dan aku terus mengingat pertemuan sebentar itu " jelasnya lagi.
" emm dan saat itu dia masih bersama kekasihnya " lanjut Daniel.
" iya saat itu Gery masih ada bersama kita " sahut Nathan pelan sambil menghela nafas yang terdengar begitu berat.
" Apa yang terjadi jo ? " tanya Daniel yang ingin lebih tahu tentang apa yang terjadi pada Elin.
" Gery adalah sahabatku dan Alfin rem dan juga kekasih Elin , saat kau bertemu denganya waktu itu kita memang sedang liburan bersama di Lombok , liburan terakhir bersamanya " jelas Nathan dengan wajah yang terus berusaha untuk tetap tegar.
" Elin gadis yang kuat , selalu bisa menyembunyikan kesedihannya dengan keceriaannya , bahkan aku tidak tahu kalau selama ini dia tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya karena ia tidak menyukai hari kelahirannya "
" Kenapa ? "tanya Daniel semakin penasaran.
" Maafkan aku menceritakan ini pada Daniel lin " ucap Nathan pada Elin yang masih tertidur.
" Dia hanya anak angkat di keluarganya rem , karena itu dia tidak menyukai hari kelahirannya , hari dimana ia di berikan pada orang lain , dan saat itu untuk pertama kalinya dia merayakan ulang tahunnya bersama kami di Lombok dan itu berkat almarhum Gery , laki laki yang sangat mencintainya , dan kau tahu setelah hari kebahagian itu , Gery pergi untuk selama lamanya karena kecelakaan , dan kau bisa bayangkan rem , bagaimana hancurnya menjadi dia , bahkan sampai saat itu aku masih tidak ingin mengingat hari menyedihkan itu " jelas Nathan dengan kembali menarik nafasnya.
" Begitu banyak luka yang ia tutupi rem , kami sangat menyayanginya dan ingin dia kembali tersenyum seperti dulu , bukan senyum yang ia paksakan seperti sekarang " lanjut Nathan , Daniel masih diam , hatinya ikut terenyuh dengan apa yang terjadi pada perempuan yang berada di dalam pelukannya ini , bahkan perasaan itu jauh dari apa yang ia bayangkan , kembali ia tatap wajah Elin dan mengibas lembut anak rambut yang kembali menutupi wajah cantik gadis itu.
" Jika suatu hari kita kembali bertemu maka aku anggap itu perjodohan dari Tuhan" ucap Daniel pelan sambil terus menatap wajah Elin yang masih tertidur dalam rengkuhan tubuhnya.
jangan lupa vote , like dan coment🤗
dan sekali lagi terimakasih atas segala dukungannya🙏😇💚
si elin aj gk ketauan ending nya
aku membacanya lagi dan lagi.
eline suka cerita elin😁