Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Sore kembali menyapa. Perlahan mentari kembali keperaduanya. Cahaya mega membuat sore terlihat indah.
Lina yang tengah menyuapi anak majikannya terkejut saat istri majikannya mendatangi dirinya.
"Eh babu, kamu pintar ya menggoda suami saya." tanpa aba - aba Ana menarik rambut Lina dan membaut Lina meringis menahan sakit. Untung Bima sudah selesai makannya dan tengah asik bermain dengan rodanya.
"Sakit nyonya. Tolong lepaskan nyonya." mohon Lina memelas.
"Kamu kenapa tidka mau mendengar kata - kata saya, ingat kamu itu di sini di gaji buat jadi babu bukan jadi pelakor. Kamu itu orang miskin jangan bermimpi jadi orang kaya, apalagi bermimpi mengantikan saya di rumah ini." hina Ana pada Lina.
"Saya bukan pelakor, Nyonya. Saya sadar siapa diri saya dan saya juga tidak pernah merayu tuan." sudut mata Lina mengembun karna mendengar penghinaan dari Sana. Rasa sakitnya melebih rasa sakit saat rambutnya di jaman kasar oleh Ana.
"Kamu jangan bohong sama saya? Kamu butuh uang berapa akan saya berikan. Tapi dengan satu syarat tinggalkan rumah ini dan jangan pernah kembali lagi kesini." usir Ana dengan seringai mengerikan membuat Lina takut.
"Kalau saya pergi siapa yang akan menjaga den Bima, Nyonya?" Lina sudah terlanjur sayang pada Bima dan untuk berpisah rasanya sungguh berat.
"Saya mamanya, saya yang akan menjaganya." Jawab Ana angkuh. Padahal dia sendiri belum pernah menjaga putranya dan ia juga tidak tau cara mengasuh bayi.
"Tapi saya harus minta ijin tuan dulu, nyonya." cegah Lina.
"Ga perlu, saya nyonya di rumah ini. Saya yang memutuskan siapa yang boleh tinggal dan siapa yang harus pergi dari sini. Malam ini juga kamu harus segera angkat kaki dari rumah ini." perintah Ana tanpa memberi Lina waktu untuk membela diri.
Lina pasrah akan nasibnya, walaupun ia sudah menikah dengan Bagas, Nyonya rumah tetaplah Ana. Lagian siapa juga yang akan percaya jika ia mengaku kalau ia juga adalah nyonya rumah ini.
Nasib jadi orang rendahan selalu saja terinjak oleh orang kaya. Mau membela diri juga tak bisa.
Dengan berat hati Lina terpaksa mengikuti apa yang nyonyanya katakan. Ia membereskan baju - baju yang Ia bawa sewaktu pertama kali datang.
Sempat terlintas di hatinya untuk menghubungi Bagas tapi ia tidak tau nomor ponselnya. Mau minta tolong bik Ratmi tapi wanita itu tengah pergi kerumah saudaranya dan baru kembali esok.
Di pandangi kamar yang sudah saru tahun ia tempati, begitu banyak kenangan tersimpan di sana. Setiap sudut menyisakan cerita indah antara dirinya dan Bagas.
Ana memang sengaja datang di saat Bagas sedang tugas kelaur kita dan bik Ratmi kebetulan juga tidak ada dirumah. Ia bisa melancarkan aksinya mengusir Lina karna Lina merupakan ancaman bagi dirinya. Karna laporan yang Ia dapat Bagas lebih sering menghabiskan waktunya bersama Lina. Lina juga di perlakuan lebih istimewa di bandingkan dengan yang lain. Jika ia mengusir Lina saat ada Bagas tentu tidka akan berhasil karna ia yakin Bagas pasti akan melindunginya.
Lina pergi dengan perasan sedih, tapi ia bingung mau pulang kemana? Mau kekampung jam segini bus sudah tidak ada. Besok pagi baru ada kembali. Lina memutuskan mencari penginapan untuk malam ini. Besok pagi - pagi baru ia ke terminal bus menuju kampung halamannya.
...****************...
Assalamualaikum kk terimakasih sudah mampir
Di tunggu saran dan masukannya kk
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 👍🙏💪😘
@ima Susanti