Zareena sungguh tidak menyangka jika kedatangannya ke rumah sang kakak malah bertemu sosok pria menyebalkan bernama Tristan. Lebih parahnya lagi, saudaranya malah menitipkan dirinya kepada pria itu. Lantas, apa yang terjadi? Tristan yang merupakan casanova dan Zareena yang ingin melepaskan kegadisannya. Siapa di antara mereka yang akan takluk lebih dulu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin
Gaun Zareena benar-benar sudah melorot ke bawah. Tristan membaringkannya ke sofa. Mengecup setiap jengkal dari halusnya kulit yang dimiliki gadis itu.
Zareena mengeliat, bergumam tidak karuan atas sensasi yang tengah ia rasakan. Basah menggelitik seiring indra pengecap yang semakin turun ke bawah sana.
Ia merasakan tali bagian penutup bawah terlepas. Perlahan turun melewati lutut hingga kakinya. Tidak dapat diartikan setiap jengkal jari Tristan menuju ke bagian dalam kakinya. Mengusap dari atas ke bawah, mengecup sepanjang kaki Zareena.
"Kau akan merasakannya, Sayang," ucap Tristan.
Zareena terbelalak mendapati Tristan yang mencucup jempol kakinya. "Ini menggelikan."
Kecupan itu perlahan naik. Zareena mendonggak, membiarkan Tristan dengan ahli mempermainkannya. Semakin naik ke atas hingga berhenti pada bagian yang ditumbuhi rambut keriting. Tristan membelai rambut tipis yang mulai tumbuh itu.
"Jangan," ucap Zareena lirih.
"Jika kau mengizinkan aku akan lakukan," kata Tristan.
"Aku sangat ingin," ucap Zareena tersipu malu.
Tristan tersenyum. "Lebarkan sedikit kakimu. Yakin, kau akan menikmatinya."
Zareena melakukannya. Dengan malu-malu ia melebarkan kaki hingga kelopak bunga itu mulai terlihat. Bentuk yang rumit untuk dijelaskan, tetapi memiliki fungsi yang luar biasa.
Zareena menggigit bibir bawah tatkala Tristan menyentuh dengan hidung bangirnya. Mengecup, melingkari bentuknya yang malah mendatangkan sensasi tegang pada tubuh. Basah, sesuatu keluar begitu saja. Zareena berhasrat hanya karena sentuhan.
Ia tersentak, bersuara berat, merasakan sapuan lidah yang begitu nikmat. Zareena mencengkeram rambut Tristan, menekan wajah pria itu sedalam-dalamnya.
"Kau suka?" tanya Tristan dengan wajahnya yang memerah.
Zareena mengangguk. "Iya, aku sangat menyukainya."
"Coba rasakan ini."
Mata Zareena melotot ketika Tristan mendesaknya dengan satu jari. Menggerakannya pelan, menambahkan sapuan indra pengecapnya yang semakin membuat Zareena mabuk kepayang.
"A-aku ...."
"Ya, keluarkan saja, Sayang."
Zareena menggeleng. "Tidak, aku tidak ingin."
Tristan menyeringai. Ia memperkuat desakan jarinya. Menekan perut bagian bawah gadis itu hingga Zareena membuat basah sofa yang ia tempati.
"Kau puas?"
Zareena terengah-engah, ia tersenyum juga malu pada Tristan. "Jangan lakukan ini lagi. Aku mengotori semuanya."
Tristan mengecup bibir wanitanya. "Kau suka, kan?"
Zareena mengangguk. "Iya, aku sangat suka."
"Bersihkan dirimu dan tidurlah, Sayang."
Zareena mengerutkan kening. Pasalnya ia belum memuaskan Tristan sebagai seorang pria. Namun, lelaki itu malah menyuruhnya untuk pergi tidur.
"Kau tidak menginginkanku?" tanya Zareena.
"Belum waktunya," jawab Tristan, lalu memungut gaun Zareena di lantai. "Biar aku membantumu memakainya."
Zareena beringsut bangun. Membiarkan Tristan membantu memakaikannya pakaian. Pria itu juga memasangkan segitiga berenda di kakinya.
"Kau tidak perlu melakukan ini," kata Zareena.
"Aku membukanya, maka aku akan memasangkannya."
"Bagaimana dengan sofanya?"
"Biarkan saja. Pelayan akan membersihkannya," jawab Tristan.
"Kau yakin tidak menginginkanku?"
"Aku bisa menahannya."
"Aku belum punya pengalaman, tapi aku bisa menggunakan tanganku," kata Zareena.
Tristan tersenyum. "Kau akan kaget, Sayang. Jika aku sudah merasakannya, maka aku tidak ingin berhenti."
"Kau membuatku penasaran saja."
"Ayo, aku antar ke kamarmu."
Keduanya keluar dari ruang musik. Zareena menanyakan kembali keinginan Tristan ketika sampai di depan kamar.
"Aku serius," kata Zareena, "meski nantinya kau tidak puas."
Tristan mengecup sekilas bibir manis itu. "Simpan rasa penasaranmu itu, Nona."
"Aku menginginkannya."
Tristan menurunkan bahu, menggeleng karena Zareena begitu keras kepala. "Jangan takut dengan ukurannya."
"Janji," jawab Zareena yang langsung membuka pintu kamar.
Bersambung
udah di kasih hati malah minta jantung
miless sungguh aku gemmesss sama kamu yg menurut ku begitu lucu dan menggemaskan kalau mengejek tmn🤣🤣🤣🤣🤣🤣