NovelToon NovelToon
Transmigrasi Lunara Dan Sistem

Transmigrasi Lunara Dan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elle Nova

Lunara Airi, gadis keturunan Jepang yang dikenal sebagai Queen dari klan mafia Black Wolf, tewas dalam kecelakaan brutal akibat pengkhianatan musuh lamanya. Namun alih-alih mati, ia terbangun di tubuh seorang gadis keturunan Jepang bernama Aeryn Vynne Hikari — korban koma akibat pembullyan.

Di dunia baru yang tampak tenang namun penuh rahasia gelap, Lunara kini didampingi oleh sebuah sistem yang muncul dalam pikirannya.
Dengan sistem itu, ia menapaki kembali jalan menuju kekuasaan, balas dendam, dan pengendalian dunia modern yang hanya terlihat damai di permukaan.

Lunara bukan lagi hanya Queen dari dunia bawah…
Kini, dia adalah Aeryn Vynne Hikari — pemilik sistem yang bisa menundukkan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elle Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LEGITIMASI

SMA GARUDA terasa aneh pagi itu. Suasana sekolah yang biasanya ramai dengan tawa dan obrolan kini lebih hening, penuh bisik-bisik yang berhenti total ketika beberapa siswa menoleh ke arah Aeryn. Efek konferensi pers Hakari Group yang dipimpin Raka Hakari masih terasa, menggeser gosip dari bencana menjadi kekuasaan. Layar ponsel beberapa murid menampilkan notifikasi berita nama Aeryn muncul di headline Tokyo. Sekolah, yang biasanya hanya tempat belajar, kini terasa seperti arena seleksi tak kasat mata.

Aeryn datang ke sekolah seperti biasa. Seragam rapi, rambut panjangnya yang di-ombre ungu muda di-curly memantulkan cahaya pagi, menimbulkan kesan indah namun dingin dan tidak bisa ditembus. Suara loafers kulitnya berketuk pelan di lantai marmer, satu-satunya suara yang konstan di koridor yang mendadak sunyi. Saat ia berjalan, ia bisa merasakan tatapan yang intens. Siswa laki-laki terlihat kagum, tetapi siswa perempuan lain menahan napas, mata mereka penuh campuran iri dan rasa ingin tahu yang tak berani diungkapkan.

Reputasi Hakari telah ‘bersih’ dari tuduhan kelalaian, tetapi Aeryn kini menjadi pusat perhatian. Ia bukan lagi sekadar siswi biasa, ia adalah anak tunggal yang selamat dari upaya sabotase, dengan kakak sebagai CEO karismatik, dan namanya baru saja disebut di berita utama. Guru-guru bersikap lebih berhati-hati guru Sejarah menatapnya dengan sopan, menghindari kontak mata. Murid kelas reguler melihatnya sebagai ‘figur kelas atas’ statusnya dilegitimasi oleh krisis itu sendiri.

Sekolah, bagi Aeryn, telah berubah dari tempat belajar menjadi alat seleksi kekuasaan. Legitimasi itu dirasakan di udara, bukan diumumkan, melainkan tercermin dari setiap pandangan yang mengikutinya.

 

Di Kelas Unggulan, suara kertas berdesir pelan di antara bisik-bisik cepat dan ketegangan menusuk. Aeryn mengambil tempat duduk, dan tak lama kemudian Revan masuk. Aura santainya yang biasa telah hilang, digantikan oleh ketegangan dan agresivitas. Ia berjalan dengan langkah berat, bahunya kaku, dan napasnya terdengar sedikit lebih dalam dari biasanya.

​Ia tahu narasi media yang ia sebarkan telah runtuh, dan posisinya sebagai ‘orang terkuat’ di kelas kini goyah. Tatapan Revan ke Aeryn bukan lagi tatapan saingan biasa, melainkan obsesi terpendam yang bercampur kebencian dan ketidakpercayaan akan kecepatan Aeryn bertindak. Jari-jarinya sudah menekuk dan mencengkeram pulpen mahal yang ia bawa, seolah itu adalah satu-satunya benda yang bisa ia kontrol.

Pelajaran dimulai, dan Revan mencoba menyerang secara terselubung.

​“Gue harap,” ujar Revan dengan suara lantang yang terdengar sarkastik, “pembahasan materi fisika tentang tegangan permukaan ini nggak kayak ‘bukti sabotase’ di Minato-ku yang terlalu cepat dan terlalu sempurna, hingga substansi faktanya menjadi kabur.”

Kelas hening. Semua orang tahu sindiran itu ditujukan ke Aeryn. Aeryn merasakan ketegangan di seluruh tubuh Revan. Ia tidak membalas langsung, hanya menoleh sedikit. Tatapan dinginnya menusuk, diamnya lebih mematikan daripada seribu kata. Revan menyindir kasus Minato-ku dengan nada meremehkan, tetapi tidak mendapatkan reaksi yang diinginkannya. Ego Revan mulai retak, namun obsesinya tetap menguat dia tidak akan pernah mengakui kekalahan.

 

Tiba-tiba, Guru Matematika tingkat lanjut, yang terkenal dingin, mengumumkan

​“Atas rekomendasi dewan akademik, hari ini kita akan mengadakan Tes Dadakan. Materi bersifat exploratory, setara soal olimpiade tingkat nasional.”

Kelas yang biasanya percaya diri mendadak tegang. Di papan tulis, simbol-simbol tensor dan persamaan diferensial yang kompleks terlihat mengancam. Tes ini bukan sekadar evaluasi, tetapi alat seleksi kejam. Keringat kecil terlihat di dahi beberapa murid saat mereka mencoba menutupi kepanikan mereka. Revan mencoba menutupi keterkejutan dengan wajah percaya diri, namun matanya sering melirik ke Aeryn.

Sementara itu, Aeryn menarik napas dalam. Dalam monolog internalnya, ia menganalisis Ini bukan tes memori. Ini tes kecepatan pola. Revan akan gagal karena terlalu percaya pada logika tunggal. Mata Elang aktif secara halus pelipisnya dingin. Dunia di sekitarnya sedikit buram, tetapi angka dan simbol di hadapannya menjadi tajam luar biasa.

Aeryn merasakan waktu melambat. Analisisnya super cepat pola soal yang dirancang untuk menguji tekanan, kelemahan logika, dan jebakan tersembunyi. Dia menulis dengan presisi mematikan.

Revan, di kursinya, awalnya menulis cepat, tapi mulai meragukan jawabannya sendiri saat melihat Aeryn tetap tenang. Ego dan obsesinya terguncang, tetapi ia menolak menerima kenyataan bahwa dia kalah secara bersih.

 

​Dua hari kemudian, hasil tes diumumkan. Guru Matematika memasang lembar hasil di papan pengumuman dengan ekspresi terkejut. Kelas hening. Semua mata tertuju pada papan.

​Aeryn: 99

​Revan: 92

Guru berdeham, memecah keheningan. “Nilai ini akan dicatat sebagai bagian penilaian semester. Selamat, Nona Hakari. Ini performa yang belum pernah kami lihat dari siswa kelas 2.”

Tidak ada tepuk tangan, hanya bisik-bisik. Suara desahan kekaguman bercampur dengan dengusan iri. Beberapa siswa mulai membandingkan Aeryn versus Revan secara diam-diam. Poin pentingnya bukan kemenangan publik yang heboh, tetapi legitimasi intelektual yang tidak bisa diganggu gugat.

Revan duduk mematung. Dalam pikirannya, "Aku yang seharusnya utama. Anak manja itu… dia pasti curang. Aku tidak boleh kalah di dua arena sekaligus." Obsesi Revan kini sepenuhnya memonopoli pikirannya. Setiap langkahnya akan diarahkan untuk menjatuhkan Aeryn, bukan karena kekalahan akademik, tapi karena posisinya yang ia klaim dicuri.

Menjauh dari kelas, Revan berjalan menuju tangga darurat. Sendirian. Ia meninju dinding, menahan geram. Darah menetes dari jarinya. Paranoia menggerogoti pikirannya, obsesinya membuatnya irasional. Ia tidak melihat solusi logis, hanya pembalasan. Matanya memerah. Rencana ekstrem mulai terbentuk, bukan sebagai strategi, tetapi sebagai kompulsif emosional.

 

Sore hari, Aeryn duduk di rooftop sekolah, menatap kota Tokyo yang luas. Cahaya matahari senja menyelimuti gedung-gedung pencakar langit. Garis cahaya oranye dan ungu memantul di kaca jendela gedung-gedung di bawah. Angin Tokyo berdesir dingin, bermain dengan rambutnya yang curly, menenangkan suasana hatinya yang dingin. Ia meninjau lembar ujiannya satu poin hilang.

Pesan terenkripsi masuk. Pengirim Kenzo Takahashi.

​Kenzo: Soal ujianmu hari ini bukan level SMA. Itu soal seleksi khusus. Kau siap naik kelas. Pertemuan pukul 04:00 besok. Jangan telat.

Aeryn tersenyum tipis. Kontrak Daddy Danu menuntut kesempurnaan, dan ia telah membuktikan kemampuan dirinya. Akademik ternyata adalah alat kekuasaan lebih tajam daripada bisnis.

​Ia merasakan energi kemarahan Revan dari kejauhan. Rivalnya kini menjadi ancaman yang makin tidak rasional dan berbahaya. Dalam batinnya, Aeryn mengakui, Ini jauh lebih menarik daripada hanya mengurus kerugian pipa. Permainan sudah dimulai lagi.

Aeryn menatap kota di bawahnya.

​"Legitimasi sudah di tanganku," bisiknya pelan. "Sekarang tinggal bertahan hidup di antara mereka yang tak siap kalah."

Bersambung....

1
Noey Aprilia
Tnggu aja smp revan bnr2 hncur...
mngkn dia bkln sdar,atw mngkin mkin gila....
Elle Nova: Mksh kak sarannya🤍
total 1 replies
anna
💪
anna
👍❤
anna
anna
👍
Noey Aprilia
Hai kk...
aku udh mmpir....mskpn nysek d awl,tp mkin ksni mkin seru...smp ngebut bgt bcanya biar bsa komen....😁😁😁....
D tnggu up'ny y kk....smngttt....😘😘😘
Noey Aprilia: Cama2.....😀😀😀
total 2 replies
Wahyuningsih
q mampir thor
Elle Nova: terimakasih🤍
total 1 replies
azka aldric Pratama
hadir
Elle Nova: terimakasih🤍
total 1 replies
AngelaG👁💜
Keren abis
Elle Nova: terimakasih🤍
total 1 replies
Sarah
dahsyat ttg cerita ini, semoga terus sukses author!
Elle Nova: terimakasih🤍
total 1 replies
.🌱Pomhy.☕
Ngakak parah!
Elle Nova: terimakasih,sdh mampir🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!