NovelToon NovelToon
Orang Ketiga

Orang Ketiga

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Duda / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 5
Nama Author: violla

Bukan novel Plagiat! Kalau ditemukan isi(Alur, nama tokoh, seting tempat, waktu, sudut pandang) cerita sama dengan yang lain, silahkan report karya ini, namun kalau tuduhan itu tidak terbukti, saya yang akan balik mereport anda, seperti itu😊

Berdasarkan kisah seorang teman ditambah dengan bumbu-bumbu halu. Nama dan profesi disamarkan. Sebut saja namanya Lia, dia datang ke kota untuk mencari kerja, sampailah dia bertemu dengan Sera, yang menawarkannya untuk bekerja menjadi pengasuh anaknya, dan inilah kisahnya.

Awalnya kupikir rumah tangga yang aku jalani dengan Mas Haris selama tiga tahun ini baik-baik saja. Tapi ternyata aku salah, saat itu aku tidak sengaja membuka pesan mesra yang dikirimkan suamiku untuk wanita lain, aku bertanya-tanya, siapa wanita itu? Mungkinkah Mas Haris cuma bercanda dengan rekan kerjanya?

Tapi ternyata orang ketiga itu adalah orang terdekatku, orang yang tinggal satu atap denganku, orang yang aku perlakukan dengan baik, ternyata dia orang ketiga di dalam rumah tanggaku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"Dasar Pelakor!"

Sebelumnya

POV Author

Sore itu langit tampak gelap di selimuti awan hitam, bahkan rintik hujan juga sudah menyapa sebagian wilayah. Seorang bayi mungil nan lucu tengah tidur pulas di dalam ayunan dengan di temani Haris selaku ayahnya. Sementara sudah hampir dua jam Lia berada di luar rumah dengan alasan membeli susu formula untuk anaknya.

Suara ketuakan pintu utama membuat Haris keluar kamar, karena khawatir anaknya terbangun, ia jalan cepat membuka pintu yang masih digedor dengan diiringi suara beberapa orang yang memintanya untuk keluar dari rumah.

Tok ...Tok...Tok..

"Siapa yang datang? Bertamu tapi gak ada aturan, gak tau sopan santun."

Mama Haris juga gusar dan mengikuti Haris yang sudah membuka pintu rumah mereka. Tepat di depan pintu yang terbuka sepenuhnya, nampak dua orang berbadan kekar dan memakai baju warna hitam layaknya seorang pengawal ini, terlihat sinis memandang pemilik rumah yang sah.

"Mana uangnya?" menjentitkan jari memberi kode uang yang menjadi tujuan utama mereka datang ke rumah mini malis milik mama Haris.

"Kalian siapa? Uang apa yang kalian bicarakan?" Haris memandang heran pada keduanya, "tolong jangan buat keributan di lingkungan ini," ucap Haris dengan tegas.

"Uang yang dipinjamkan bos kami sudah habis, dan kalian tidak mampu membayarnya, tapi sekarang kalian berani mengusir kami dari sini?"

"Uang yang mana?" Mama Haris juga ikut bicara, ia merasa tidak meminjam uang dari siapapun, kenapa bisa ada orang menagih hutang kepadanya?

"Sertifikat rumah ini sudah ada di tangan bos kami. Sesuai kesepakatan yang sudah di janjikan, tepat hari ini kami datang menagih uang yang sudah kalian pinjam. Jika kalian tidak mampu membayar, silahkan keluar dari rumah ini!"

Haris dan Mamanya terkejut, karena mereka tidak merasa sudah menggadaikan sertifikat milik mereka satu-satunya. Mama Haris segera masuk ke dalam kamar dengan keadaan panik, dibukanya lemari miliknya untuk memastikan surat berharga tersebut, dan nihil surat itu tidak ada di sana.

"Haris! Sertifikatnya gak ada ... di mana kamu simpan?" Mama Haris teriak histeris, dikeluarkannya satu-persatu lipatan pakaian yang sudah rapi hingga berantakan di semua tempat hanya untuk mencari surat berharga miliknya.

Haris membaur ke dalam kamar, "maksud mama apa? Bukan aku yang menyimpan surat itu, Ma..." ia bahkan juga ikut mencari di setiap sudut ruangan.

"Mama yakin surat itu ada di sini. Tapi kenapa sekarang sertifikat itu gak ada? Coba kamu tanya sama Lia. Mungkin dia yang ambil," celetuk Mama.

Haris keluar dari kamar, ia meminta waktu dan alamat bos mereka, guna membahas masalah yang ia sendiri tidak tahu siapa yang memulainya, setelah mencapai kesepakatan akhirnya hanya dua hari waktu yang diberikan untuk menebus sertifikat atau rumah itu hangus dan berpindah tangan.

Kurang dari satu jam, Lia sudah melenggang masuk ke dalam rumah yang sudah berantakan. Kedatangannya disambut Haris dengan amarah yang membuncah.

"Lia!!!" telapak tangan milik Haris sudah mencekal lengan Lia, istri yang selama ini tidak pernah dianggapnya ada, sampai Lia meringis menahan sakit.

"Akkhhh sakit, Mas. Kamu kenapa?" tanya Lia ketakutan saat melihat mata Haris yang merah.

"Apa kau yang mencuri sertifikat rumah ini?"

"Ser-sertifikat? Ak-aku!"

"Lia! Untuk apa kau gadaikan rumah ini? Ke mana uangnya? Kemarin rentenir juga datang ke rumah ini, dan sekarang rumah ini kamu anggurkan juga?"

Mama Haris ikut tersulut emosi, Haris terkejut karena tidak tahu apapun tentang rentenir yang datang ke rumahnya.

"Untuk apa uang itu Lia? Aku sudah berikan seluruh gajiku, apa itu masih belum cukup juga?" Haris menghempaskan Lia sampai tersungkur di teras rumah.

"Uang dari kamu masih belum cukup. Kebutuhan kita banyak, Mas. Aku terpaksa minjam uang rentenir itu!"

"Tapi kau sudah lancang, Lia! Kenapa kau tidak. bisa seperti Sera? Padahal kau sudah tau seperti apa sifat dan kesehariannya!"

"Karena aku bukan Sera! Sampai kapanpun aku gak akan bisa jadi seperti dia! Kenapa Mas masih saja membandingkan aku sama Sera?"

"Sudah cukup!!!"

Mama Haris datang melerai mereka, sementara para tetangga juga sudah berbisik-bisik menyaksikan drama rumah tangga di sore hari, yang sudah seperti adegan di salah satu stasiun ikan terbang yang menjadi favorit.

"Lia ... sekarang juga kamu ambil sertifikat tanah itu, jangan pulang ke rumah ini sebelum kamu bawa apa yang sudah kamu curi dari kamarku!" teriak Mama Haris.

Lia berdiri sembari merapikan penampilannya, "tenang aja, aku pasti bisa menebus sertifikat itu!" Lia meninggalkan plastik putih berisikan susu kotak anaknya, lalu pergi meningalkan Haris yang masih geram melihatnya.

***

"Ini semua karena ulah Eko. Aku kasih uang itu sama dia! Dan sekarang dia pergi ntah ke mana," Lia kesal karena ponsel Eko masih belum bisa dihubungi, "dari mana aku bisa dapat uang untuk menebus sertifikat itu?" Lia masih berpikir dan jalan pintas yang dipilih, akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi seseorang.

*****

Sudah larut malam saat sebuah mobil mewah, berhenti di depan gang perumahan Haris. Lia keluar dengan wajah yang sumringah, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seorang laki-laki yang menemaninya di hotel beberapa saat yang lalu. Setelah mobil itu pergi, Lia melenggang menuju rumahnya. Tentu dengan membawa sedikit uang yang ada di dalam tas miliknya.

Saat ini Lia sudah kembali berdiri di teras rumah, belum sempat Lia mengetuk pintu rumah, seseorang dari belakang menarik rambutnya.

"Dasar, pelakor! Berani sekali kamu bermain api dengan suamiku...!" teriaknya, tidak sia-sia usahanya membuntuti mobil suaminya yang baru saja keluar dari hotel mewah.

"Lepaskan aku!" teriak Lia, saat merasakan sakit di kepalanya.

"Perempuan sepertimu tidak pantas dilepaskan! Sudah berapa kali kau kencan dengan suamiku? Siapa saja yang sudah kau goda huh?"

Mendengar keributan di luar rumah membuat sebagian tetangga membuka pintu, terutama Haris dan mamanya. Mereka terkejut saat melihat keributan antara Lia dan wanita yang tidak pernah mereka kenal.

"Mas, tolongin aku!" teriak Lia meminta pertolongan.

"Oh, jadi ini suaminya? Seharusnya kamu didik istrimu dengan baik, supaya tidak keluyuran menggoda suami orang di luar sana! Apa kamu gak kasihan melihat istri-istri di luar sana menjadi korban pelakor ini?" suaranya menggema seperti seekor singa yang mengaum.

"Sebenarnya ada apa ini?"

"Asal kalian tau saja ya, biar semua orang di sini tau kalau istrimu ini baru saja kencan dengan suamiku di dalam kamar hotel!" teriaknya.

Semua orang terkejut, siaran langsung ini mengalahkan sinetron ku menangis di ikan terbang.

*****

SEBENARNYA GAK ENAK HATI NULIS CERITA INI:-( HARAP BIJAK MENYIKAPI BACAAN🙏

JIKA ADA YANG MERASA TIDAK NYAMAN DENGAN CERITA INI. BOLEH KOMENTAR, SUPAYA SAYA BISA MEMPERTIMBANGKAN LAGI ISI DARI CERITA INI.

DEMI KENYAMANAN KITA BERSAMA.

LANJUT atau TIDAK.

😞

1
echa purin
/Drool//Drool//Drool/keren dah
Saras Aussie
Luar biasa
kimiatie
Haris sama Hana di isteri ketiga
kimiatie
betul juga apa kata Thor...biar aja eko yang meninggal...walau bagaimana pun kejahatan Haris di masa lalu yang penting ada niat di hati untuk berubah...pasti dia jodoh Hana👏👏
kimiatie
Haris kah pendonor nya?
kimiatie
semangat thor...semoga perjalanan Thor di bidang penulisan dipermudahkan...aamennn²🤲🤲
Vera Anzani
selalu suka dengan novel author yang satu ini,,love sebanyak2 nya buat author Violla❤️❤️❤️
Adinda
Mampus kau haris
Nur Hayati
Alur cerita nya bagus aku suka 👍👍
altanum
terus semangat berkarya thor.sangat suka dengan kemasan cerita sehari hari author yang ada di RT,tapi tidak membosankan membacanya.
scarlet
bgs
Rini Haryati
ceritanya keren
sukses
semangat
mksh
Arif Hidayatullah
..
Adelia ZahrotusShifa
ok
Jur fans ccg
lanjut terus
Syauqi Perkasa
Haris yg harusnya donorin jantung, biar dia tetap memiliki Sera dan jg anaknya.
Gamers Alay
aku udah pernah baca ini blom sihh.. prasaan udh loh tp lupa.. haaha
momOf3AdorableKiddos
dah ga apa²...bikin haris pingsan jga ga pa² kok ...kejang² atau apalah😃😃😃
Nani Hasan
jgn mau memaafkan Haris ya Sera Krn klo sdh ular tdk akan pernah bisa menjadi kelinci....lbh baik hdp menjadi janda tp bahagia drpd punya suami tp makan hati & sll di sakiti 😡😡
Tiara Tari
visual nya dong 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!