BLUESTONE RIVER ROBERT tak menyangka jika akan bertemu seorang wanita asing yang cukup misterius baginya di sebuah bukit terpencil.
Wanita bernama Honey True Haven itu hanya tinggal bersama sang ibu di sebuah bukit yang jauh dari pemukiman penduduk.
Bagaimana kisah mereka? yuuuk ikutin..
ig ZARIN.VIOLETTA
fb ZARIN VIOLETTA
Seperti biasa ga banyak konflik yang bikin kepala pusing yak😆 cuma novel ringan yang bikin happy n senyum-senyum sendiri😁
Selamat membaca..🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#27
"Blue, apa aku boleh meminta sesuatu padamu?" tanya Honey yang kini duduk bersama Blue di sofa kamar.
Blue menghentikan fokusnya pada laptopnya dan menoleh ke arah Honey.
"Hmm, katakanlah," sahut Blue.
"Apa kau bisa mencarikan keberadaan ayahku?" pinta Honey.
Blue memandang mata Honey kemudian tersenyum.
"Ya, nanti aku akan membantumu mencarinya," jawab Blue.
"Benarkah? Kau bisa melakukan hal itu? Karena kata mommy, Korea selatan sangat jauh dari sini dan akan sulit menemukannya," sahut Honey.
"Tidak bagiku," ucap Blue sambil membelai pipi halus Honey.
Honey kemudian memeluk Blue mengecupi bibirnya.
CUP CUP CUP CUP ...
"Thank you," ujar Honey dengan wajah senangnya.
Senyum lebar Honey membuat dirinya semakin cantik dan itu adalah daya tarik utama dari Honey.
Blue mengangkat Honey ke pangkuannya dan Honey menunduk melihat ke arah wajah tampan Blue.
Lalu Honey mencium bibir Blue dan mengecapnya dengan lembut.
Tangan Blue memeluk pinggang ramping Honey. Honey memegang tengkuk leher Blue dan kini saling berbalas ciuman.
"Kau sudah cukup mahir menciumku," ucap Blue dengan suara seraknya yang seksi.
Honey tersenyum dan mereka kembali berciuman hingga tanpa sadar bokong Honey bergerak dan area pangkal paha keduanya bergesekan.
Blue langsung menahan pinggang Honey agar mereka tak kebablasan.
Kening mereka saling menempel dan Blue melihat ke arah mata Honey.
"Kita harus saling mencegah melakukan ini, Baby. Hmm? Kita akan melakukannya setelah kita menikah," ucap Blue dengan suara lirih.
Honey akhirnya mengangguk seakan mengerti apa yang dikatakan oleh Blue.
Lalu Honey mengecup kembali bibir Blue.
"Good night," bisiknya dan turun dari pangkuan Blue.
Honey tersenyum dan keluar dari kamar Blue.
Blue memandangi Honey sampai dia keluar dari kamarnya.
"Untuk kesekian kalinya aku harus berakhir di kamar mandi karenanmu, Honey," gumamnya pelan.
*
*
Pagi harinya, Blue keluar dari kamarnya dan sepertinya akan pergi.
Honey yang berada di dapur bersama sang nenek dan ibunya melihat ke arah pria tampannya itu.
"Kau akan pergi ke mana, Blue?" tanya Honey.
"Aku akan pergi sebentar ke rumahku," ucap Blue.
Seline menoleh pada Blue. "Kau punya rumah di sini, Nak?" tanya Seline.
"Rumah orang tuaku, mereka akan datang besok pagi ke London untuk melamar Honey," jawab Blue.
Marilyn juga melihat ke arah Blue.
"Secepat itu, Blue? Bukankah keluargamu ada di Amerika?" tanya Marilyn.
"Tidak, orang tuaku sering berada di Swiss dan cukup dekat kemari," jawab Blue.
"Kau sudah memberitahu jauh-jauh hari?" tanya Marilyn.
"Tidak, aku baru memberitahu mereka tadi malam," jawab Blue.
"Tapi itu cukup jauh untuk perjalanan darat," ucap Seline.
"Orang tuaku memakai pesawat," jawab Blue.
Seline dan Marilyn hanya mengangguk saja.
"Aku akan ikut denganmu, Blue," ucap Honey.
"Tidak, nanti malam kita ada acara untuk memperkenalkan ke teman-teman kakek, Honey. Kau adalah cucuk kakek satu-satunya dan kini kau telah kembali. Jadi kakek membuat pesta untuk kedatanganmu," ucap Leo dari arah ruang makan.
"Pesta? Aku ingin tetap bersama Blue pergi ke pesta itu," ucap Honey.
"Aku akan mendampingimu nanti malam. Sekarang aku pergi dulu, oke?" kata Blue.
"Kau janji?" tanya Honey seakan merasa khawatir jika Blue meninggalkannya di rumah kakeknya.
"Ya, aku janji. Aku akan pergi dulu karena ada yang harus kulakukan sebelum orang tuaku datang," jawab Blue.
Honey mengangguk dan mengecup bibir Blue di depan kakek, nenek dan Marilyn tanpa rasa canggung sedikit pun.
Blue mengusap pipi Honey dan kemudian berpamitan lalu pergi.