Squel dari putri perawan milik daddy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nila KingShop Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak sedarah
Didalam sebuah ruangan VVIP elite club malam Jakarta, tampak Edo tengah bersandar di atas kursi sofa yang mendominasi berwarna merah.seorang laki-laki tampan terlihat sibuk menuangkan minuman disalah satu gelas yang ada dihadapan mereka, lantas mulai menyesap nya secara perlahan.
Edo sejak tadi hanya bisa memijat-mijat kepalanya yang tidak sakit, di antara beberapa teman-teman nya dia mencoba untuk membuat otak waras nya berfungsi dengan baik.
Gangguan hidupnya oleh kehadiran Vio jelas merusak suasana diri nya, di mulai dari otak, perasaan, akal waras, kesejahteraan perasaan serta ketenangan jiwa nya, semua begitu mengganggu dirinya.
"Berikan aku wine nya, Farhan"
Edo bicara sambil mencoba memejamkan bola matanya sejenak.
"Ada apa dengan diri mu?"
Laki-laki yang dipanggil Farhan jelas menaikkan sebelah alisnya saat melihat sang sahabat Baik tiba-tiba menampak kan ekspresi yang begitu menyedihkan.
"Kamu persis seperti laki-laki yang tidak di urus oleh istri nya dalam waktu yang lama"
ledek Farhan sambil terkekeh geli.
"Oh shi..t, berhenti mengejek ku"
Umpat Edo kesal.
Farhan hanya menaikkan ujung bibirnya, menuangkan minuman untuk Edo sambil bola matanya mencari sosok seseorang sejak tadi.
"Aland menghubungi kamu?"
Tanya Farhan tiba-tiba sambil meraih rokok dan pamatik nya.
Edo langsung membuka bola matanya, dia membenahi posisi duduknya lantas mulai menyesap wine miliknya.
Farhan mulai menyulut api dari pamatik nya ke rokok yang ada di bibirnya itu, lantas melempar pamatik nya ke atas meja kemudian laki-laki itu mulai menghisap rokok nya secara perlahan.
"Dia berkata akan pulang ke Indonesia tahun depan"
Ucap Edo cepat.
Farhan diam sejenak, menatap ke arah Edo sejenak.
"Aku fikir ini saat nya Mulai menarik Selena untuk menyelidiki soal masa lalu Valentine"
Ucap Edo sedikit memelankan suaranya.
"Aland berencana untuk pulang dan membuat perhitungan pada Putri nya Ailee, dia masih menunggu usia putri nya masuk ke usia 17 tahun nya"
Mendengar ucapan Edo, sejenak Farhan terdiam. Laki-laki itu menatap nanar sejenak kedepan.
Namun sepersekian detik kemudian tiba-tiba seorang gadis masuk ke dalam Room mereka.
"Maaf, aku terlambat"
Gadis itu bicara cepat sambil melangkah mendekati Farhan dan Edo.
"Aku fikir belakangan waktu mu cukup banyak tersita untuk Eden, Ramira"
Farhan bicara sambil mengeratkan rahang nya, bola mata nya menampakkan kecemburuan yang membuncah.
"Memaafkan aku"
"Apa kamu mencintai dia? aku fikir ini bukan lagi sekedar menepati janji mu pada valentine? kamu sudah terjun terlalu jauh didalam hidupnya"
Ucap Farhan lagi lantas membuang pandangannya dari Ramira.
"Farhan"
Ramira bicara pelan sambil menyentuh lembut bahu laki-laki itu.
"Lupakan saja, aku hanya tertawa emosi, aku tidak sepantasnya mengeluh soal hubungan kalian"
"Maafkan aku, hanya saja..."
Belum sempat Ramira bicara menyelesaikan kata-katanya, seketika Farhan berdiri dari duduknya, melesat cepat meninggalkan Ramira dan Edo tanpa kata-kata.
Sejenak Edo menatap wajah Ramira.
"Apa kamu jatuh cinta pada Eden?"
Tanya Edo sambil mengerutkan keningnya.
Gadis itu tampak diam, hanya bisa menggigit pelan bibir bawahnya.
"Lupakan saja, anggap aku tidak pernah menanyakan nya"
Ucap laki-laki itu lantas kembali menyesap minumannya untuk beberapa waktu.
"Jangan terlalu banyak minum, kamu bukan type laki-laki yang kuat minum, cukup berbahaya pulang sendirian dalam keadaan mabuk"
Ucap Ramira pelan sambil menggeser 1 botol wine yang ada dihadapan Edo.
Tapi alih-alih peduli, laki-laki itu malah kembali meraih botol wine tersebut.
"Aku hanya butuh minuman untuk menetralisir isi kepalaku yang sedang tidak waras saat ini"
Ucap Edo cepat, menuang kan kembali wine yang ada di hadapannya itu.
"Soal keponakan mu?"
Ramira bertanya sambil menaikkan alis nya.
"Shi..t.. dia mulai membuat aku menggila"
Umpat Edo kesal
Ramira tampak tertawa kecil melihat ekspresi Edo.
"Seperti nya aku butuh mencari seorang perempuan, agar dapat aku jadikan kekasih demi bisa menghindari pemikiran ku soal gadis kecil itu"
Oceh Edo kemudian.
"Mau aku rekomendasi seorang perempuan?"
Tanya Ramira tiba-tiba.
"Ada?"
Edo menaikkan alis nya.
"Akan aku kenal kan pada mu"
Ramira bicara sambil mengangguk pelan.
"Tapi, bukan kah kalian tidak sedarah? kenapa kamu begitu khawatir soal perasaan kamu pada nya?"
Tanya Ramira tiba-tiba.
Edo tampak menarik pelan nafas nya.
"Tapi tetap saja, dia putri dari kakak ku"
Ucap laki-laki itu lantas kembali menyesap minuman nya dalam sekali tegukan.