Jangan dibaca jika tidak tertarik dengan jalan ceritanya!
Mia seorang gadis yatim piatu. Ia tinggal bersama dengan neneknya. Pada suatu hari tetangganya yang bernama Ibu Ecin hendak pensiun dari pekerjaannya karena sudah tua. Ia meminta Mia untuk menggantikannya menjadi juru masak di rumah Adrian.
Adrian seorang pengusaha muda. Orang tuanya sudah lama meninggal. Ia harus berjuang sendiri meneruskan perusahaan milik orang tua. Untuk mengatasi rasa stresnya Adrian sering mengunjungi pub dengan minum minuman keras dan berkencan dengan beberapa wanita.
Kehidupan Andrian menjadi terganggu setelah Mia menjadi juru masak di rumahnya. Bagaimana dengan cerita selanjutnya? Baca sampai selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Rencana Menikah
Adrian keluar dari kamar. Ia belum menggunakan pakaian kerja, ia masih memakai pakaian rumah. Ia berjalan menuju ruang makan. Ketika melawati ruang keluarga, ia melihat Mia dan Ibu Titin yang sedang menonton televisi di ruang tengah.
“Sudah sarapan, belum?” tanya Adrian.
“Belum. Nunggu Mas dulu,” jawab Mia.
Ibu Titin menoleh ke Mia ketika mendengar Mia memanggil Adrian dengan sebutan ‘Mas’.
“Mas Adrian tidak mau dipanggil Tuan lagi,” kata Mia dengan malu-malu.
“Iya, tidak apa-apa. Itu lebih baik,” ujar Ibu Titin.
“Ayo, Mak! Kita sarapan dulu,” ajak Adrian. Mereka berjalan menuju meja makan.
“Mas mau minum apa?” tanya Mia sebelum duduk di kursi makan.
“Minum juice,” jawab Adrian.
“Mau juice apa?” tanya Mia.
“Juice mangga,” jawab Adrian.
Lalu Mia berjalan menuju ke dapur.
“Eh, kamu mau kemana?” tanya Adrian ketika melihat Mia hendak ke dapur.
“Mau membuat juice untuk Mas,” jawab Mia.
“Suruh Odah yang membuat juice! Kamu sarapan saja,” kata Adrian.
“Iya, Mas,” jawab Mia.
Mia langsung menuju ke dapur menyuruh Odah membuat juice untuk Adrian. Tak lama kemudian ia kembali lagi. Adrian dan Ibu Titin sedang makan. Ia duduk di sebelah Ibu Titin. Ia pun ikut sarapan.
Tak lama kemudian Ibu Ecin datang membawa juice untuk Adrian.
“Loh, kok Ibu Eciin membuat juice? Odah kemana?” tanya Adrian.
“Odah sedang mencuci piring,” jawab Ibu Ecin.
“Ibu Ecin sudah sarapan?” tanya Adrian.
“Belum, Tuan,” jawab Ibu Ecin.
“Ibu Ecin sarapan dulu! Nanti ada yang hendak saya bicarakan dengan Mia, Emak dan Ibu Ecin,” kata Adrian.
“Baiklah, Tuan,” jawab Ibu Ecin.
Ibu Ecin hendak melangkah menuju dapur.
“Ibu Ecin mau kemana?’ tanya Adrian. Ibu Ecin menoleh ke Adrian.
“Mau sarapan,” jawab Ibu Ecin.
“Di sini saja sarapannya!” kata Adrian.
“Iya, Tuan. Saya ambil piring dulu,” jawab Ibu Ecin. Ibu menuju ke dapur untuk mengambil piring.
***
Setelah selesai sarapan Adrian berkumpul bersama Mia, Ibu Titin dan Ibu Ecin di ruang tengah. Ada yang hendak ia bicarakan dengan Ibu Titin dan Ibu Ecin.
“Mia sudah menerima lamaran saya,” kata Adrian.
“Alhamdullilah,” ucap Ibu Titin dan Ibu Ecin.
“Saya ingin secepatnya menikah dengan Mia,” lanjut Adrian.
“Untuk tempat menikah saya serahkan ke Emak, Emak mau kami menikah dimana?” tanya Adrian.
“Saya yang akan menanggung semua biayanya. Jadi Emak tidak usah khawatir,” kata Adrian.
“Alhamdullilah kalau Tuan Adrian yang mau menanggung semua biayanya. Emak tidak punya uang untuk menikahkan Mia,” jawab Ibu Titin.
“Kalau boleh, Emak mau kalian menikah di Sumedang. Kasihan kerabat dan tetangga Emak kalau harus ke Jakarta terlalu jauh. Mereka tidak memiliki kendaraan untuk ke Jakarta,” kata Ibu Titin.
“Kalau di Jakarta saya akan menanggung semua akomodasi dan penginapan untuk kerabat dan tetangga Emak,” kata Adrian.
“Jangan! Malah jadi boros. Sudah menikahnya di Sumedang saja!” ujar Ibu Titin.
“Saya terserah Emak dan Mia saja,” kata Adrian.
“Lalu bagaimana dengan terapi Mia? Kalau menikah di Sumedang berarti Mia harus pulang ke Sumedang,” tanya Ibu Ecin.
“Mia tetap di sini, nanti kalau sudah dekat hari H baru pulang ke Sumedang,” jawab Adrian.
“Nanti siapa yang bantu Emak mempersiapkan untuk pernikahan kita?” tanya Mia.
“Emak tidak usah ngapa-ngapain. Semuanya diurus oleh wedding organizer. Untuk urusan KUA biar Ryan yang mengurus,” jawab Adrian.
“Kalau semua urusan pribadi diurus Pak Ryan, nanti bagaimana dengan urusan kantor? Pasti jadi terbengkalai,” kata Mia.
“Kamu tenang saja. Ryan saya gaji untuk mempermudah semua urusan saya,” jawab Adrian.
“Ada yang hendak ditanyakan lagi?” tanya Adrian kepada Mia, Ibu Titin dan Ibu Ecin.
“Kapan kalian akan menikah?” tanya Ibu Titin.
“Dari tadi hanya membahas persiapan nikah, tanpa memberitahu kapan tanggal pernikahan kalian,” kata Ibu Titin.
“Mia maunya kapan?” tanya Adrian kepada Mia.
“Mia terserah Mas Adrian,” jawab Mia.
“Kalau sebulan dari sekarang kamu setuju tidak?” tanya Adrian.
“Apa tidak kecepatan, Mas?” tanya Mia.
“Tidak. Lebih cepat lebih baik,” jawab Adrian.
“Ya sudah, bulan depan saja,” kata Mia.
“Mak tidak keberatan kan kalau kami menikah bulan depan?” tanya Adrian.
“Emak tidak keberatan,” jawab Ibu Titin.
“Sip lah, kalau begitu,” ujar Adrian.
“Tugas Ibu Ecin, tolong carikan wedding organizer yang kompeten di Sumedang!” kata Adrian.
“Baik, Tuan,” jawab Ibu Ecin.
“Berarti Ibu Ecin akan pulang ke Sumedang?” tanya Ibu Titin.
“Iya. Kalau Emak mau, Emak juga boleh pulang ke Sumedang. Besok akan saya antar pulang ke Sumedang. Sekalian ziarah ke makam mamah Mia,” jwab Adrian.
“Alhamdullilah. Akhirnya Emak bisa pulang juga,” ucap Ibu Titin.
“Tapi Asih belum lancar ke kantor Tuan Adrian. Nanti siapa yang mengajar Asih cara ke kantor Tuan Adrian?” tanya Ibu Titin.
“Tidak apa-apa, Mak. Mia yang akan mengantar makanan untuk saya. Mia bisa memakai masker untuk menutupi wajahnya dan ditemani oleh Lina,” jawab Adrian.
“Syukurlah kalau Mia bisa beraktifitas kembali. Daripada dia hanya diam di rumah, kasihan dia,” ucap Ibu Titin.
“Iya, Mak,” jawab Adrian.
Tiba-tiba ponsel Adrian berdering. Ada panggilan masuk dari Ryan.
“Maaf, Mak. Saya harus menjawab telepon,” kata Adrian.
“Iya, silahkan,” jawab Ibu Titin.
Adrian menjawab telepon dari Ryan.
“Iya, Ryan,” kata Adrian.
“Maaf, Pak. Pagi ini Bapak ada rapat dengan PT. Indo Mira,” ujar Rian.
“Baik. Saya akan segera ke sana,” jawab Adrian.
Adrian mengakhiri perbincangannya.
“Mak, saya ada rapat dengan klien. Nanti malam kita lanjutkan lagi perbincangannya,” kata Adrian.
“Iya, pergilah!” jawab Emak.
“Mas mau ganti baju dulu,” kata Adrian kepada Mia.
“Iya, Mas,” jawab Mia.
Adrian beranjak dari tempat duduk menuju ke kamarnya. Dua puluh menit kemudian Adrian keluar dari kamarnya. Ia sudah berpakaian lengkap dengan suit dan dasi. Bahkan wangi parfumnya tercium sampai kemana-mana.
Mia cepat-cepat ke ruang kerja Adrian untuk mengambil tas kerja Adrian.
“Mak-Bu Ecin saya pergi dulu,” pamit Adrian.
“Iya,” jawab Ibu Titin dan Ibu Ecin.
“Assalamualaikum,” ucap Adrian.
“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Titin dan Ibu Ecin.
Adrian berjalan menuju ke mobil. Ketika sampai di dekat mobil Mia memberikan tas kerja kepada Adrian.
“Mas pergi dulu, ya. Nanti siang kamu tidak usah mengantarkan makan siang! Kemungkinan rapatnya akan lama,” kata Adrian.
“Iya, Mas,” jawab Mia.
“Assalamualaikum,” ucap Adrian.
“Waalaikumsalam,” jawab Mia.
Adrian masuk ke dalam mobil lalu mobil Adrian meluncur meninggalkan halaman rumah.
***
Keesokan paginya setelah selesai sarapan pagi Adrian, Mia, Ibu Titin dan Ibu Ecin pergi ke Sumedang. Mereka menggunakan mobil Alpard milik Adrian. Pak Ratno yang menyetir mobil. Adrian duduk di sebelah Pak Ratno. Ibu Titin dan Ibu Ecin duduk di kursi tengah sedangkan Mia duduk di belakang bersama Lina. Ibu Ecin menyuruh Mia duduk di sebelah Ibu Titin, tapi Mia tidak mau karena Mia sudah menganggap Ibu Ecin seperti ibu sendiri. Rasanya kurang sopan kalau Ibu Ecin yang duduk di belakang. Jadi Mia memilih duduk di belakang bersama Lina.
Pukul satu siang mereka sampai di Sumedang, mereka langsung menuju ke makam Ibu Erin mamah Mia. Ketika sampai di makam Ibu Erin ada sebuah buket bunga yang masih segar di atas makam Ibu Erin. Mia mengambil buket bunga tersebut.
“Bunga dari siapa?” tanya Mia sambil memperhatikan ke sekeliling makam.
“Coba Mas lihat.” Adrian mengambil buket bunga tersebut lalu memperhatikan bunganya.
Ini bunga mahal, kata Adrian di dalam hati.
terus esok harinya baru pembukaan 5 terus baru diperiksa katanya jalan lahirnya Sempit dan akhirnya Operasi Cesar...🤔🤔🤔🤔
durenya Di Skip... biar yang baca pikirannya tidak Traveling kemana -mana..🤔🤔🤔...😄😄😄