HOT MOTHER & MR.BILLIONAIRE

Sekali lagi Dave memeriksa cctv di area yang lebih luas, "Mark, lihat itu... bukan kah itu nona Alka?"

"Mana?" Mark memperhatikan sosok wanita bertubuh mungil yang tengah menangis di tangga darurat, "Benar, itu nona Alka... sedang menangis."

Setelah menemukan posisinya, Dave segera mengirimkan pesan singkat kepada Arron, "Nona Alka ada di tangga darurat, pergilah untuk membawanya ke kehadapan tuan Dante, karena Tuan muda benci menunggu lama."

Arron bernapas lega, dan segera menuju tangga darurat yang tak jauh dari divisi keuangan.

Klek!

Suara pintu terbuka, Alka terkejut dan langsung beranjak dari duduknya, dia menoleh menatap Arron, "Tuan?"

"Alka, aku sudah tahu semua yang terjadi, saat ini Tuan Dante ada di ruangan ku, hanya kau yang bisa meredam amarahnya, Alka."

Alka mengusap air matanya, dia kotor, rambut dan pakaiannya di penuhi tinta.

"Ta- tapi? -"

"Alka?" Arron menatapnya dengan penuh harap, "Aku akan terima semua keputusan mu namun sebelum itu, aku sebagai Presdir di Kylen Group benar-benar memohon padamu," seru Arron seraya membungkukkan tubuhnya.

"Tuan hentikan tolong jangan bersikap seperti itu, aku akan menemuinya."

Arron kembali menegakkan tubuhnya, lalu mengangguk pelan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dante menoleh ke arah pintu ruangan yang terbuka, manik tegasnya mendelik tajam saat melihat Alka yang kotor seperti itu.

Tangannya terkepal dengan geram namun sebisa mungkin dia ingin menyembunyikan emosinya di hadapan Alka.

"Kemari," Dante menepuk tempat kosong di sisinya, Alka pun mengangguk dan segera mendekat. Duduk di sisi Dante.

Alka masih menundukan pandangannya, dia takut untuk menatap Dante.

"Alka?" seru Dante yang mengangkat dagunya, lalu menolehkan wajah Alka kepadanya. Saling bersitatap.

Dia meremas rambut Alka dan mendapati cairan tinta yang lembab di setiap helainya, "Kau menangis?"

Napas Alka terdengar tak beraturan, meskipun helaan nya terdengar pelan tetapi tetap saja pendengaran tajam Dante tak bisa di bohongi.

"Apa yang mereka katakan padamu, Alka? Jangan diam seperti ini!" nada bicaranya sudah seperti mengintimidasi, "Alka?" lidah mu masih utuh, kan? Jadi, jangan membuang waktu ku!"

Bibir Alka bergetar, semakin membuat Arron gugup, pria itu bahkan tak bisa duduk. Dia tetap berdiri tak jauh dari kedua orang itu.

"Me- mereka ... "

"Hm?"

"Mereka mengatakan aku yang jal🧐ng, dan seorag pel😡cur..."

Alka menghela napas sesaknya, mencoba menahan air matanya agar tidak kembali jatuh.

Dante merengkuhnya, memeluk dan mengusap punggungnya, "Apa lagi?"

Alka pun mulai menceritakan kronologinya dari A sampai Z, Alka pun mengakui kesalahannya karena telah memenuhi panggilan Jerry.

Tangan kekar itu perlahan meraba naik dan mencengkeram kuat rahang Alka, "Bukankah aku sudah memperingatkan mu untuk tidak dekat dengan pria lain? Kau juga ikut andil dalam hal ini, kau akan menerima konsekuensinya Alka, tapi itu tidak akan sakit..."

"Alka, aku bisa mentolerir kesalahanmu, tetapi aku peduli dengan apa yang mereka katakan, lidah mereka sepertinya sangat indah. Aku jadi sangat ingin mengoleksinya," ujar Dante.

Alka dan Arron mendadak merinding saat mendengar kalimat terakhir Dante, kalimat itu terucap dengan ringan dan mudah.

Mata tajam, dingin, dan penuh ancaman itu menatap Arron, tanpa berucap kata, Arron pun mengerti. Dia segera keluar dari ruangannya sendiri.

"Alka?" namun panggilan Dante tak mendapatkan jawaban, "Alka?"

Alka tertidur di pelukan Dante, menangis membuatnya Lelah.

Melihat Alka yang ketiduran pun membuat Dante tersenyum, "Kau adalah istriku," Dan ibu dari anakku, Ellard Hansel Barrack.