Istri Kecil Presdir

Ketika meninggalkan kantor Nathan, Dimas melamun memikirkan bagaimana bisa putri nya, Alula yang sudah ia usir bisa berada di sana. Ia pikir Alula akan hidup kesusahan atau janin yang di kandung nya akan di gugur kan begitu saja karena menyusahkan dirinya, tapi yang ia lihat tadi seperti nya Alula hidup bahagia dan berkecukupan setelah pergi dari rumah. Tidak menjadi gelandangan seperti yang ia pikirkan.

" Tuan ada masalah?. " Ucap Kevin, sekretaris dari Dimas yang duduk di samping Dimas. Mereka saat ini sedang berada di mobil menuju kantor Dimas.

Dimas tersadar dari lamunan nya lalu menatap Kevin. " Apa kelihatan nya begitu?. " Tanya nya balik.

Kevin mengangguk. " Wajah tuan menunjukkan bahwa tuan sedang berpikir keras. " Sahut nya.

Dimas menghela nafas nya lalu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi penumpang. " Apa kamu tadi melihat putri saya tadi di perusahaan Alexander?. " Tanya nya seraya menatap sekretaris nya tersebut.

Kevin mengerutkan kening nya. " nona Aulia maksud tuan?. " Tanya nya lagi karena sedari dulu hanya Aulia yang sering di sebut putri nya oleh Dimas.

Dimas menggelengkan kepala nya. " Alula. "

Kevin cukup terkejut ketika Dimas menyebutkan nama itu di depan nya, biasa nya jika ia ingin menyebut Alula, Dimas tidak menyebutkan nama atau putri saya tetapi 'anak sial itu '.

Dimas menolehkan kepala nya saat tidak ada jawaban dari Kevin. " Kamu kenapa?. " Tanya nya bingung ketika melihat wajah Kevin penuh keterkejutan.

Kevin kegelagapan, lalu ia langsung merubah raut wajah nya. " Hmm saya tidak ada melihat nona A-alula tadi. " Sahut nya dengan sedikit ragu di pengucapan nama Putri bos nya tersebut.

Dimas mengangguk lalu fokus menatap ke arah depan. " apa ada masalah tuan?. " Tanya Kevin.

Dimas menggelengkan kepala nya. " Tidak. " Dan selanjutnya hanya hening di mobil tersebut, Hanya suara deru mobil yang terdengar di indra pendengaran mereka. Dan Dimas masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada mengapa Alula bisa berada di kantor milik Nathan.

...****...

" Tuan Prayoga?. " Tanya Nathan memastikan di sebrang telfon.

" iya tuan. " Sahut Danis di seberang sana.

Nathan mematikan sambungan telpon nya dan memijit pelipisnya. Ia jadi tahu apa penyebab Alula menangis dan murung sejak tadi. Ternyata Dimas bertemu dengan Alula di kantor nya. Ia lupa untuk menyuruh Alula tetap diam di ruangan karena Dimas juga turut hadir di rapat perusahaan nya.

Ceklek.

Ia masuk ke dalam kamar yang sedikit gelap karena gorden nya sengaja ia tutup. Dapat ia lihat Alula tengah meringkuk Seperti bayi di atas kasur dengan selimut yang melilit tubuh nya karena cuaca dingin yang di akibatkan oleh hujan di luar.

Ia berjalan mendekat dan duduk di pinggir ranjang tepat di hadapan Alula. Nathan mengelus pelan pipi chubby istri tersebut lalu naik ke bawah mata istri nya yang sembab karena menangis cukup lama.

Calon ayah tersebut menghela nafas nya lalu mendekat kan wajah nya ke wajah Alula dan mencium lembut kedua kelopak mata yang terpejam tersebut.

" Aku gak mau janji karena takut mengingkari tapi aku akan berusaha untuk tidak membuat kamu meneteskan air mata kesedihan lagi, hanya air mata kebahagiaan yang boleh jatuh dari mata ini. " Ucap nya bersungguh-sungguh dan yakin kalau ia akan membuat Alula bahagia. Cukup sudah penderitaan nya dulu oleh keluarga nya sendiri dan ia tidak ingin Alula terluka lagi karena saat ini ia adalah suami nya dan Alula adalah tanggung jawab nya, Dimas beserta keluarga tidak ada yang boleh mengusik istri nya.

Merasakan ada yang mengelus kening nya, Alula membuka kedua mata nya dan netra nya langsung bersitatap dengan netra hitam milik Nathan.

" kok bangun? aku ganggu yah?. " Tanya Nathan lembut. Alula menggelengkan kepala nya. Ia bangkit dan duduk menghadap ke arah Nathan.

" Kamu Uda selesai urusan nya?. "

Nathan mengangguk lalu beringsut mendekati Alula dan memeluk pinggang istri nya dengan wajah yang ia letakkan di ceruk leher Alula. " Aku ngantuk. "

Alula terkekeh pelan, dengan perlahan ia mengusap lembut rambut Nathan. Nathan semakin merapatkan pelukannya walau terhalang sedikit oleh perut buncit Alula ketika rasa kantuk mulai menyerang nya.

Alula mengangkat sedikit wajah Nathan ketika tidak mendengar suara apapun dan hanya dengkuran halus.

Ia tersenyum tipis melihat mata Nathan sudah terpejam rapat dengan deru nafas yang beraturan. Dengan perlahan ia memperbaiki posisi suaminya menjadi berbaring di kasur walaupun sedikit kesusahan karena badan kekar Nathan cukup berat untuk tubuh nya yang mungil.

Setelah merasa posisi Nathan nyaman, Ia ikut berbaring di samping nya dan menarik selimut untuk membungkus tubuh mereka berdua. Alula memeluk tubuh Nathan dan menenggelamkan wajah nya di dada bidang suaminya. Padahal hari sudah beranjak sore tapi sepertinya mereka tidak memperdulikan itu karena cuaca yang dingin karena hujan membuat mereka tertidur lelap.

...****...

Alula menyandarkan tubuh nya di pinggiran wastafel dengan keringat bercucuran di dahi nya. Bangun tidur tadi, tiba-tiba ia merasakan mual yang sangat luar biasa dan dia langsung berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan semua nya, namun yang keluar hanya cairan bening yang sangat menyiksa perut nya.

Alula menutup mulutnya ketika gejolak itu datang lagi. Ia segera membalikkan tubuhnya dan memuntahkan cairan itu lagi.

Huekk.

Huekk.

Nathan yang merasa terusik dengan suara seseorang di dalam kamar mandi mencoba membuka mata nya dan melihat ke samping nya yang kosong. Ia mengernyitkan dahi nya , kemana Alula?.

Huekk.

Huekk.

Nathan langsung bangkit dari tidurnya dan melangkah tergesa-gesa menuju kamar mandi dimana suara itu berasal.

" Hey kamu kenapa?. " Tanya Nathan yang langsung memijit tengkuk Alula ketika istri nya tersebut terus mencoba memuntahkan isi perutnya.

Alula mencuci mulut nya dengan kran air wastafel. Nafas nya terengah-engah. Ia membalikkan tubuhnya dan langsung memeluk tubuh Nathan. " sakit. " Ucap nya serak. sungguh saat ini tenggorokan nya sangat sakit dan perih. Kepala nya pun ikut berdenyut.

Nathan yang tidak tega mendengar ucapan Alula langsung membopong tubuh istri nya keluar dan membaringkan nya di kasur. Alula hanya diam karena ia tidak memiliki tenaga lagi saat ini.

Nathan mengusap kening Alula yang bercucuran tersebut dengan lembut. " Aku panggilin dokter ya?. " Ucap nya yang bermakna pertanyaan.

Alula menggelengkan kepala nya. " Kaya nya ini morning sicknes deh kaya kamu waktu itu. " Ucap nya pelan dan lemah.

Nathan menaikkan sebelah alisnya. " Tapi kenapa kamu ngalamin nya baru sekarang?. " Tanya nya bingung.

Alula menggeleng pelan. " Aku juga gak tau. "

Nathan menghela nafas nya lalu kembali menatap wajah Alula. " Yaudah kamu istirahat aja. Biar aku ambilin makanan buat kamu sama susu ibu hamil. " Setelah mendapatkan anggukan dari Alula, Nathan pergi menuju dapur untuk mengambil makanan untuk istri nya.

Selepas kepergian Nathan, Alula menatap perut nya dan mengusap nya pelan. " Anak mama sehat-sehat sayang. " Ucap nya lembut.

BERSAMBUNG....

JANGAN LUPA LIKE KOMEN AND VOTE READERS.....