"Aku tidak pernah memaksa siapapun untuk mencintai ku, dan jika pun cinta segitiga ini tetap harus berlanjut maka aku akan pastikan bahwa aku akan menjadi pemenang nya. apapun yang terjadi nantinya." ucap Daisy yang sudah putus asa karena tidak bisa melepaskan diri dari cinta yang terus membelenggu nya.
Dengan luka dan tetes air mata gadis cantik itu melanjutkan langkahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Daisy pun memandikan putranya dengan sangat telaten, entah kenapa ada perasaan takut kehilangan dan rasa rindu yang teramat besar di setiap saat, saat Daisy harus meninggalkan putra semata wayangnya di rumah untuk bekerja. Tapi membawa Adam ke rumah sakit pun bukan pilihan yang tepat.
Daisy pun saat ini masih memeluk putra semata wayangnya setelah dia selesai memandikan dan memakaikan baju nya juga menyisir rapih rambut Adam yang berwarna blonde tersebut.
"Sayang mommy hari ini pertama kalinya kamu masuk sekolah di negara ini, mommy berharap kamu bisa beradaptasi dengan lingkungan setempat, dan ingat kata mommy kalau ada apa-apa langsung bilang sama mommy ok?"ujar Daisy yang kini menggendong putranya membawa dia menuju ke lantai bawah.
"Pagi sayang, kamu sudah siap, aunty yang akan temani kamu ke sekolah karena hari ini mommy sudah pasti sangat sibuk."ucap Tiana seolah dirinya set tidak sibuk.
"Tidak usah Tia, biar aku saja karena ini hari pertama dia sekolah lagipula aku bisa ijin untuk setengah hari karena aku dinas malam."ucap Daisy.
"Tapi kamu sudah gunakan seragam kerja?"ucap Tia.
"Aku akan langsung berangkat kerja, tapi untuk dua jam pertama aku akan dampingi Adam terlebih dahulu untuk mengenali lingkungan sekolah nya."ucap Daisy.
"Dy apa kamu masih marah soal yang kemarin?"ujar Tiana.
"Marah, memangnya apa kesalahan mu Tia, aku hanya ingin mengantar anak ku di hari pertama masuk sekolah apa aku salah?"ujar Daisy.
"Tidak Dy, tapi kamu kan sibuk hari ini?"ujar Tiana.
"Sibuk apa?siang ini tidak ada banyak pasien, hanya ada operasi nanti malam karena pasien sedang dalam perjalanan dari luar negeri."ucap Daisy.
"Hm..."lirih Tia yang tidak bisa bilang secara langsung pada Daisy bahwa saat ini Kris Levin sedang menyiapkan pernikahan nya dengan Aksa.
Sementara itu saat ini Aksa pun sudah berangkat ke perusahaan, dari rumah nya sekaligus untuk mengantar putrinya sekolah.
Sementara Daisy sibuk menyiapkan bekal makan siang Adam sambil sesekali berbincang dengan putra semata wayangnya itu.
Daisy pun langsung menyuapi putranya sarapan pagi sebelum akhirnya ia sarapan dengan makanan sehat yang disiapkan oleh bu Yuni.
Pagi yang cerah Daisy pamit lebih dulu pada Tiana dia pergi dengan Adam tanpa baby sitter nya itu, karena wanita itu akan menyusul saat Daisy akan pergi bekerja nanti lebih tepatnya Adam akan pulang dengan baby sitter dan sopir.
Sementara Daisy lanjut ke rumah sakit, sepanjang perjalanan Daisy terus fokus pada jalanan sambil mengajak Adam bicara.
"Sayang, kamu bisa mengerti dengan bahasa yang sering mommy ajarkan padamu bukan, jadi kalau mereka menggunakan bahasa itu kamu pun bisa gunakan bahasa yang sama okay."ucap Daisy yang selama ini selalu berbicara bahasa Indonesia pada Adam meskipun putranya selalu berbahasa inggris atau Jerman.
"Okay mom."balas Adam.
"Syukurlah mommy bisa tenang, tapi kalau tidak ada yang kamu mengerti lebih baik jangan berbicara pada mereka, langsung tanya saja sama mommy okay."ucap Daisy yang tidak ingin putranya dibully teman sekolahnya nanti.
"Mom... bukankah itu mobil daddy?"ujar Adam yang melihat mobil Aksa disana.
"Boy, jangan panggil tuan itu dengan sebutan daddy saat dia tidak sedang berada di rumah kita,"ucap Daisy yang kini sadar bahwa tidak hanya Adam yang sekolah disana, tapi juga putri Aksa Alika.
"But why mom?"ucap Adam yang tidak mengerti.
"Just don't do it, you understand, right darling?"ucap Daisy.
"Okay, Mom."ucap Adam lagi tapi hati nurani Adam menolak permintaan sang mommy karena dia tidak ingin kehilangan sang daddy yang sudah dekat dengan nya.
Daisy pun turun terlebih dahulu setelah memarkirkan mobilnya di parkiran tersebut, dia mengitari mobil nya untuk membuka pintu mobil untuk putranya itu.
Langkah Daisy yang terlihat sedikit tersendat-sendat pun membuat Adam sedikit tidak sabar, sampai dia memanggil sang mommy.
"Mom fast"pinta Adam.
"Ya sayang."balas Daisy yang kini melangkah cepat tanpa peduli dengan rasa sakit sisa percintaan dimalam pertamanya itu.
Daisy pun membuka pintu mobil nya, dan menggendong Adam sambil membawa tas milik Adam lalu bergegas menutup pintu dan berjalan menghampiri wali kelas Adam yang juga berjalan kearah mereka untuk menyambut nya.
"Hello, let me introduce myself. My name is Isabella. I will be the one teaching you in class."ucap Isabella wali kelas Adam.
"Hello teacher, nice to meet you."ucap Adam.
"Good boy, come with Miss Isabella"ujar Daisy, Adam pun hanya bisa mengangguk pasrah sambil sesekali melirik kearah ibunya yang kini melambaikan tangan sambil tersenyum padanya.
"Honey kamu sudah datang dimana putra kita."ucap Aksa yang kini berjalan kearahnya bersama beberapa pria lain dengan pakaian formal mereka menandakan bahwa mereka semua adalah orang penting.
Sementara Daisy tidak membalas pertanyaan Aksa, dia justru berjalan dengan cueknya menuju kearah kelas Adam.
Aksa pun langsung mengejarnya dan berhenti saat Daisy berhenti disana."Tuan jaga sikap anda ini di tempat umum."ucap Daisy lirih.
"Aku tidak peduli honey lagipula apa aku salah menyapa istriku sendiri."ucap Aksa yang malah ingin merangkul pinggang Daisy.
"Tuan please atau saya tidak akan pernah mau bertemu dengan anda lagi." ucap Daisy tegas.
"Dokter Daisy juga disini?"ujar seseorang yang ternyata adalah salah seorang pasien Daisy yang sudah sembuh total.
"Ah ya, saya mengantar putra saya sekolah untuk hari pertama nya."ucap Daisy yang kini memutuskan untuk duduk di tempat yang tersedia.
"Honey kenapa menggunakan pakaian dinas mu?"ucap Aksa lirih.
"Saya akan langsung berangkat kerja setelah Adam pulang sekolah nanti."ucap Daisy.
"Honey seharusnya kamu istirahat dirumah, bukankah ada Tiana yang akan mengantar putra kita sekolah?"ujar Aksa.
"Saya ada jadwal operasi sampai malam nanti, jadi bagaimana saya akan istirahat."ucap Daisy yang kini membuat raut wajah Aksa berubah datar sambil menatap lekat wajah cantik Daisy.
"Tapi nanti adalah waktu pernikahan kita honey, aku sudah bicara pada Reynald untuk menggantikan posisi mu sementara waktu."ucap Aksa.
"Dia pasien ku dari luar, dan kami sudah membuat janji, dan aku rasa manager rumah sakit pun sudah mengetahui semuanya."ucap Daisy.
"Tapi honey bagaimana dengan kita, bukankah kita sudah sepakat untuk melangsungkan pernikahan kita sore ini?"ujar Aksa.
"Tidak aku tidak pernah menyetujui itu,"ucap Daisy tegas.
"Honey siap atau tidak sore ini kita akan melangsungkan pernikahan."ucap Aksa.
"Terserah saja,"balas Daisy.
...*****...
Setelah Adam pulang sekolah Daisy pun berangkat ke rumah sakit seperti apa yang sudah direncanakan nya. Sesampainya di rumah sakit dia pun bekerja seperti biasanya dan diluar dugaan saat ini ternyata banyak pasien dengan berbagai keluhan yang membutuhkan pertolongan nya sebagai dokter bedah.
Daisy pun mulai memeriksa kondisi pasien tersebut satu persatu sampai akhirnya waktu untuk operasi pun akan dimulai, pasien yang sudah menunggu dua hari untuk segera ditangani oleh Daisy pun akhirnya dia tangani, waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, tapi Daisy baru memasuki ruang operasi.
Bersama dengan tim dokter lainnya Daisy pun mulai bekerja keras, seperti biasanya. Detik demi detik terasa seperti tahun demi tahun. karena kendala yang dihadapi saat ini ketika tiba-tiba pasien semakin drop.
Daisy pun meminta timnya untuk secepatnya melakukan tindakan hingga akhirnya pasien kembali stabil dan operasi pun kembali dilanjutkan hingga akhirnya operasi berjalan lancar meskipun keadaan pasien masih dalam kondisi kritis.
Akhirnya Daisy pun selesai melakukan operasi pada pukul tujuh malam, dan kini dia sedang istirahat makan malam.
Satu pasien lagi sudah menunggu Daisy untuk transplantasi jantung. Seluruh persiapan telah usai dan tinggal menunggu Daisy yang kini bangkit dari meja kantin dan kembali ke ruang operasi.
Butuh waktu hingga berjam-jam mengingat ini adalah operasi besar yang memiliki resiko tinggi dan Daisy harus benar-benar fokus dalam bekerja.
"Dokter Daisy, pasien sudah siap dan pendonor pun sudah ada di ruangan yang sama."ucap asisten pribadi Daisy yang kini membantu Daisy menggunakan jubah untuk operasi sampai semua perlengkapan terpasang Daisy pun berjalan diikuti oleh faris menuju ruang operasi.
Daisy pun menyempatkan diri untuk berdoa dan memanggil sang mama dalam hatinya untuk bisa menguatkan dirinya setiap kali ia akan melakukan pekerjaan terberat nya sampai saat ini.
Daisy pun langsung bergegas masuk kedalam dan disana teman-teman dokter nya sudah menunggu, mereka pun melakukan doa bersama sebelum memulai melakukan operasi tersebut.
Sementara itu di kediaman Daisy Aksa terlihat dalam keadaan marah ketika dia datang untuk menjemput calon istrinya ternyata Daisy tidak ada disana.
Dia pun langsung menghubungi rekan bisnis nya untuk menanyakan tentang Daisy, dan ternyata dia sedang berada di luar negeri.
tapi dia bilang dia sudah mengurus semuanya lewat manager rumah sakit.
Sampai saat Aksa datang ke rumah sakit, pria itu pun tidak mendapati pria itu ada disana, Jeny adiknya pun sudah pulang tadi sebelum jam makan malam, dan yang ada hanya Fathan yang ada di ruang IGD dan dia pun sedang sangat sibuk hingga Aksa tidak bisa bertanya padanya.
Aksa pun kembali ke ruangan Daisy, dia masuk tanpa ijin dan dia duduk disana sambil melihat-lihat barang-barang pribadi Daisy, dia begitu marah saat melihat Daisy yang berbaring di pangkuan laki-laki tampan dengan senyumnya yang merekah.
Aksa pun langsung merobek foto itu dan hanya menyisakan foto Daisy saja lalu dia letakkan sobekan foto tersebut diatas meja kerja Daisy.
Entah apa maksudnya, tapi yang jelas itu akan menjadi peringatan untuk Daisy bahwa tidak ada satupun pria yang bisa dekat dengan Daisy.
Waktu terus berlalu Aksa bahkan sempat ketiduran di sofa yang ada di sana, hingga getar ponselnya membangunkan dia dari tidurnya.
Pria tampan itu pun membuka mata dan langsung bangkit ketika ia sadar bahwa ia berada di rumah sakit tepatnya di ruangan Daisy.
Sementara itu Daisy sendiri baru selesai melakukan operasi transplantasi tersebut tepat pukul sebelas malam, Daisy pun berjalan keluar diikuti oleh rekan kerjanya.
Aksa sendiri kini tengah duduk di sofa setelah membasuh muka, Daisy yang memasuki ruangan tersebut pun sempat mematung di tempatnya saat melihat Aksa yang kini menatap lekat kearahnya.
"Saya sudah bilang saya sibuk lalu kenapa anda masih datang."ucap Daisy.
Aksa tidak menjawab, dia hanya melipat kedua tangannya di dada, Daisy pun akhirnya hanya bisa menghela nafas panjang setelah itu ia melanjutkan langkahnya menuju ke arah barang-barang pribadi nya.
Dia meraih handbag dan langsung membawanya kedalam toilet yang kini ia kunci pintu nya.
Sementara Faris duduk di kursinya tepat disamping kursi Daisy seolah-olah ia tidak melihat keadaan pria yang sejak tadi menatap tajam kearahnya.
"Sudah berapa lama kau bekerja di rumah sakit ini?"tanya Aksa yang kini membuat Faris menoleh kearahnya.
"Tiga tahun Mr,"balas Faris.
"Besok kau akan dipindahkan ke rumah sakit lain,"ucap Aksa yang kini membuat Daisy langsung protes.
"Kamu sedang marah padaku kak, jangan bawa-bawa dia."ujar Daisy tegas.
"Honey,"ujar Aksa.
"Faris tidak ada hubungannya dengan kita, jadi tolong jangan bawa-bawa dia."ucap Daisy.
"Dia asisten yang tidak becus bekerja, bagaimana bisa kamu mempertahankan dia honey."ucap Aksa.
"Dia bukan Kris yang memiliki wewenang untuk mengurus semuanya sesuai keinginan mu, dia bekerja sesuai perintah."ucap Daisy lagi.
"Honey sadar dengan apa yang kamu lakukan, kamu sudah membela laki-laki lain dihadapan suamimu sendiri."ucap Aksa yang kini bangkit dengan tatapan tajam dia menghampiri Daisy.
"Faris pergilah bersih-bersih dulu, saya akan pulang duluan kamu bisa pulang setelah nya."ucap Daisy yang kini mencoba mengalihkan pembicaraan.
Aksa langsung meraih pergelangan tangan Daisy dan menariknya untuk pergi, tapi Daisy justru malah menahan diri sambil berkata."Aku belum membereskan barang-barang ku."ucap Daisy yang kini melepaskan genggaman tangan Aksa.
"Karena kamu pernikahan kita kembali diundur sampai besok pagi, jika besok pagi kamu berulah lagi maka jangan salahkan aku jika aku mengadakan pesta pernikahan kita secara besar-besaran dan mengundang publik agar seluruh dunia tau bahwa kamu adalah istriku."ucap Aksa dengan tegas.
"Kita bisa menikah setelah tiba di rumah, lagipula pernikahan kita hanya pernikahan siri bukan, jadi tolong jangan besar-besarkan masalah."ucap Daisy.
Sementara Daisy sendiri kini sudah selesai merapihkan barang-barang pribadi nya, dia tidak tau tentang foto yang Aksa ambil dari kotak penyimpanan pribadi nya.
Mereka pun pulang bersama, dan saat ini Daisy kembali meninggalkan mobilnya di parkiran rumah sakit karena Aksa meminta nya untuk masuk kedalam mobil pribadinya.
Aksa pun mengemudikan mobilnya menuju rumah pribadi nya yang saat ini akan menjadi saksi bisu pernikahan mereka.
Daisy tidak tau bahwa saat ini mereka sebenarnya menikah resmi karena dia sudah mendapatkan tandatangan Aurora yang ia jebak kemarin sore.
Aurora yang hanya menginginkan uang saja,dia bahkan tidak membaca surat perjanjian yang menyatakan bahwa Aksa akan menikah lagi secara resmi atas persetujuan istri pertamanya.