Petaka Rumah Kosong

"Kamu harus mengerti Niah, sekali lagi ku katakan tidak ada yang perduli dengan kita, tidak ada yang mau membantu kita di saat kita sulit seperti ini, jadi jangan berharap sama siapa pun lagi" ujar Nabil pelan sambil menatap Niah.

Nabil memegang kedua pundak Niah. "Maafkan mas yah sudah marah-marah sama kamu tadi".

Ia pun memeluk Niah yang hanya menangis sampai tersedu-sedu karena rasa sesak di dada menahan semua masalah yang terus berdatangan.

"Aku hanya ingin menjalani masa kehamilan ini dengan tempat tinggal yang aman, hiks..

Aku juga kalau malam ingin tidur dengan nyenyak, selama di rumah ini aku tidak bisa merasakan nya lagi".

"Aku ingin fokus dengan kandungan ku ini tanpa ada gangguan-gangguan lagi, apa itu salah? sungguh aku amat sangat lelah".. Ucap Niah dengan pandangan kosong nya.

"Kamu istirahat dulu saja yah, mas akan mencari cara agar tidak ada gangguan lagi"

Nabil menghela nafas berat dan bergegas mengumpulkan beberapa galon air bekas.

Ia mempunyai ide untuk mengisi galon-galon kosong itu dengan air dan dibariskan di pinggir teras untuk mencegah ayam-ayam berdatangan yang membuat kotoran.

Entah mengapa selalu saja ada alasan untuk Nabil bertahan di rumah itu, apa dia tidak memperhatikan kondisi istri nya yang kian hari semakin kurus padahal sedang keadaan hamil yang seharus nya banyak mendapatkan asupan makanan yang bergizi istirahat yang cukup dan tidak boleh terlalu lelah dan stres.

Ini malah berbanding kebalikan.

Bagaimana tidak menyala otak Niah selama ini , masalah datang bertubi-tubi tanpa jeda dan permisi. Yang satu belum selesai malah datang yang baru, begitu seterus nya seolah tidak ada habis nya.

Sudah capek dengan kerjaan setiap hari nya belum lagi kalau di tempat kerja ada masalah, jadi fokus Niah terbagi antara kerja dan di rumah.

Di rumah bukan nya tempat paling nyaman untuk beristirahat melepaskan penat setelah seharian kerja, ini malah senam jantung tidak berkesudahan.

Setelah selesai dengan ide nya, Nabil mengajak Niah duduk-duduk di teras rumah itu. Nabil menghela nafas saat melihat Niah yang gelisah tidak ada tenang nya barang sekejap. Dia duduk tapi terus sibuk menoleh ke kiri kanan, depan belakang atas dan bawah seperti mencari sesuatu. " Apa yang kamu lihat Niah dari tadi sibuk sekali?"

"apa segitu cemas nya dia padahal ini cuma duduk saja si luar seperti ini." Nabil membatin prihatin juga melihat istri nya kian hari kian parno saja.

"Ini bukan tempat yang aman" jawab Niah datar. Sesekali ia melirik pada gamis nya yang panjang dan jika sampai menyentuh lantai maja buru-buru ia tarik dan di lipat-lipat ke atas.

Takut sekali Niah rasa kan, takut jika pakaian nya ada yang menyentuh lantai dan ada hewan-hewan itu sedang merayap.

Entah sampai kapan Niah akan seperti ini, pikiran pun berkhayal dia yang sedang santai di kamar masa lajang nya dulu, kadang terbesit pikiran untuk kabur dan pindah kontrakan sendirian,

" Apa jadi ingin kerja tidak pulang lagi ke rumah ini, apa aku cicil saja yah barang-barang keperluan aku setiap hati, temen aku kan orang tua nya punya kos kosan, besok aku tanya deh apa ada yang kosong. " Niah membatin memikirkan ide nya itu

Sedikit saja untuk yang ini ya, karena othor ngantuk berat. Jangan lupa tinggalkan jejak like nya ya..