Pengenalan Novel :
(BACA VOL 1 DULU, sebelum yang vol 2 ini)
Volume 2 dari novel Seven Deadly Child, petualangan Theo dalam upaya menaklukan Gaia Land.
Novel tentang : Senjata mistis, Roh item, Berburu harta (Item, sumber daya, dan manual teknik rahasia), Menjinakkan binatang buas, Pemanggilan (Hewan mistis, Iblis, dan Malaikat), Pembentukan sebuah dinasti, Dan tak lupa diselingi dengan kisah romance serta komedi-komedi ringan. ^^
Genre : Action, Adventure, Comedy, Drama, Fantasy, Martial Arts, Romance, Supernatural, Xuanhuan.
Jadwal update : Setiap hari pukul 11.00 WIB dan 23.00 WIB (Masing-masing satu chapter)
Arc 2 (The Legend of The Wild Wolf) : Bab 1 - Bab 133
Arc 3 (Kastil Raja Dewa Air) : Bab 134 - Bab 189
Arc 4 (Simposium) : Bab 190 - Bab 239
Sinopsis :
"Namaku Theodoric Alknight. Periode pertama kehidupanku, aku mengalami pasang surut kehidupan. Lahir di ketinggian langit, hanya untuk kemudian dibenamkan kedasar dunia berlumpur."
"Namaku Theodoric Alknight. Di dasar dunia, aku bertemu seorang dermawan, seorang panutan, seorang pahlawan, dan seorang master untukku."
"Namaku Theodoric Alknight. Periode kedua kehidupanku, bimbingan masterku membuatku terlahir kembali. Menjadi manusia baru, manusia yang merangkak dari dasar berlumpur, manusia yang akan menaklukan tujuh dosa paling mematikan bagi umat manusia."
"Namaku Theodoric Alknight. Manusia penuh dosa yang merangkak dari kubangan lumpur. Dengan memikul tujuh dosa paling mematikan di punggungku, aku berkeliling dunia. Tanpa rumah, serigala tersesat menghadapi taring-taring dunia yang kacau."
"Namaku Theodoric Alknight. Periode ketiga hidupku, aku tak tertandingi. Dengan kepalan tanganku, aku menghancurkan gunung, membelah lautan, meraih langit tertinggi dan menyelam kedunia terbawah."
"Namaku Theodoric Alknight. Aku menantang surga, dan mengacaukan neraka. Memimpin seluruh umat manusia."
"Namaku Theodoric Alknight, aku seorang Knight."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heri Kiswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24 - Hangatkan Laut
Sebagai bentuk dukungan kawan-kawan buat Novel Seven Deadly Child ini. Penulis berharap, tanpa paksaan, cukup melakukan dua hal ini.
Sempatkan pencet tombol LIKE sebelum membaca.
Sempatkan meninggalkan KOMENTAR setelah membaca, terserah mau komen kayak apa, ketik satu huruf "A" saja sudah termasuk komentar kok :v
_____________________________________________
"Apa yang kau lakukan? Aku bisa menangani situasi!" Dengus Gerel, dengan nada agak kesal.
Sebelumnya, ketika Gerel sedang bertarung melawan Kapten Perompak Angin Barat, bekerjasama dengan Nagini yang telah siap melakukan satu serangan menyelinap, Theo tiba-tiba secara tak terduga muncul.
Memanfaatkan sepatu kilat untuk berpindah tepat di belakang sang Kapten, Theo segera mengaktifkan medan Gravitasi, memperberat tekanan yang ada diatas dek kapal, sebelum dengan menggunakan tangan kanan, ia melanjutkan aksinya dengan mencengkram erat leher pihak lawan. Diakhiri mengaktifkan derak listrik merah pada sarung tangan kilat yang sedang ia kenakan. Dalam sekejap mematahkan serta memenggal kepala Kapten Perompak Angin Barat.
"Cukup main-mainnya!" Ucap Theo, seraya melempar kepala Kapten Perompak Angin Barat yang sedari tadi ia mainkan, untuk tenggelam kedasar laut.
"Kita tak punya banyak waktu! Ada beberapa ikan besar lain yang sedang bergerak mendekat!"
"Mammon! Keluar!" Lanjut Theo, tanpa menunggu tanggapan apapun dari Gerel, segera memanggil keluar Mammon dari dalam segel kontrak gerbang dosa di lengan kirinya.
*Woooshhhh….!!
Sudah dalam bentuk seperangkat senjata rahasia, Mammon melompat keluar dari dalam tatto segel, sementara Theo, tak menunggu Mammon menghampirinya, ia melompat untuk menyambut enam Pisau Mammon, meraih dan menempatkan masing-masing tiga buah dari keenam pisau tersebut, pada sela-sela jari tangan kanan dan kirinya.
*Woooshhhh…!!!
*Woooshhhh….!!!
*Woooshhhh….!!!
*Jleepp….!!!
*Jleepp…..!!!!
*Jleepp….!!!
Dengan ekspresi wajah datar, Theo mulai membantai seluruh anggota Perompak Angin Barat yang ada diatas dek. Melempar seperangkat pisau Mammon ke segala arah, menariknya kembali dengan benang Mana tipis tak terlihat yang terpasang pada masing-masing pisau. Sebelum untuk sekali lagi melempar kearah orang-orang malang yang ada di sekitar.
Sampai pada akhirnya, setelah lewat beberapa waktu, Theo sepenuhnya membunuh seluruh anggota Perompak diatas kapal induk. Tak menyisahkan satu orangpun untuk bertahan hidup.
"Pemuda! kau akan mati dengan cara menggenaskan! Ini bukan Gurun! Tetapi wilayah Kepulauan! Kau pikir bisa bertindak sesukamu?" Teriak salah satu wakil Kapten Perompak Angin Barat, saat melihat Kapten serta seluruh anggota yang ada di kapal induk, di bantai habis oleh Theo.
"Ohhhh… Terus kenapa kalau ini wilayah Kepulauan?" Tanya Theo.
"Sombong! Katak dalam tempurung! Apa kau tak pernah mendengar tentang Aliansi 7 Lautan? Aliansi Perompak yang menguasai 7 lautan wilayah Kepulauan!"
"Kami adalah Aliansi yang begitu di segani! Bahkan di takuti oleh Tribe-Tribe besar! Walau itu adalah Eleanor Tribe, tak akan mampu menghadang setiap langkah yang diambil oleh Aliansi 7 Lautan!" Ucap sang wakil Kapten.
"Ahhh… Jadi seperti itu?" Gumam Theo.
"Hmmmm… Jika sudah mengerti, lebih baik kau menyerah! Ketahui batasanmu! Dan kapan harus merasa takut! Bagaimanapun juga, kau sekarang sedang berhadapan dengan nama besar Aliansi 7 Lautan!" Tutup sang wakil Kapten. Dengan intonasi nada yang sangat dramatis.
Mendengar yang disampaikan oleh orang tersebut, Theo terlihat diam untuk beberapa saat, sebelum secara tiba-tiba, justru mulai membuat seringai lebar.
"Nama besar Aliansi 7 Lautan? Tak bisa seenaknya jika telah berada di wilayah Kepulauan karena ini bukan lagi wilayah Gurun?"
"Harus merasa takut?" Gumam Theo. Semakin melebarkan seringainya. Sebelum kemudian, malah tertawa lantang.
"Hahahhahha....!!!"
"Memang apa yang membedakan? Aku akan melakukan apapun yang ingin kulakukan, dimanapun itu!" Lanjut Theo.
"Feizel!" Teriak Theo kemudian.
"Aye-aye Boss?" Jawab Feizel, yang secara kebetulan berada pada kapal divisi Perompak paling dekat dengan Theo.
"Kau dengar apa yang barusan di katakan orang itu?" Tanya Theo.
"Terdengar sangat jelas! Sejelas dasar di sungai yang jernih!" Jawab Feizel.
"Kalau begitu, bukankah seharusnya kau merasa takut?" Tanya Theo lagi.
"Ohhh… Tentu saja! Begitu takut sampai kedua kakiku tak bisa berhenti bergetar!" Tanggap Feizel.
Obrolan antara Theo dan Feizel, dimana jelas merupakan satu ejekan sarkas, segera membuat wajah seluruh wakil Kapten Perompak Angin Barat berubah merah padam. Tak bisa menahan amarah. Merasa sangat direndahkan. Namun, sebelum orang-orang ini sempat untuk memberi tanggapan, suara Theo yang sangat lantang, kembali membahana.
"Begini saja! Untuk melemaskan otot yang kaku, bagaimana kalau kau sedikit membuat api! Hangatkan para anggota kita yang saat ini jelas hatinya menjadi dingin, sangat ketakutan oleh nama besar Aliansi 7 Lautan!" Ucap Theo. Masih mempertahankan seringai lebarnya, menunjuk kearah puncak tiang layar kapal induk Kelompok Perompak Angin Barat.
"Aye-aye Boss! Kau sungguh sesuatu! Hahahhaha…!" Jawab Feizel. Dengan ekspresi wajah sangat antusias. Kemudian segera membuat gerakan meninju kedepan. Melepaskan aliran Mana berbentuk tinju api, kearah yang tadi di tunjuk oleh Theo.
*Woooshhhh….!!!
Tinju api Feizel, melaju kencang tak terhalang, mendarat tepat pada puncak tiang layar. Membakar satu bendera yang sebelumnya berkibar disana. Bendera dengan gambar Naga Laut yang sedang berenang. Dimana merupakan panji-panji kebanggaan dari Aliansi 7 Lautan.
Melihat hal tersebut, ekspresi wajah para wakil Kapten Perompak Angin Barat, berubah tak menentu. Merasa sangat marah sampai menggertakkan gigi-giginya.
"Beraninya kau!" Dengus salah satu wakil Kapten.
"Semuanya! Kurasa sekarang sudah cukup hangat!" Teriak Theo. Mengabaikan tatapan-tatapan penuh nafsu membunuh yang saat ini terarah kepadanya.
"Sebaiknya, kita mulai saja menyebarkan kehangatan khas wilayah Gurun yang ganas, pada orang-orang laut ini! Beritahu mereka, bagaimana rupa dari Serigala penghuni Gurun tandus!"
"Ingat untuk tak menyisahkan satupun!" Tutup Theo.
Mendengar kata-kata Theo yang diakhiri dengan satu intruksi jelas, para wakil pemimpin kelompok Bandit Serigala, segera memasang seringai di wajah masing-masing.
***
(30 menit kemudian)
Beberapa kapal induk yang sangat besar, dengan panji-panji Naga Laut berkibar pada setiap tiang utama layar kapalnya, mendekat perlahan kelokasi yang sama dimana seharusnya menjadi tempat Glory Land Warship, mendapat sergapan mendadak Kelompok Perompak Angin Barat.
"Tuan! Seharusnya ada disini!" Ucap salah satu penumpang kapal induk, kepada seorang berambut hitam dengan bekas luka seperti cakaran pada pipi kanannya yang sekarang sedang berdiri di ujung dek kapal.
Sosok tersebut, tak lain adalah Dante, Wakil Kapten dari Perompak Naga Laut, tangan kanan Sinbad, Kapten sekaligus pemimpin utama Aliansi 7 Lautan yang tersohor.
"Hmmmmm… Apa kau tak salah? Jelas sekali tak ada apapun!" Jawab Dante, sembari memandang dengan pandangan menyapu sekitar, dimana yang bisa ia lihat, hanyalah air laut yang tenang.
"Tidak salah lagi! Ini adalah lokasi terakhir sebelum seluruh formasi pelacak yang ada di kapal-kapal armada Perompak Angin Barat, secara tiba-tiba terputus dalam satu waktu! Serentak!" Jawab orang yang memberi laporan. Dimana tampaknya adalah seorang ahli formasi.
*Bbbbbrrrrrr……!!!!!!
Sang ahli formasi baru saja menyelesaikan kalimatnya, sampai secara tiba-tiba, riak besar yang berasal dari kedalaman air laut, muncul di satu lokasi tak jauh dari armada kapal induk saat ini berada.
"Hmmmm….?" Gumam Dante, segera memfokuskan perhatian pada riak air yang baru saja muncul.
*Byaaarrrr…..!!!
Tak lama kemudian, pada lokasi riak air, sesuatu terdorong keluar dari kedalaman laut, menciptakan gelombang cukup besar.
Dan begitu air laut sudah mulai tenang kembali, setiap orang kini bisa melihat, bahwa yang baru saja terdorong keluar, mengapung diombang-ambing oleh aliran air laut, ternyata adalah sebuah bongkahan kapal induk raksasa. Kapal induk milik Kelompok Perompak Angin Barat.
Kemunculan kapal induk ini, segera membuat setiap orang yang melihatnya, memasang ekspresi wajah ngeri. Bagaimana tidak, pada dek kapal, kini tertumpuk ratusan mayat tanpa kepala. Sementara di bagian lambung, tergambar dengan goresan darah, sebuah simbol Serigala yang sedang menyalak.
----
Note :
Diluar dugaan, saya cukup longgar siang ini, jadi ada bonus satu chapter untuk kawan-kawan semua yang terbit diluar jam biasanya. Nanti malam juga akan masih terbit satu chapter.
Selamat menikmati chapter dadakan ini! ^^
(Kembali normal 2 chapter jam 11 malam tanggal 1 atau hari senin besok)