Aluna seorang gadis bercadar terpaksa harus menikah dengan ketua geng motor atas wasiat dari mendiang ayahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
" Jayden! "
jayden membola manakala mendengar suara yang begitu khas, suara yang dua hari ini selalu menemaninya.
" shit! jangan sampai mulutnya ember" gumam jayden pelan.
jayden menoleh, Begitu juga dengan celsa yang ikut morotasikan pandangannya ke arah Anisa yang sudah berganti dengan pakaian santai, serta tak lupa cadarnya yang menutupi sebagian wajahnya.
" loh? si cewek sok alim! " kata celsa yang sedikit terkejut dengan kehadiran Anisa di sana.
Anisa kemudian menghampiri jayden yang terlihat panik, Apa yang membuat jayden panik saat ini? mungkin saja ia takut akan mendapatkan ceramah No just milik Anisa.
" jayden! kamu berduaan sama yang bukan mahram?" ucapan Anisa saat jarak mereka sudah dekat.
Jayden melirik dari sudut matanya ke arah celsa yang tengah mengamati Anisa juga jayden, kemungkinan besar celsa sedang berpikiran aneh saat ini.
"hust! lo jangan bawel bisa nggak?" ucap jayden pelan agar suaranya tidak terdengar celsa.
" tapi perbuatanmu bisa menimbulkan fitnah, aku sebagai istri kamu harus mengingatkan" Jelas Anisa.
" ck! jangan urusin gue, pusing aja hidup lu dan pertanyaan amal ibadah lo, daripada lu ngurusin hidup gue, nggak guna. Pokoknya Kalau ada temen-temen gue ke sini, lo jangan pernah muncul atau cari-cari gue, ngerti lo?!"
" tapi jay-.. "
" kalau udah berani menentang gue, siap-siap malam ini gue pecahin mahkota lo!" ancam jayden dan berhasil membuat Anisa ketakutan.
Anisa kemudian pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada jayden maupun celsa yang masih kebingungan. melihat Anisa yang sudah pergi dari hadapannya, jayden pun berniat untuk pergi juga, namun gerakannya terhenti saat celsa menahan lengan jayden.
" jayden " panggil celsa.
" apa? "
" maafin aku, Aku janji nggak akan bikin kamu kesel lagi" ucapnya lirih.
" lo selalu bikin gue kesel cel! , lama-lama gue bosen sama lo"
Celsa mengeleng hebat.
" jangan putusin aku jayden, Aku sayang sama kamu, aku janji nggak akan menggoda kamu lagi, aku juga nggak akan banyak tanya sama kamu"
" bagus! sekarang lo pergi gue mau istirahat"perintah jayden.
Celsa mengangguk pelan lalu berjalan dengan wajah yang menunjuk lesu. melihat itu, jayden menjadi Tak Tega, walau bagaimanapun celsa adalah kekasih selamanya.
"celsa" panggil jayden.
"ya? " sahut celsa seraya menoleh kearah jayden tanpa membalikkan tubuhnya.
" besok gue jemput lo"
" beneran?" tanya celsa antusias dengan wajah yang langsung sumringah.
" ya! tapi hanya besok, hari-hari berikutnya elo diantar Sopir lo aja" ucap jayden.
" setuju! kalau begitu aku tunggu besok ya sayang"
" hem"
Celsa kemudian berjalan sambil melompat-lompat kecil karena kegirangan. Ini pertama kalinya jayden mau menjemputnya untuk pergi ke sekolah bersama dan hal itu tak akan disia-siakan oleh celsa, bagi celsa hubungannya bersama jayden sudah mulai ada berkembang.
" jayden! elu nggak akan pernah lepas dari gue, gue akan melakukan berbagai cara Agar lo selalu menjadi milik gue" batin celsa.
****
sementara itu, Anisa saat ini tengah berjalan santai di daerah komplek, melihat jayden bersama dengan celsa membuat hatinya memanas.
Anisa menjelang kerikil dengan wajah cemberut.
"gak mungkinkan kalau gue cemburu" racau Anisa sambil menggeleng.
" jelas gak mungkin lah! dia kasar dan galak, aku gak mungkin jatuh cinta dengan kegalakannya" ucapnya lagi.
sekali lagi Anisa menendang kerikil kecil kebetulan ada di depan kakinya.
" Akh! " suara rintihan seseorang.
Anisa jelek Intan mencari sumber suara, matanya terus meneliti hingga pandangannya tak sengaja melihat seseorang yang ia kenal.
"kamu.. " Anisa lupa namanya, wajahnya mirip seperti Radin. Siapa lagi kalau bukan Radit.
" nisa? " ucap Radit dengan tangan yang masih memegangi keningnya yang masih terasa Pedih.
" Astagfirullah, Maafkan aku, aku nggak lihat ada orang" ucap Anisa merasa tak enak.
Radit terkekeh kecil.
" It's okay, karena yang melukai gue itu lo, Gue bakal maafin"
"eh? . kalau begitu terima kasih, Sekali lagi maafkan aku ya.. Maaf aku lupa nama kamu"
" gue Radit, oh ya, lo tinggal di daerah sini?" tanya Radit.
" eh? i-iya " sahut Annisa tergagap.
" Oh ya? Sama dong, mansion bokap gue di daerah sini juga, lo mau mampir?"
Anisa melongo, ini suatu kebetulan yang tak terduga, Anisa yakin hari-harinya akan semakin rumit. Bagaimana tidak? Rumah Radit ada di sekitar Mansion milik papa johan, itu artinya Iya akan selalu bertemu atau berpapasan dengan Radit maupun Radin, sedangkan dirinya tinggal di Mansion yang sama dengan jayden. ini gawat, pikir Anisa.
" Hei, kenapa melamun? lo ada masalah?" tanya Radit.
" eh? enggak kok, Aku mau langsung pulang aja"sela Anisa.
" Kenapa nggak mampir aja, sekalian kenalan sama mama gue. dia orangnya humble, apalagi bokap gue. lo tenang aja gue nggak akan macem-macem kok, Ada nyokap di rumah" terang Radit.
Anisa terdiam, Iya juga tak enak menolak tawaran Radit. apalagi dirinya sudah membuat kening Radit memar akibat Kerikil yang ditendangnya.
" melamun lagi?"
" eh? m-maaf, aku bingung" jawab Anisa.
" it's oke, Kalau lo nggak bisa, Lain waktu aja. lo sama gue kan tetangga di komplek yang sama kita bakal sering ketemu"
" Ah.. iya, kalau begitu aku pergi dulu ya, lain kali aku mampir ketemu mama kamu"
" Oke next time deh"
Anisa dan Radit pun berpisah. Anisa menghela nafasnya lega, remaja cantik itu kemudian melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah. Iya takut akan bertemu dengan Raden maupun teman-teman jayden lainnya.
setelah beberapa langkah, Anisa merasa dirinya terus diawasi oleh seseorang, mata Anisa melirik dari sudut matanya, rupanya Radit masih memperhatikannya dengan lekat.
" aduh... kalau dia terus mengikutiku, aku bisa ketahuan kalau aku tinggal di rumah jayden " lirih Anisa.
Anisa kemudian membalikkan tubuhnya, hingga Anisa dan Radit kembali berhadapan dengan jarak 5 meter.
" ada apa?" tanya Radit.
" Radit A-aku mau mampir ke rumah kamu, Aku penasaran sama ibu kamu" ungkap Anisa.
" kalau begitu ayo" ucap Radit dengan tersenyum senang.
Anisa mengganggu cepat, selalu berjalan dengan langkah lebar menyamai langkah Radit di depannya. Tak Butuh waktu lama mereka sampai di Mansion milik orang tua Radit, Radit kemudian mempersilahkan masuk Annisa yang tengah malu.
" Mama kamu beneran ada kan? " tanya Anisa takut.
" Iyalah, nyokap gue biasanya ada di halaman belakang, biasalah ngasih makan anakan gajah?"
" Mama kamu pelihara gajah?"
Radit terdiam, lalu tiba-tiba ia tertawa lepas.
" kok kamu ketawa, sih?" tanya Anisa dengan bingung.
" sorry sorry, lo lucu soalnya. gue bercanda doang tadi, nyokap gue paling lagi berkunjung ke rumah kaca, nyokap gue suka bertanam soalnya"
"oh ya? wah, aku nggak sabar mau lihat juga, pasti pemandangannya sangat cantik" surah Anisa.
.
.
.
BERUNTUNG BUKAN ADHEK Q😡😡😡😡