NovelToon NovelToon
Babysitter Pavorite

Babysitter Pavorite

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Harem / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Romansa
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: SNUR

"Berhenti gemetar Ana.. Aku bahkan belum menyentuhmu." Nada suara itu pelan, rendah, dan berbahaya membuat jantung Ana berdebar tak karuan. Pertemuan mereka seharusnya biasa saja, tapi karena seorang bocah kecil bernama Milo semuanya menjadi berubah drastis. Daniel Alvaro, pria misterius yang membuat jantung ana berdebar di tengah kerasnya hidup miliknya. Semakin Ana ingin menjauh, semakin Daniel menariknya masuk.Antara kehangatan Milo, sentuhan Daniel yang mengguncang, dan misteri yang terus menghantui, Ana sadar bahwa mungkin kedatangannya dalam hidup Daniel dan Milo bukanlah kebetulan,melainkan takdir yang sejak awal sudah direncanakan seseorang.
Bagaimana jadinya jika Ana ternyata mempunyai hubungan Darah dengan Milo?
apa yang akan terjadi jika yang sebenarnya Daniel dan Ana seseorang yang terikat janji suci pernikahan di masa lalu?
Siapa sebenarnya ibu dari Milo? apa hubungannya dengan Ana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fitnah

“Ana! Dasar si cabe-cabean!" Gumam seorang gadis muda di depan pintu sebuah cafe. Gadis itu bernama Sherin. ia dan kedua teman-temannya baru saja tiba di sebuah cafe tempat nongkrong anak muda.

Matanya langsung tertuju pada seorang gadis cantik dengan wajah blasteran rusia yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Ia melangkah cepat menghampiri gadis itu yang sedang mengatur nampan di meja bar.

"masih berani lo muncul di depan gue! Dasar jalang, ga tahu malu! cihh! ” Gadis itu berdiri di depan Ana dengan tangan bersedekap, wajahnya penuh amarah dan tatapan merendahkan. Beberapa pelanggan menoleh penasaran, sementara Ana yang mengenakan seragam waiter hanya terdiam.

Ana menghela napas dengan berat. “Maaf Sherin, aku lagi kerja. Tolong jangan bikin keributan di sini.”

“Keributan?” Sherin mendengus, wajahnya memerah menahan ledakan amarah.

" Lo bener-bener bikin gue muak dasar jalang." Teriak Sherin dengan keras mengundang perhatian para pengunjung Cafe. ia menggebrak meja bar dengan keras, membuat beberapa orang berjengkit karena kaget.

"Gue udah bilang dari dulu,” lanjut Sherin, kakinya maju beberapa langkah mendekati Ana "Jangan pernah coba-coba deketin Raffael! Tapi dasar lo nggak tahu diri, Dasar gadis miskin. Lo ga pantes bersanding sama Rafael, kalian itu ibarat langit dan bumi. Ngerti Lo! ”

Ana mengerutkan kening. “Aku nggak pernah dekatin siapa pun. Kamu salah paham, Sherin. Aku—”

" Bullshit lo, "

“Lo tuh nggak sadar diri! Jelas-jelas Raffael suka sama lo, dan lo sok-sokan pura-pura polos! Biar apa hah? supaya Rafael makin simPATI sama lo! Najis! ”

Ana menegakkan badannya, menatap Sherin dengan tenang. “Aku bahkan nggak pernah berbicara hal pribadi bersama Rafael. Urusan kita hanya tentang organisasi dan tugas sekolah, tidak pernah lebih dari itu. Memangnya apa keunggulan seorang Sherin sehingga harus di sukai semua orang? Dia Hanyalah gadis manja yang bodoh dan semena-mena, mengatasnamakan nama keluarga sebagai pelindungnya. ckkk... Sayang sekali. Seorang Sherin memang tidak memiliki daya tarik sama sekali. jadi, jangan salahkan diriku jika Rafael tidak melirikmu sama sekali. "

Teman-teman Sherin terkesiap. Sherin membeku sejenak, tak menyangka Ana akan balik menyerang dirinya.

“Lo—! Beraninya lo ngomong kaya gitu sama gue!” Sherin memelotot. Dadanya kembang kempis dengan cepat.

Ana mengangkat alis tipis. “Kamu yang datang ke tempatku bekerja lalu berbicara seenaknya. Jadi siapa yang tidar sadar diri disini?”

Sherin terdiam. Untuk pertama kalinya, ia kalah debat. Bibirnya gemetar menahan malu di depan teman-temannya.

“Udah, Rin… ayok duduk aja,” bisik salah satu temannya.

Dengan wajah panas, Sherin mendengus dan akhirnya memilih untuk duduk. “Fine. Kita pesan makanan. Biar pelayan miskin ini kerja yang bener!”

Ana menahan perasaan marahnya , mencatat pesanan, lalu kembali bekerja. Hatinya sakit, tapi ia mencoba untuk tetap profesional.

Beberapa menit kemudian, pesanan selesai. Ia membawa nampan berisi minuman dingin dan beberapa makanan.

“Ini pesanannya—”

BRUK!

Ana terjatuh di atas meja. Minuman dingin tumpah seluruhnya ke seragam Ana dan baju sherin. Piring makanan pun jatuh, kuahnya melumuri lengan dan dadanya.

Ana terpaku. Tubuhnya basah dan lengket.

Sherin memekik pura-pura. “YA AMPUN! Ana! Lo kok ceroboh banget sih! bisa-bisanya lo jatuhin makanan pelanggan? Sampai baju gue kotor. Lo tuh ga becus kerja atau gimana sih? Atau jangan-jangan lo sengaja ya karena dendam sama gue. ”

Ana menatapnya tak percaya. “Kamu yang sengaja dorong tangan aku!”

"BUKAN! " Teriak Sherin dengan keras.

“Pak Manager!” Sherin langsung berdiri sambil melambai memanggil manajer. “Liat! Pelayan ini sengaja menumpahkan makanan pada saya! Baju saya jadi kotor semua. Dia sengaja karena memiliki dendam pada saya pak. Ini merugikan café juga merusak citra cafe ini! Apa-apaan, pelayan kok ga becus kerja kaya gini, memcapur adukan urusan pribadi dengan pekerjaan. ”

Pak Bima yang mendengar itu datang dengan muka gelap. “Ana! Apa yang kamu lakukan?!”

Ana menahan gemetar. “Pak, saya—”

“Diam!” suara Pak Bima menggelegar. “Ini sudah keterlaluan! Kamu benar-benar tidak profesional!”

“Saya tidak bisa toleransi kelakuan seperti ini. Kita sudah banyak dapat komplain akhir-akhir ini. Kamu… saya terpaksa memberhentikan kamu mulai hari ini.”

Sherin pura-pura mencibir. “Gimana ga dapet komplain, orang suka melamun, lagi mikirin gimana caranya rebut cowok orang kali ya. Pelayan macam apa itu?”

Pak Bima menghembuskan napas panjang. “Ana, kamu saya pecat mulai detik ini. Silakan ambil gaji harianmu di kasir, dan tolong tinggalkan tempat ini.”

Ana menunduk, Dunianya seperti runtuh seketika.

Gajinya bulan ini… ia sangat membutuhkannya.

Uang kontrakan… makan… semuanya bergantung pada pekerjaan ini.

“Pak… saya mohon, bukan saya yang—”

“Tolong jangan buat saya ulangi lagi keputusan,” potong Pak Bima dengan tegas.

Ana menunduk. Suaranya tercekat. “Pak, saya butuh pekerjaan ini… Saya—”

Tapi sayangnya Pak Bima sudah melengos pergi, meninggalkan dirinya.

Sherin tersenyum puas. Teman-temannya ikut terkikik.

Shrina tersenyum miring, Ia mendekat dan berbisik, “Anggap saja ini sebagai balasan karena Raffael lebih milih liat lo daripada gue waktu di sekolah. Ingat ya, Ana… lo itu cuma anak miskin yang nggak pantas bersaing sama gue. Kita ga selevel. "

Ana berdiri mematung di tengah kekacauan yang bukan ia ciptakan. Tangannya gemetar saat memunguti pecahan gelas.

Ia baru saja kehilangan pekerjaannya

" uhhh kasian ... Bye-nye miskin. "

Sherindan kedua temannya tertawa mengejek.

Tanpa menunggu reaksi Ana, Sherin berbalik dan melangkah pergi.

1
Lestari Lestarry
seruu sih tapi kok sih lara digituin sih seharusnya jangan diiyakan
Anonymous
seruu👍
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anonymous
curiga sama si ana
Anonymous
sinis nya si lara
Anonymous
kerenn👍
Anonymous
keren thor👍👍
Anonymous
seruu thor. bikin penasaran
Anonymous
👍👍
Anonymous
keren kak. 👍
Anonymous
keren kak
snurr
jadi si lara ini suka sama Daniel ya
snurr
👍👍
Nur Aeni
seru thor
Sela Nuraeni
di tunggu updatenya min
Kartika Candrabuwana
keren... novelku, Titik Nol Takdir, juga keren lho
Nur Aeni
ceritanya lumayan seru min👍👍
Sugi Arto
seruuu
Yusuo Yusup
Sempurna deh ini. 👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!