Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aloo Mattar
Pagi-pagi sekali, Aminah telah berada di dapur rumah milik keluarga Sheikh.
Dia telah memasak hidangan Aloo mattar serta panipuri dan roti chapati.
Sengaja dia memasak di pagi hari untuk Shaheer Sheikh.
Mengikuti anjuran Raaida agar membuat hidangan spesial untuk Shaheer Sheikh di tiap hari-hari selanjutnya.
"Hmmm, aku rasa ini sudah lezat dan tinggal menghidangkannya", ucap Aminah.
Aminah mencoba berusaha menjadi calon istri yang baik untuk Shaheer Sheikh.
Tampak sepanci berisi aloo mattar yang mengepul di atas kompor.
Sepiring roti chapati yang masih hangat serta panipuri kesukaan Shaheer Sheikh.
"Selamat pagi, Aminah !", sapa Jannah Sheikh.
Ketika wanita yang gemar sekali mengenakan saree serta kerudung itu masuk ke dalam dapur.
Aminah memalingkan wajahnya dari kompor lalu memandang Jannah Sheikh.
"Mathair...", sahutnya.
"Pagi-pagi sekali sudah bangun, sayang. Apa yang sedang kamu masak ?", ucap Jannah Sheikh.
"Pagi mathair, aku sedang memasak aloo mattar dan roti chapati serta panipuri untuk Shaheer", sahut Aminah.
"Wah ! Tumben sekali, Aminah ! Ada angin apa yang membawa kabar baik ini ?", ucap Jannah Sheikh tertawa kecil.
"Tidak ada apa-apa, mathair", sahut Aminah.
Aminah kembali menperhatikan masakan buatannya.
Mengaduk aloo mattar dengan seksama dan memastikan masakan buatannya sudah matang atau belum.
"Shaheer pasti akan senang sekali melihat kamu memasak untuknya apalagi yang kamu buat itu masakan kegemarannya", ucap Jannah Sheikh.
"Apakah mathair ingin mencicipinya ?", tanya Aminah.
"Oh, tentu saja..., jika kamu mengijinkannya, aku akan dengan senang hati mencoba masakan buatanmu itu, Aminah", sahut Jannah Sheikh.
"Oh, iya, mathair, aku akan mengambilkannya untuk mathair", kata Aminah.
Aminah berjalan untuk mengambil piring yang ada di rak meja dapur.
Membersihkannya dengan kain lap tangan yang diambilnya dari laci lemari lalu meletakkannya diatas meja dapur dan mengisinya dengan aloo mattar yang masih hangat.
Tidak lupa dia menambahkan roti chapati diatas aloo mattar buatannya.
"Apa mathair ingin menambahkannya dengan panipuri juga ?", tanya Aminah.
"Boleh, jika masih ada", sahut Jannah Sheikh.
"Iya, mathair", ucap Aminah.
Aminah menambahkan panipuri diatas piring makanan milik Jannah Sheikh.
"Terimakasih, sayang", sahut Jannah Sheikh seraya tersenyum.
"Sama-sama, mathair", ucap Aminah.
Aminah meletakkan masakan buatannya di atas sebuah baki perak.
"Aku mau mengantarkan makanan ini untuk Shaheer, mathair", ucap Aminah.
"Baiklah, dia sepertinya sudah bangun dan duduk di ruangan keluarga", sahut Jannah Sheikh.
"Iya, terimakasih, mathair", jawab Aminah.
Aminah berjalan cepat menuju ke ruangan keluarga seraya membawa baki perak berisi makanan lengkap.
Gadis berhijab itu masuk ke dalam ruangan keluarga dengan sangat hati-hati.
Dilihatnya Shaheer Sheikh yang duduk di atas sofa sambil melihat ke arah laptoop.
"Selamat pagi...", sapa Aminah.
Shaheer Sheikh menoleh ke arah Aminah yang berdiri sambil membawa baki makanan.
"Pagi..., ada apa ?", sahut Shaheer Sheikh.
Pria tampan itu hanya mengangkat kedua alisnya ke atas tanpa senyuman.
"Aku... Aku membuat sarapan untukmu pagi ini dan aku harap kamu menyukainya", kata Aminah.
Aminah meletakkan baki makanan ke atas meja panjang di depan Shaheer Sheikh.
"Semoga kamu suka dengan masakan buatanku", lanjut Aminah seraya melirik ke arah laptoop yang ada di atas meja.
"Terimakasih atas kemurahan hatimu tapi aku tidak bisa memberimu apa-apa atas kerja kerasmu ini", ucap Shaheer Sheikh.
Aminah terdiam dengan cepat dia beranjak berdiri sambil menatap ke arah Shaheer Sheikh.
"Aku hanya berusaha untuk terlihat pantas di matamu tetapi usahaku ini ternyata tidak berarti untukmu", sahut Aminah.
"A--ku...", tiba-tiba Aminah menyela kembali sebelum Shaheer Sheikh menyelesaikan kalimatnya.
"Mungkin bagimu aku tidak memiliki kualitas yang dapat kamu andalkan seperti Anjali yang seorang artis terkenal...", lanjut Aminah.
Shaheer Sheikh tersentak kaget lalu terdiam seraya menatap Aminah.
"Kualitas mungkin itu yang kamu cari dari seorang perempuan tetapi aku tidak memilikinya hal yang kamu inginkan itu..., tetapi setidaknya tolong hargai usahaku ini agar hubungan kita menjadi baik...", kata Aminah.
Shaheer Sheikh tertegun diam.
Dia tidak mampu membalas ucapan Aminah yang cukup menyindirnya.
"Dan satu hal lagi yang perlu kamu ketahui bahwa aku setidaknya telah berusaha untuk menerima hubungan diantara kita walau itu juga sangat sulit untuk aku terima", kata Aminah.
Shaheer Sheikh menundukkan pandangannya tanpa bersuara.
Dia tahu jika dirinya cukup bersalah pada Aminah karena bersikap sangat dingin pada gadis cantik berhijab itu.
"Aku mungkin tidak sehebat yang lainnya tetapi aku meminta padamu, tolong jangan memusuhiku karena aku benar-benar tulus pada hubungan ini", kata Aminah.
Aminah menahan nafasnya saat berbicara seraya menatap sendu ke arah Shaheer Sheikh.
"Mungkin bagimu ini hanya lelucon biasa yang sering kamu lakukan dalam hidupmu tetapi bagiku ini adalah sesuatu yang sangat serius...", ucap gadis cantik itu.
Aminah memejamkan matanya dan mengatur nafasnya kemudian melanjutkan kembali ucapannya.
"Aku memang tidak bisa membedakan antara hubungan cinta atau pertemanan tapi yang aku tahu kalau diriku tidak sebodoh yang kamu pikirkan...", kata Aminah.
Shaheer Sheikh terkejut mendengar ucapan Aminah.
Dia lalu menolehkan kepalanya ke arah Aminah dan menatapnya serius.
"Apa yang coba kamu sampaikan itu ?", tanya Shaheer Sheikh.
"Bisakah kamu menerimaku di rumah ini ?", kata Aminah.
"Menerima ? Apa maksudmu itu?", tanya Shaheer Sheikh berpura-pura tidak mengerti.
"Menerimaku sebagai kawanmu, mungkin !? Meski aku tahu itu tidak mungkin terjadi...", sahut Aminah.
Shaheer Sheikh termenung sesaat.
Baru pertama kali ini dia melihat seorang gadis menawarkan sebuah hubungan pertemanan padanya.
"Kawan !?", lanjut Shaheer Sheikh.
Pria tampan itu masih berada di tempat duduknya sambil menatap lurus ke arah Aminah.
"Hmmm, iya, kawan...", sahut Aminah.
Aminah menganggukkan kepalanya cepat seraya mencoba tersenyum.
"Ahk ! Kamu memang gadis yang tidak masuk akal..., Aminah... Bukankah aku sudah katakan padamu kalau aku tidak berminat pada hubungan diantara kita...", sahut Shaheer Sheikh.
"Aku tahu itu...", gumam Aminah.
"Jika kau tahu lalu untuk apa kamu bersusah-susah melakukan ini semua jika kamu tahu usahamu tidak akan membuahkan hasil yang kamu harapkan !?", sahut Shaheer Sheikh.
"Mmmm...", gumam Aminah.
Pandangan Aminah beralih ke arah lantai ruangan.
Ada rasa sedih di hati gadis berhijab itu kala mendengar jawaban Shaheer Sheikh kepadanya.
Seakan-akan memberikan sebuah keputuasaan untuk Aminah.
"Tidak mungkin, Aminah ! Dan aku tegaskan kembali padamu jika suatu saat nanti aku akan memutuskan hubungan tak nyata ini, Aminah", sahut Shaheer Sheikh.
"Tapi aku berharap suatu saat nanti cara berpikirmu akan berubah dan mungkin akan menerimanya...", kata Aminah.
Shaheer Sheikh tampak marah dengan ucapan Aminah yang mencoba mengingatkannya.
"Dan setidaknya aku telah berusaha keras untuk mempertahankan hubungan ini... Jangan salahkan aku jika suatu saat nanti kamu akan berubah pikiran...", kata Aminah.
Aminah lalu melenggang pergi dari hadapan Shaheer Sheikh.
Meninggalkan pria tampan itu yang termenung sendirian di ruang keluarga, menatap Aminah yang berjalan pergi dari hadapannya yang tanpa berkata-kata lagi.
Shaheer Sheikh menghela nafas panjangnya kemudian memandangi baki berisi makanan kesukaannya.
Ada perasaan aneh yang tiba-tiba merasuki pikiran serta hati Shaheer Sheikh saat itu.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu