NovelToon NovelToon
Misteri 7 Sumur

Misteri 7 Sumur

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Mata Batin / Hantu
Popularitas:595
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Setelah mendapatkan air sumur pertama, kedua, ketiga, keempat , kelima, dan keenam, tinggal ketujuh....konon di sumur inilah telah banyak yang hanya tinggal nama.....mengerikan !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXVI DANAU BERACUN

     "Apa yang akan kau lakukan di sini wahai makhluk jelek ?" tanya Sabdo kepada sosok tinggi besar itu.

    "Aku ingin mencari buat tumbal wahai, Sabdo, kau sudah menggagalkan rencana bahkan kau sudah membuat sebuah masalah besar denganku," kata sosok tinggi itu.

    Sambil berkata demikian, sosok hitam itu lalu membalikan tubuhnya yang berbulu itu, wajahnya penuh dengan bekas sayatan, mulutnya lebar bergigi besar-besar dan terdapat taring yang lancip, juga rambut yang acak-acakan serta di dadanya penuh dengan bulu. Matanya sedikit keluar dengan bola mata yang berwarna merah, juga di setiap lekukan tubuhnya penuh dengan lipatan tubuh yang sangat hitam.

    Setelah membalikan badan, sosok hitam itu meraung dan mengeluarkan suara yang membuat sebagian warga bersembunyi, lalu tangan tangan sosok itu mengepal dan memukul tanah dimana Sabdo berdiri, namun dengan gesitnya ia menghindar lalu mengeluarkan senjata anak panah, sambil menghindar itulah Sabdo memanah sosok itu pas di tengah dadanya. Anak panah itu mesuk ke dalam dada sosok itu hingga ia terjatuh. Kemudian Sabdo melihat musuhnya jatuh, ia mendekat dan dari tubuh makhluk itu keluarlah asap tebal dalam bentuk gumpalan. Gumpalan-gumpalan itu membuat sebuah bentuk sesuatu yang menyerupai seekor kerbau. Lalu tampak lah di depan sana sosok seperti kerbau dengan wajah seperti orang utan. Suaranya meraung-raung dengan kedua tangannya memukul-mukul dadanya. Ia memandang Sabdo lalu sosok itu melompat dan menerjang tubuh Sabdo hingga ia terpental beberapa meter ke belakang. Dalam kondisi itu, Sabdo mengeluarkan senjata berupa tombak ukuran kecil lalu menerjang sosok orang utan itu , Sabdo menyerang dengan cara mengayunkan tombak itu ke kiri, ke kanan ke depan bahkan dari gerakan itu membuat sosok orang utan tadi merasa kebingungan, hingga dalam gerakan menusuk kini Sabdo berhasil melukai dada sosok itu hingga terjungkal lalu jatuh terlentang , bahkan tubuh itu kembali mengeluarkan gumpalan-gumpalan asap tebal yang membuat suasana semakin mencekam hingga banyak warga yang bersembunyi. Dari gumpalan itu keluarlah sosok seperti anak kecil , wajahnya seperti kakek-kakek, berkepala pelontos, dengan telinga seperti kuda, mulutnya bergigi runcing dan bertaring, juga jari-jari kukunya yang panjang dan tajam, serta kedua matanya selalu melotot.

    Sosok tadi melihat Sabdo lalu ia menyerang Sabdo dengan berbagai gerakan yang mematikan , bahkan Sabdo sempat terkena pukulan nya hingga Sabdo terjatuh dan dalam kondisi seperti itu Sabdo mengambil sebuah kayu seperti tongkat, namun sosok kecil itu menendang kayu tersebut hingga tubuh Sabdo kembali terjatuh. Sementara sosok itu sambil menyeringai kembali melancarkan serangan mematikan yang membuat Sabdo tidak bisa menghindar saat sebuah tendangan mendarat tepat di tengkuknya. Sabdo terjatuh dan pandangan matanya gelap, semua seperti hilang di hadapan Sabdo, bahkan kini ia harus merasakan tubuhnya begitu dingin dan begitu menggigil. Lalu Sabdo berusaha untuk kembali dalam kesadaran, ia berusaha untuk mengingat sebuah kejadian, kali ini usaha Sabdo berhasil dan ingatannya kembali pulih, sebuah anak panah siap ia lesakkan, dan saat itu juga dengan bidikan yang jitu, anak panah melesat menuju sasaran. Sosok kecil itu sedang melakukan gerakan untuk kembali menyerang dan ...jleph...sesuatu menancap di tubuh sosok kecil itu, ia terpental dan terhempas di hamparan tanah, lalu diam tak berkutik.

    "Syukurlah semua sudah berakhir ki sanak," kata Seta kepada Sabdo.

"Iya, sebaiknya kamu segera menyelamatkan Lengser bersama Kuto," kata Sabdo.

Lalu Seta segera mendekati Lengser dan Kuto . Setelah dibangunkan keduanya merasa kaget dan heran.

"Dimana ini ki sanak, kok tadi seakan kita bukan di sini," kata Lengser.

"Ya, kalian dalam pengaruh sihir seseorang yang berniat jahat untuk kampung ini, tapi untung saja semua sudah berlalu," kata Seta.

"Sudah, semuanya kembali lagi ke sumur tadi, dan kita lanjutkan," ajak Sabdo kepada yang lain.

Dalam kesempatan itu salah satu warga langsung masuk ke galian itu, semua pekerjaan kembali berjalan.

"Ki sanak, kalau ada setetes embun yang jatuh dan masuk ke sumur itu, maka sumber air akan muncul dan akan keluar air hingga tak habis-habis," ujar kakek Palon.

Benar saja setelah giliran Sabdo yang mendapat giliran masuk ke dalam galian, tiba-tiba setetes embun jatuh mengenai tubuh Sabdo lalu embun itu memercikan air dan mengenai tanah sumur itu. Maka dari percikan itu , tanah sumur langsung berhumus dan dengan derasnya air keluar, sehingga Sabdo dan yang lainnya segera menyusun batu di tepi sumur sebagai penyangga kekuatan supaya tanah tidak longsor. Akhirnya setelah semuanya berjalan saling membantu, jadilah sumur itu dengan air begitu jernih dan bening, rasanya sangat sejuk dan begitu tawar.

Sebagian warga langsung mandi di malam itu, dan sebagian lagi bersama kakek Palon, Sabdo dan yang lain menuju pendopo yang jaraknya tidak jauh. Di pendopo itu sudah siap hidangan makanan dan minuman.

"Rupanya banyak pengorbanan juga ya kek, membangun sumur itu penuh dengan susah payah dan sangat berbahaya," kata Sabdo.

"Iya, makanya saya berkeinginan untuk memberi nama sumur itu sebagai sumur Kanuragan atau sumur kesakten, semoga kelak akan banyak warga yang mau belajar dan mau mengikuti perjalanan hidup yang berilmu," tutur kakek Palon.

"Oh iya kek, siapa tadi sosok ular itu kek ?" tanya Lengser.

"Ular itu namanya Walika, dan yang bertubuh hitam besar itu Jayasura, semuanya adalah para penganut Durga. Ya....begitulah kehidupan ki sanak , kadang kita dikejar dan kadang kita nanti mengejar, tinggal kita jalani," tutur kakek Palon.

"lantas kenapa air danau tadi beracun kek," kata Lengser.

"Itu cara makhluk ghaib balas dendam saja, dan cara itu tentu ada sebabnya, misal, adanya ular, adanya kelabang atau hewan lain yang semuanya itu alat untuk melukai manusia atau malapetaka bagi manusia," tutur kakek Palon.

'Jadi semua itu ulah makhluk ghaib kek," kata Sabdo.

"Bukan seperti itu ki sanak, semua ulah kita yang kurang menghargai sesama, di bumi ini bukan hanya kita yang hidup, bukan manusia saja yang menghuni, melainkan banyak jenis makhluk lain, maka berhati-hati dalam menjalani laku lampa kehidupan, hargai , saling menjaga dan saling mengingatkan," tutur kakek Palon.

Setelah sumur itu jadi dan malam itu kakek Palon memberi wejangan hidup, sementara Lengser, ia tertidur dalam keadaan pulas, membuat Sabdo ingin menguji siapa diri Lengser yang sesungguhnya.

Sabdo menaruh sesuatu yang dimana setiap orang tidak mengetahui, kecuali kakek Palon, di pendopo itu Lengser tertidur namun dalam beberapa saat saja ia terbangun lalu memandang sekeliling.

"Wah....di sini dulunya ada sebuah keraton purba, orangnya tinggi-tinggi, banyak pasukan berkuda, semuanya besar-besar, itu makhluk apa ya" , kata Lengser terbangun lalu tidur lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!