cerita ini menurut sudut pandang Luna.
tentang Luna gadis introvert yang menyukai Raka, anak rajin dan pintar di sekolah nya. Namun ada Erlan yang menyukai Luna diam diam
selamat datang di cerita author, semoga suka dengan ceritanya.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I&p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Suara gemuruh motor terdengar. Aku segera berjalan keluar menyambut mereka dengan antusias. Kehadiran seseorang yang aku tunggu kedatangannya. Mereka adalah teman temanku di sekolah.
Akhirnya kerja kerasku, dan rasa capek yang aku lakukan untuk membersihkan rumah terbayar juga. Semoga saja teman temanku puas dan tidak menyesal mengerjakan tugas kelompok di rumahku.
"Yuk masuk! "
"Ayo biar cepet selesai tugasnya. "
Kami memasuki rumah ku. Rumah yang tertata dengan rapi, snack yang berjajar rapi, dan ada minuman dingin di atas meja. seakan akan sudah di siapkan untuk mereka santap.
"Wah, kamu menyiapkan makanan untuk kita? " yanti mengambil satu snack yang ada di atas meja.
"Iya. sambil mengerjakan tugas bisa sambil nyemil. "
"Perhatian banget sih, Luna. "
Semua terlihat menikmati. Akhirnya aku merasa lega, aku kira responnya akan berbeda.
kami duduk sambil membaca buku LKS untuk mendapatkan jawaban sambil memakan snack. Suasana di rumah saat ini sangat tenang dengan suara keripik.
"Aku tau jawabannya no 5 ini. " yanti menunjuk tulisan di buku LKS dan memperlihatkan pada kami bertiga.
"kita garisin dulu nanti di catat. " balas Seli.
Yanti mengambil pensil dan menggaris di bawah tulisan di buku LKS itu. Aku juga menggaris tulisan yang ada di buku LKS ku setelah ku rasa itu jawabannya. yang banyak berkontribusi dalam tugas kelompok adalah Seli.
Mungkin Seli mewarisi IQ dari orang tuanya sendiri kakaknya yang pintar. Gen mereka juga bagus, melahirkan laki laki yang tampan dan gadis yang cantik seperti Seli.
"Akhirnya selesai juga, Tinggal menulis saja. "
"Sinta aja yang nulis, tulisannya kan rapi. "
"Bilang aja kalau kalian malas nulis! "
Suahsana seperti ini jarang terjadi di rumahku. apalagi aku anak pertama dan terakhir, Ayah dan ibuku sibuk bekerja. Cuma aku yang ada di rumah sendiri.
"Kalian habis ini mau pulang? " tanyaku memulai.
"Iyalah. Emang boleh kita menginap? " Ucap Yanti bercanda.
"boleh sih. nanti kamu tidur di ruang tamu! " balas Seli.
"ahaha.. rumah ku gak banyak kamarnya. " balas ku.
Karena memang di rumahku cuma ada dua kamar, kamarku dan kamar orang tuaku, itu saja.
"Becanda kok. Kalau aku nginep bisa bisa di marahin sama mama ku. "
Hari menjelang sore, mereka berpamitan pulang denganku.
derrrt derrt...
Ponselku bergetar. ada pesan masuk dari seseorang tidak di kenal. Aku membuka pesan itu siapa tahu penting.
"Aku Raka. bisa kita bertemu? "
Aku tersentak, mungkin kah Raka sudah tau siapa miss hana yang sebenarnya adalah aku? Apa yang akan Raka lakukan padaku?
Apa yang harus ku lakukan? Bagaimana aku menjelaskan tentang akun miss hana padanya?
"Maaf Raka, aku sibuk mengerjakan tugas kelompok yang belum selesai. "
Semoga saja Raka mengerti dan tidak menggangguku untuk bertemu. Aku belum memiliki alasan yang pas untuk menjawabnya.
"Aku lihat Seli udah pulang. " balas Raka.
Raka kenapa begitu mementingkan ku? padahal bukannya Raka selalu terlihat meremehkan ku? dan mungkin yang dia sukai itu miss hana yang dia khayalin, bukan aku.
"Sampai ketemu besok. " balasku.
"Kamu gak takut kak Erlan tau? kita bicara di luar aja kecuali kamu mau pertemanan ku dengan kak Erlan renggang. " balas Raka.
Aku gak tau ternyata kamu punya sifat mengancam, Raka. Kamu mengancam ku dengan Erlan?
"Oke. dimana? "
"Di rumah makan papaku. aku di sana sekarang, aku tunggu kedatanganmu. "
Sampai di rumah makan tempat di adakannya pesta ulang tahun Seli aku berada. Tempat ini tenang dan tidak ada orang. mungkin Raka sengaja mengosongkan nya atau mungkin pelanggan lagi sepi pada jam sekarang. Aku melihat sosok yang familiar duduk di samping jendela. Dia Raka, cowok yang pernah aku suka.
Aku berjalan menghampiri Raka dan duduk di depannya.
"Akhirnya kamu datang. Apa akun anonim itu kamu? " tanya Raka sambil menahan emosi yang bergejolak namun tetap menenangkan dirinya.
"Ya.itu punyaku. " jawabku sambil menunduk.
Mungkin sekarang aku menyesal telah melakukan itu. Raka terlihat marah dari raut wajahnya, aku tau itu.
"Maafkan aku. "
"Apa bagus untuk mu mempermainkan perasaan ku? apa kamu senang? "
Kata kata itu membuatku tertusuk, aku memang melakukannya namun aku tidak tahu Raka akan memiliki pandangan yang tidak aku duga. Raka malah menyukai orang virtual dari akun yang aku buat.
"maafkan aku. aku tidak bermangsud begitu. " Aku ingin menjelaskan namun aku bingung, seakan akan otak ku kosong.
"lalu apa mangsudmu? "
"Aku, aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau kamu akan... menyukai miss hana yang aku buat. " ucapku Ragu namun tetap aku katakan.
"lalu? " Raka menatapku tajam.
"Itu, apa yang bisa aku lakukan agar kamu mau memaafkan aku? " tanyaku dengan menundukkan kepala ku.
Aku tidak berani menatap orang yang sedang marah padaku. Karena aku takut di benci orang lain, aku takut dimarahi.
"Apa orang yang kamu suka adalah aku? " Suara Raka tiba tiba menjadi lembut.
Aku menatap kearahnya, jelas aku tidak tahu perasaan ku yang sekarang untuk siapa. Aku bingung jika di hadapi pertanyaan seperti itu. aku ingin menjawab iya namun hatiku seperti bukan untuk nya lagi.
"Aku tidak tahu sekarang. tapi dulu mungkin iya. " jawabku dengan menatap matanya.
"Jadi siapa sekarang? "
"Kenapa kamu ingin tahu? bukankah itu tidak penting bagimu? "
"Penting! sangat penting!! " Ucap Raka serius.
"Apa itu kak Erlan? " yang terpikir kan di otak Raka adalah Erlan.
"Aku tidak akan mengatakannya. "
Dari kejauhan sosok Yuni sedang mengintip di balik tembok. Yuni memfoto Aku dan Raka.
"Dasar gatel! aku kasih tau ke Erlan kalau kamu lagi bersama Raka biar tau rasa. "
Yuni mencari nomor telepon Erlan dan mengirim foto aku bersama Raka.
"Siapa suruh berani melawan aku. Cewek seperti kamu gak pantas!!! "
"Kamu naik apa? mau aku antar? "
Tiba-tiba saja Raka menjadi perhatian. padahal sebelum dia tau kalau aku adalah miss hana, dia tidak se perhatian ini.
"Gak usah. aku bawa motor sendiri. "
Kalau aku tidak bawa motor sendiri mungkin aku juga akan menolak diantar Raka.
"Kalau begitu aku ikuti dari belakang sampai rumah kamu. ini kan udah malem. "
"Yaudah."
Akhirnya aku pulang dengan Raka yang mengikuti motorku dari belakang.
Kenapa perasaan ku mengatakan kalau besok akan terjadi badai besar? perasaan ku jadi tidak enak. semoga saja besok bisa menjadi hari hari tenang seperti biasanya.
Sampai di rumah ibu ku mendengar suara motor dan langsung berjalan keluar. Raka menghentikan motornya dan bersalaman dengan ibuku.
"Eh, siapa ini? " tanya ibuku.
"Saya Raka temannya Luna, tante. "
"Oh, makasih ya sudah antar Luna. "