*"Dejavu"
Malam ini terulang lagi,samar samar aku melihat seorang bayi yang dilempar kedalam jurang
"Aaaa......."
Teriakku dengan keringat dingin membasahi wajah dan tubuhku
Ya aku kembali bermimpi, mimpi yang sama seperti nyata
"Dejavu" kenapa aku selalu mengalami mimpi yang sama? pikirku
Sejak kecil aku selalu memimpikan itu.
Suatu waktu menjelang malam
"gadis kecil kamu lihat itu ada mobil yang melaju kencang,kamu bisa mencobanya" suara itu berbisik ditelingaku
"tapi mana mungkin aku bisa terbang?" hatiku berkata seakan sedang berkomunikasi
"kalau gadis kecil tidak mencoba bagaimana bisa tahu" bisikan itu merayuku
tanpa ku sadari sebuah truk melaju kencang kearahku
"awas!..."teriak tanteku sambil berlari menangkapku
aku terkejut dengan apa yang terjadi, sampai semua Eyang putriku memelukku menyadarkan aku
Semua bertanya apa yang aku lakukan kenapa berdiri ditengah jalan? tapi aku hanya diam,ya aku menyimpannya menjadi rahasia pribadiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nawangsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
*"Sekumpulan Ular"
Selepas dari aktivitas mandi dan makan aku langsung balik masuk ke kamar ku.
Karena badan ku yang sangat capek setelah adu jotos tadi, tanpa ku sadari aku pun sudah terlelap tidur.
"Jangan...jangan mendekat.."
"stop.. jangan mendekat.."aku berteriak teriak ketakutan.
Aku melihat banyak sekali ular disekitar ku, tepatnya mereka mengerumuni ku.
Aku tidak henti hentinya berteriak dan meloncat loncat geli bercampur takut melihat banyak ular mengelilingi ku.
Bahkan mereka mulai naik memanjat tubuhku,
"Tolong...tolong.....tolong..!!"
Teriak ku mengharapkan pertolongan tapi tak ada sesiapa pun terlihat tak ada orang yang bisa ku mintai tolong.
Aku terus berteriak sambil berusaha mengusir ular ular yang mulai melilit tubuh ku.
Rasa takut teramat sangat benar benar membuatku merasakan ketakutan yang sesungguh nya.
Aku tak henti hentinya berteriak dan tangan yang tak henti henti nya bergerak seolah berusaha mengusir ular ular itu, begitu pula kaki ku yang tak henti henti nya bergerak seolah ingin melepaskan setiap ular yang mulai merambat naik memanjat tubuh ku.
Dalam keadaan sangat ketakutan aku merasa tubuhku bergoyang goyang seperti ada gempa, dan lamat lamat terdengar suara..
"wati...wati...wati.....bangun ndok sadar sadar eling nyebut ndok bangun.." (wati...wati...wati....bangun nak sadar sadar inget nyebut nak)
Ah akhirnya aku terselamat kan,seperti terlepas dari maut.
Suara eyang putri yang berusaha membangun kan aku dari mimpi yang sangat mengerikan seperti sebuah pertolongan yang sangat melegakan.
Aku langsung terbangun dan melompat duduk masih dalam keadaan ngos ngosan dengan wajah pucat dan baju basah oleh keringat dingin.
Eyang putri langsung memeluk ku berusaha menenangkan aku walau eyang tidak tahu mimpi apa yang aku alami.
"Kowe mimpi opo toh ndok kanti njerit njerit, tangan opoan ra stop gerak sikil yo ngono begerak kabeh" (kamu mimpi apa toh nak sampai njerit njerit, tangan juga tidak stop bergerak kaki juga begitu bergerak semua)
"Iya eyang tadi mimpi serem banget, menakutkan sekali" sahutku lemah masih terbayang banyak nya ular yang merayap di tubuh ku sampai tengkuk ku membeku lagi.
"Untung eyang sudah bangunin wati" kataku berterima kasih pada eyang
"Menowo iku sebabpe kowe durung sholat isya' ,yo wes kono sholat isya' sek lagi lanjut le turon" (mungkin itu sebabnya kamu belum sholat isya' ,ya sudah sana sholat isya' dulu baru dilanjut tidurnya lagi), kata kata eyang mengingatkan aku untuk sholat isya' dulu.
"Mungkin benar kata eyang, mimpi buruk karena aku belum sholat isya'.." batin ku
Lalu aku bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu, lalu balik lagi ke kamar untuk menjalankan kewajiban ku sebagai muslimah, aku mulai malaksanakan sholat isya'.
Setelah selesai sholat isya' aku memikirkan mimpi ku barusan.
"Mimpi yang sangat aneh dan sangat menakutkan" gumam ku seorang diri,
dan tak terasa aku mulai lanjut ke alam mimpi ku.
Aku melihat seorang pemuda sangat tampan berpakaian putih datang menghampiri ku..
"Maaf karena tadi aku tidak bisa menemani mu, karena itu takdir mu dan aku tidak bisa berbuat apapun" katanya sambil memeluk ku.
Entah kenapa saat dia memeluk ku aku merasakan sangat damai, seolah kami sudah saling mengenal sangat dalam dan bukan hubungan biasa.
Lalu dia mengecup kening ku dan melepaskan pelukannya,
"Semua akan baik baik saja percayalah"
katanya sambil menggenggam tangan ku.
Lamat lamat bayangan pemuda itu memudar dan hilang dari pandangan mata ku