Sejak bangku SMA Lili dan Anjas bersama, berangan-angan menikah dan memiliki pernikahan impian, memiliki banyak anak dan hidup menua bersama.
Rencana itu begitu indah, hingga sebuah malapetaka menguji cinta mereka.
"Gugurkan, dia bukan anakku," ucap Anjas.
Lili termenung, menyentuh perutnya yang berdenyut nadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DW Bab 27 - Orang Asing
Hari ini Lili tidak datang ke kantor, sementara Anjas tidak nampak keluar oleh karyawan yang lain.
Dan Felin adalah satu-satunya yang merasa bahagia dengan keadaan tersebut. Dia merasa tidak perlu melakukan apapun dan hubungan rumah tangga atasannya itu akan segera hancur dengan sendirinya.
Lagi pula orang bodoh mana yang akan bersedia bertahan dengan istrinya yang sudah ternoda oleh orang lain.
Tiap kali mengingat tentang fakta itu Felin seperti di atas awan, beribu-ribu kali merasa lebih baik dibandingkan Lili.
Sementara Papa Irwan tetap menjalankan rencana yang sudah dia susun untuk hari ini, membawa Anjas dan Lili untuk menghadap pada kedua orang tua Lili.
Ketika jam istirahat makan siang tiba Papa Irwan mendatangi ruangan sang anak.
"Kamu ingin berpisah dengan Lili kan? kalau begitu ayo selesaikan masalah ini dengan cepat. Menghadap lah pada kedua orang tua Lili secara langsung, katakan kebenarannya dan utarakan niat mu untuk mengembalikan Lili pada mereka," ucap papa Irwan secara gamblang, lengkap dengan tatapannya yang nampak dingin.
Melihat dan mendengar ucapan sang ayah Anjas seketika tergugu, dia kira ayahnya datang untuk membujuk, merayu dia untuk berpikir ulang tentang perceraian ini. tapi ternyata dia salah besar, papa Irwan justru mendukung penuh keputusannya untuk bercerai dengan Lili.
Bahkan terkesan berniat pula untuk memisahkannya dengan sang istri.
Ada sudut hati Anjas yang merasa tak senang dengan sikap ayahnya itu, entah kenapa dia merasa harusnya tak begini.
"Cepat lah, jangan menunda-nunda," ucap papa Irwan lagi, karena dilihatnya Anjas yang masih tetap duduk di kursi kerja.
Papa Irwan bahkan keluar lebih dulu dari ruangan itu dan terpaksa Anjas mengikutinya.
Ada sesuatu yang berbeda saat Anjas melihat Lili kali ini, istrinya itu sedikit pun tidak pernah menatap ke arahnya.
Suasana tegang dan penuh air mata pun kembali tercipta di rumah kediaman keluarga Lili saat Anjas menceritakan kondisi rumah tangga mereka yang sesungguhnya, Tentang kondisi Lili dulu dan sekarang.
Mama Meli dan papa Dedi begitu terpukul mengetahui tentang kebenaran ini, mereka tak bisa mencegah apapun keputusan yang akan Anjas ambil.
Sadar betul tak akan mudah untuk tetap bersama Lili saat anaknya itu tengah mengandung anak orang lain.
Namun di saat semua orang menunggu keputusan Anjas, tiba-tiba pria itu terdiam. Lidahnya terasa kelu untuk bicara tentang perceraian.
Terlebih ketika berulang kali dia menatap ke arah Lili, istrinya itu sedikit pun tidak menatap ke arahnya.
Anjas tidak tahu, jika Lili bersikap seperti itu karena dia tidak ingin goyah. Tidak ingin melihat pria yang dicintainya hingga membuatnya ragu untuk berpisah.
Sementara ini adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan anak dan Anjas pun bisa hidup sesuai yang dia inginkan.
"Anjas ingin bercerai dengan Lili," ucap papa Irwan.
Anjas begitu terkejut mendengarnya dan makin tak bisa berkata apa-apa ketika papa Dedi dengan segera menyetujui keputusan itu ...
"Baiklah, jika memang itu yang terbaik maka kami tak bisa mencegahnya," balas papa Dedi.
"Tapi aku mohon pak Dedi, ibu Meli, aku mohon beri aku kesempatan untuk merawat Lili sampai anak ini lahir, aku mohon ya, aku mohon sekali," mohon mama Reni, dia sampai mengatupkan kedua tangan di depan dada.
Mama Meli pun sontak memeluk mama Reni dan Lili sekaligus.
"Terserah Lili, dimana pun dia mau tinggal itu tidak masalah. Asalkan dia tidak hidup sendirian," balas mama Meli dengan tenggorokannya yang terasa tercekat.
Sakit yang dia rasakan rasanya berkali-kali lipat dari yang Lili rasskan, pedih sekali, lantas apapun keputusan sang anak akan dia ikuti, tak ingin membebani Lili lebih banyak lagi.
Diantara kedua keluarga itu, Anjas benar-benar merasa seperti orang asing.
rasa sayangmu pada anakmu itu wajar walaupun hasil pelecehan.
dan rasa sakit hati anjas juga wajar karna hargadiri laki itu besar
yg salah kalian tidak bicarakan tuntas dr awal sebelum menikah...
tidak ada anak haram dan rasa sayang pada anak itu alami bagi setiap ibu terlepas itu hasil dr hal bejat.