Pecinta jenre sekolah,geng motor dan perjodohan yuk mampir.
Kalo biasanya ketos itu cowok tapi disini ketos itu cewek.
Bagaimana jadinya bila ketua OSIS itu cewek apalagi setelah bertemu cowok dingin yang narsis plus anak geng motor.
penasaran dengan ceritanya yuk baca.
karya pertama author semoga suka maaf bila ceritanya berbelit belit dan banyak typo. minta saran dan masukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adhilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 25
Vanya yang kembali ke kelas pun di sambut sama sahabat sahabatnya. Mereka mencecar Vanya dengan banyak pertanyaan.
"Van gimana?"tanya Sonya.
"Iya Van lo kepilih kan?"timpal Sisil.
"Gw yakin sih pasti lo di terima. Ya gak sil?"ucap Sonya sambil menatap Sisil.
"Ya pasti lah."jawab Sisil.
Vanya yang melihat sahabatnya itu pun memutar bola matanya malas. Gak bisa apa ya tanya itu satu satu.
"DIAM."bentak Vanya yang membuat para sahabatnya langsung diam.
Karena sekarang jam kosong jadi semua murid pada sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Tapi kegiatan itu seketika berhenti ketika Vanya berteriak. Semua murid memandang Vanya dkk, Vanya yang di tatap seperti itu pun nyengir memperlihatkan gigi putihnya.
"Hehehe... silahkan di lanjut maaf ganggu kalian."ucap Vanya yang merasa tidak enak kepada semua murid.
"Lo sih."ucap Vanya menyalahkan Sonya.
"Lah kok gw."jawab Sonya sambil menunjuk dirinya.
"Jadi gimana Van lo kepilih kan buat ikut olimpiade?"tanya Sisil mengalihkan omongan tak berfaedah teman temannya. Tuben juga Sisil pinter. wkwkwk.
"Entahlah gw merasa enggak bakal kepilih."jawab lesu Vanya.
"Lah kok bisa."kompak Sisil dan Sonya.
"Tadi gw belum sempet jawab sampai selesai tapi waktunya sudah habis."jelas Vanya.
"Tumben banget lo. Biasanya juga jawabnya cepet."tanya Sonya.
"Hooh biasanya lo paling cepet kalo ngisi jawaban. Emang lo ngapain aja kok bisa enggak selesai."ucap Sisil.
"Gw itu disana mera....."Ucap Vanya hampir saja keceplosan.
"Aduh hampir saja keceplosan bisa di ejek habis habisan nih kalau sampai mereka tau aku tadi merayu Vano."suara hati Vanya.
"Mera... mera apa Van meraut atau merajut?"tebak bodoh Sisil.
"Lo dodol banget sih Sil mana ada Vanya merajut yang ada tuh rajutan bisa hancur karena kena tangannya yang kasar."jawab Sonya sambil mendorong jidat Sisil dengan telunjuknya.
"Sial*l lo."jawab Vanya yang tidak terima kalau tangannya dibilang kasar.
"Auw. sakit be*o."umpat Sisil sambil mengelus jidatnya.
"Jadi mera apa Van."tanya Sonya serius mengabaikan umpatan Sisil.
"Me....me-ra..."jawab Sonya memikirkan alasan apa yang bisa di terima oleh temannya ini.
"Mera apaan sih Van."desak Sonya. Sedangkan Sisil hanya menjadi pendengar yang baik saja dari pada dia kena lagi.
"Me..me-rawat, iya benar merawat tadi ada siswa yang habis jatuh jadi gw tolongin."jawaban Vanya akhirnya lancar juga.
"Ooh gitu."jawab Sonya.
Vanya pun merasa lega karena temannya ini percaya dengan alasannya.
Sonya pun melanjutkan kegiatannya tadi yang sempat tertunda karena kehadiran Vanya.
Sedangkan Vanya kini sedang melamun.
"Gimana nih caranya supaya aku bisa ikut olimpiade itu."
"Pokoknya apapun caranya aku harus ikut. Aku udah kangen banget sama Dia."
"Apa aku coba rayu Vano lagi ya?"
"Aah tapi gak mungkin yang ada Vano malah kepedean lagi."
"Tapi kalau gak di rayu, Trus gimana dong caranya supaya bisa ikut olimpiade itu."
"Tau aah pusing."
Ucap Vanya dalam hati sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
-
Jam pulang sekolah pun tiba semua murid bersiap untuk pulang tanpa terkecuali Vanya dkk. Vanya dkk kini sedang membereskan barang-barangnya ke dalam tas.
Drrrrr drrrr
Suara dering handphone Vanya.
"Iya assalamualaikum Tan."jawab Vanya.
"Waalaikum salam sayang. Gimana sekolahnya sudah pulang."tanya tante Fara. Ya, yang menelfon Vanya itu Tante Fara.
"*Alhamdulillah sudah Tan. Ada apa ya tumben Tante telfon Vanya."
"Eemm gini sayang, Tante semalam sudah membuat janji dengan desainer yang merancang gaun pengantin kamu. Jadi bisakah kalau kamu sekarang pergi ke butik Eva Colection*?"
"Iya Tan Vanya ke sana sekarang nanti tempatnya Tante share lock aja."
"Ya sudah kalau begitu kamu hati hati ya. Jangan kebut kebutan, Tante tutup dulu telfonnya."
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam Tan."jawab Vanya sambil menutup telfonnya.
"Siapa Van."tanya Sonya yang sedari tadi memperhatikan kegiatan Vanya.
"Ooh itu, tante ku minta jemput di bandara sekarang karena baru sampai dari luar negeri."jawab bohong Vanya. Mana mungkin Vanya jujur kepada sahabat sahabatnya kalau dia mau menikah 3 hari lagi sama Vano, yang ada teman temannya ini bakal kena serangan jantung.
"Ooh."jawab singkat Sonya.
"Ya udah gaes kalau gitu gw duluan ya. Bye.."pamit Vanya dan berlalu menuju mobilnya.
-
Sementara di parkiran Vino yang melihat Vanya pergi dari parkiran itu pun terus memperhatikan mobil Vanya sampai menghilangkan dari pandangan matanya. Saat dia akan menghidupkan motornya tiba tiba ada cabe cabean yang datang mengganggunya.
"Hai Vano sayang."sapa Cindy sambil bergelayut manja di tangan Vano.
"Lama loh kita gak ketemu. Gimana keadaan kamu, apakah sudah baikan."ucapnya lagi.
"....."
"Kamu kok diam saja sih beb. kamu emangnya gak kangen sama aku."ucap manja Cindy yang membuat Vano yang mendengarnya jijik, apalagi tangan Cindy yang melingkar di lengannya ini bikin Vano makin jijik.
"Cih.."umpat Vano yang sudah jengah dengan tingkah menjijikkan Cindy.
"Lepasin tangan lo dari tangan gw."suruh Vano sambil menatap Cindy datar.
Bukannya melepaskan Cindy malah mengeratkan pelukannya tangannya.
"Kamu kok gitu sih beb. Oh iya mobil aku mogok anterin aku pulang ya."rayu Cindy.
"GW BILANG LEPASIN TANGAN GW ANJ*G."bentak Vano.
Cindy yang mendapat bentakan itu pun takut. Tapi dia tetap melancarkan aksinya untuk merayu Vano karena dia berfikir Vano gak akan berani main kasar dengannya di tempat umum ini.
"Enggak aku gak mau lepasin."ucap kekeh Cindy.
"Lo lepasin sendiri atau tangan lo besok sudah gak berada di tempatnya."ucap Vano dingin.
"Kamu kok kasar banget sih beb sama aku. Pasti ini gara gara si Vanya jala*g itu kan."ucap Cindy yang membuat Vano makin murka.
Vano yang tidak mempunyai kesabaran seperti tanggo yang berlapis lapis itu pun mencekal tangan Cindy yang melingkar di lengannya setelah itu di plintirnya dengan kasar.
"Auw sakit Van."kesakitan Cindy.
"Gw udah berusaha sabar dari tadi. Tapi lo sia sia in kesabaran gw."ucap Vano di telinga Cindy sambil mengertakkan giginya.
"Auw.. ampun Van tolong lepasin tangan aku sakit."mohon Cindy.
Vano yang melihat keadaan sekitar bahwa mereka telah menatapnya itu pun melepaskan tangan Cindy. Dan langsung menghidupkan motornya dan berlalu meninggalkan parkiran sekolah.
-
-
-
***
cielah jiwa psycopat gw muncul wkwkwk 😂😂😂
...Like komen vote dan favoritnya dong jangan lupa 😁...
Follow Ig author:@adhilla_021
Cus Aq baca deh....
ceweknya pas