NovelToon NovelToon
Asmarandana Titisan Ningrat

Asmarandana Titisan Ningrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:112.9k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Ningrat dan kasta, sebuah kesatuan yang selalu berjalan beriringan. Namun, tak pernah terbayangkan bagi gadis proletar (rakyat biasa) bernama Sekar Taji bisa dicintai teramat oleh seorang berda rah biru.
Diantara gempuran kerasnya hidup, Sekar juga harus menerima cinta yang justru semakin mengoyak raga.

Di sisi lain, Amar Kertawidjaja seorang pemuda ningrat yang memiliki pikiran maju, menolak mengikuti aturan keluarganya terlebih perihal jodoh, sebab ia telah jatuh cinta pada gadis bernama Sekar.
Semua tentang cinta, kebebasan dan kebahagiaan. Mampukah keduanya berjuang hingga akhir atau justru hancur lebur oleh aturan yang mengekang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ATN 24~ Salah posisi

Langkah Amar dan Sekar sempat terhenti sejenak ketika di pendopo tamu yang telah ramai itu berdiri sosok tegap dan berpostur lebih sedikit besar dari Amar.

Entahlah, auranya itu langsung mendadak dingin, kaku dan kelam bagi Sekar saat kehadirannya. Ia menoleh saat tau jika Amar dan Sekar ada di belakangnya. Atau mungkin bisa dikatakan sejak tadi ia memang menunggu kehadiran keduanya?

Aura tengil di sampingnya itu bertemu dengan aura dingin nan kaku sang kakang.

"Den bagus," Sekar langsung membungkuk, aura hangatnya yang tadi sempat mencair mendadak berubah kaku lagi. Bahureksa menyadari itu.

Ia menyunggingkan senyuman tipisnya pada Sekar, "saya kira kamu tidak ikut."

Sekar kembali mengangguk, "saya tertinggal rombongan di depan, den. Kalau begitu saya----" ucapannya terpotong oleh Bahureksa yang mengambil sikap menggeser posisinya menghalangi jalan.

Dan lirikannya kini jatuh pada Amar, "bukankah kamu harus ke kampus, kenapa masih disini?"

"Oh, jadwal mata kuliahku siang, lagipula sudah semester akhir begini, tugas skripsiku juga sudah berjalan sesuai rencana. Jadi bisa santai...bukannya kakang yang seharusnya sudah pergi ke pabrik?" tanya Amar membalikan.

Sekar merasa ia tak perlu mendengar perdebatan si Unyil dan pak Raden ini, namun ia belum menemukan kesempatan untuk pergi dari sana sebab keduanya malah asik berdebat, "Raden maaf saya---"

"Kamu tidak dengar apa yang ibunda bilang kemarin? Aku tidak boleh cape, sebab ini acaraku..."

Pfftt! Hahahaha, Amar tertawa membuat Sekar melirik dan Bahureksa menatapnya sinis.

"Kau tau Sekar, kamu dan semua yang ada disana hadir untuk mengisi acara perkenalan kakangku dan raden ajeng Anjarwati, sebab keduanya akan melangsungkan pernikahan nantinya."

Mata Bahureksa menatap tajam adiknya itu, bukankah pembalasan itu lebih menyakitkan?

Sekar mengangguk saja. Bahureksa tak kehilangan akal, ia berdehem, "selamat datang di kasepuhan, Sekar." Sebenarnya ia ingin sekali bicara berdua dengan Sekar, ia begitu tulus ingin meminta maaf atas kejadian lalu, namun nyatanya tak mudah, sebab adik kurang ajarnya itu seakan tau niatannya.

Amar kembali tertawa, namun kali ini dengan menahan kepalan tangan di depan mulut, lucu saja...kakangnya yang terkenal galak, egois, emosian, jadi begini?!

Melihat sikap Amar yang bisa mematikan gayanya, Reksa berdehem, "kau bilang sedang santai, tak sibuk kan? Kalau begitu kau bantu urus bisnis, seperti yang bunda bilang kemarin. Ambil file beberapa laporan akhir di kantorku."

Amar sangat tau, jika kakangnya ingin sekali mengusir dirinya dari samping Sekar.

Baru saja Amar akan membalas ucapannya, Sekar sudah memotong kali ini, ia sungguh tak sabar dengan kedua ningrat di depannya ini, apa yang sedang mereka lakukan sebenarnya berdebat di depan dirinya yang hanya orang luar.

"Den bagus!" sentak Sekar membuat keduanya menoleh, "maaf jika saya lancang, saya harus undur diri...dan bergabung bersama anggota sanggar Mayang disana. Permisi den .." ia membungkuk pada Reksa dan Amar.

Amar mengangguk begitupun Reksa, "kau!" Reksa hampir melayangkan bogemannya pada Amar yang justru tak gentar, "kenapa? Kakang mau pukul saya?"

"Ingat, kakang yang mengajakku bersaing kemarin? bersaing lah secara sehat, kang. Dengan cara masing-masing..." tatap Amar dengan sorotan tajamnya lantas ia meninggalkan kakangnya disana, "laporan akhir sudah kuperiksa dan kububuhi tanda tangan. Kakang hanya tinggal mengadakan rapat direksi saja." Ucapnya sebelum benar-benar pergi.

"Darimana saja kamu, Kar?" Tanya Sari ketika Sekar baru bergabung dan menaruh tasnya di pelataran pendopo.

"Tadi aku, bertanya toilet. Tas teteh dimana?"

"Di kamar, yuk ku antar..." ajak Sari. Bahkan kamar layaknya asrama ini lebih bagus ketimbang kamarnya di rumah, kasurnya empuk.

"Kamu datang terlambat, jadi paling pojok, ngga apa-apa ya?" tuduh Sari digelengi Sekar, "kalo udah tidur ya merem, teh. Ngga akan peduli di bagian mananya. Yang penting bisa tidur."

Sari tersenyum, "kamu tau ngga, Kar...memang kurang ajar sih, tapi dari tadi aku cari den bagus Somantri..." kikiknya membuat Sekar ikut terkekeh renyah, ia lantas mendekati jendela dengan daun jendela kayu, melebarkannya menatap pemandangan di luar kompleks pendopo tamu ini. Satu yang Sekar lihat selalu ada, pohon-pohon besar nan terawat serta ruang untuk bernafas.

"Kamu mau istirahat dulu, Kar? Aku duluan ke Mande ya!" Sekar mengangguk. Lama ia terdiam disana, memperhatikan sudut Mande dimana teh Sari baru kembali bergabung dengan yang lain, lalu sempat ia lemparkan lagi pandangan ke arah lain.

Seseorang melintas dengan pakaian yang telah berganti, nampak....tampan, keren dan...ia turut menatap dari tempatnya dengan stelan yang sudah siap ke kampus. Tas ransel yang ia gendong di sebelah pundak itu ia betulkan.

Amar melambaikan tangannya dan nyengir tanpa menanggalkan kacamata hitamnya lebih dulu. Ingin sekali Sekar tertawa kecil melihat itu, namun ia memilih membalikan badannya membelakangi jendela, menyembunyikan senyum geli nan merekah yang sejak tadi sulit ia kendalikan itu.

Alisnya berkedut, merasa geli. Jangan Sekar....jangan begitu! Perasaannya harus ia kendalikan sendiri.

Teman, hanya teman. Oke, ia tak pungkiri, kata-kata Imas itu benar. Jika pesona pangeran, no! Maksudnya salah satu pangeran bermotor berisik itu sedikit tumpah dan mengenai ujung kakinya.

Tanpa mau menoleh kembali, Sekar sudah melangkah untuk segera bergabung dengan yang lain di pendopo.

Panggil dia Amar, bukan c.i.n.t.a kan?

Kehadiran nyai ayu Mahiswar ke pendopo melihat para pengisi acara ini berlatih dan mengatur formasi sungguh membuat mereka justru tak fokus. Beruntung sekali, Sekar bisa ada disini.

Benar, ia memang cantik, kulitnya masih kenyal di usia yang tidak muda, jangan-jangan apa yang dikatakan teh Nuroh tempo hari betul. Hanya saja----

"Mayang, yang mana yang namanya Sekar?" tanya nya ramah.

"Oh Sekar." Pandangannya jelas mencari Sekar yang berada diantara teh Sari dan teh Ros, bukan---bukan, bukan hanya amih Mayang saja, saat namanya lebih dikenal nyai ayu Mahiswar ketimbang wajah dan aksi panggungnya, puluhan pasang mata praktis menyorotnya melu cuti.

Ada senyum ramah nan tulus dari wanita bersanggul itu, "oh, pantas."

"Saya nyai ayu?" Sekar menunjuk dirinya sendiri, khawatir jika ia berbuat salah disini namun ia tak menyadarinya.

Mahiswar terkekeh melihat wajah Sekar, "tidak usah khawatir. Bukan kesalahan..." namun kemudian pandangannya begitu meneliti dari atas sampai ujung kaki Sekar membuat gadis ini dilanda gugup dan bertanya-tanya ke samping dimana teh Sari berada, "kenapa ya? Saya punya salah gitu, teh?" tanya Sekar.

"Ngga tau. Apa mungkin tadi kamu ke toilet ngga salam dulu, atau salah menghadap waktu buang hajat? Tadi kamu menghadap kemana waktu pipis?" tanya Sari digidiki Sekar, "Selatan mungkin, memangnya ngaruh ya?"

Ros tak bisa menahan tawanya, pundaknya sudah bergetar dengan mulut tertahan telapak tangan.

.

.

.

.

1
R Melda
hebat ih somantri,,,,,gerak senyapppp
YL89
Setiap Novel teteh Author selalu punya cerita n pelajaran yg disuguhkannya!!come on kita kali ini diajak menjelahi ilmu sejarah Kerajaan
lestari saja💕
apa bedanya????????sanggar cipta gelar dan mayang apa bedanya???sama2 ronggeng????ini si jembar kasih ga mencerminkan namanya bgt
lestari saja💕
terus jembar kasih tikus raksasa?????🤣🤣🤣🤣😎
lestari saja💕
benar kann??????tetep ujung2 nya sekar yg salah
lestari saja💕
benar sekar tapiiiiii.......
lestari saja💕
ditolak dong si bahu....-amar aja ditolak....😂😂😂
lestari saja💕
lawan sekar...-jadi ronggeng yg terhormat
lestari saja💕
gimana klo anjarwati tahu????
lestari saja💕
kok medeni si bahu ki....main ne ngunu
Ray Aza
aisshhh neng contohnya kok ya presiden yg demen kawin jg. 🙈
🥀 Sinta gendheng🥀: 🤣🤣🤣🤣🤣 kita ambil hikmahnya aja budhe
total 1 replies
Ria
sikapnya kok jauh ya sama namanya... "jembar kasih"..... kok gak di kasih nama
" jembar kisruh" aja si teh🤭🤭🤭😂😂😂🙏
🥀 Sinta gendheng🥀: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Mira Mira
pantas saja pas sasi jatuh cinta amih sekar selalu nangis tiap malam segitu sakit hati nya sama omongannya raden ayu/Cry//Cry/
Miko Celsy exs mika saja
sedih bgt jd sekar,,,ya bgtulah gak jaman dl gak jaman sekarang,orang yg kelebihan byk yg memandang rendah orang yg tak berpunya,meskipun skrng jg byk orang yg berlebih tdk memandang buruk ke yg tdk berpunya bahkan sdh byk yg benar2 merangkul dam memandang setara antra hg berpunya dan tidak
isni afif
😻😻🥰☺️☺️🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh.....sin...🫰🫰🫰🫰🫰
Attaya Zahro
Jangan suka meremehkan..nyatanya selir suamimu juga seorang ronggeng 😏😏
Trituwani
karyamu yg ini kadang bikin mesam mesem sendiri kadang jg nangis sendiri kadang jg tensian sendiri min... tp emmhhh si apih amar terlalu yahuddd disini min... sweet bgt kayak gula aren/Kiss//Kiss//Kiss/semangat berkarya min cahyoooo
Trituwani
wahhhh👏namanya aja jembar kasih tp akhlaknya tidak mencerminkan sbgai seorang permaisuri yg adil dan beradab/Scream/ mentang"turunan ningrat..wong asal jg dr tanah liat...sama sama tanah mah merendah kali jgn sampai kesombongan mengahancurkan trahmu sendiri...pantas si apih amar berontak..tau mboknya kayak bantengan gini,terlalu mengekang keturunanya sendiri.. dirimu tanpa rakyat kecil jg g bisa apa"kali...ad gitu permaisuri cuci baju sendiri klo g da rakyat jelantah.. mentang"sultan rakyat kecil patut dihina gitu.. ooo tidak bisa fergusoo hukum tabur tuai ada bisa jd ntar dirimu jd rakyat kecil cam sekar sekarang/Scream//Scream/minta disleding nih jembar kasih nih/Cleaver//Cleaver//Joyful/
DozkyCrazy
ya elah Bu tuh mulut g pernah sekolah yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!