"Aku akan membayarmu" Ucap Vaya sahabatnya.
"Kamu bercanda Va" Tanya Maura memastikan.
Sebuah tawaran yang cukup gila, membuat Maura harus menjalani hari - harinya bersama Gilang. Seorang pria tampan yang mempunyai segudang pengagum.
"Kamu cukup menjadi asistennya, dan buat dia jatuh cinta"
"What.!!" Teriak Maura.
Apakah Maura setuju dengan tawaran yang diajukan oleh Vaya?
Apakah Maura sanggup menjalani hari - harinya bersama Gilang?
Lalu hubungan seperti apa yang akan terbentuk antara Maura dengan Gilang?
Yuk mampir, ikuti kisahnya😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kurniasih Paturahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggerutu
Tidak semua hal harus dijelaskan secara jelas dan memang tidak semua orang harus tau segala hal.
Biarkan itu menjadi abu-abu..
-Maura-
🌿🌿🌿
Maura terbangun dari tidurnya, menatap jam dinding saat itu, pukul 18.30 wib. Ia turun dari kasur perlahan, dan melangkah keluar dari kamar Gilang. Mengedarkannya pandangannya, mencari sosok Gilang.
"Lang.." Panggilnya, tak hanya sekali.. namun beberapa kali.
Maura terus melangkah, menelusuri setiap ruang di apartemen milik Gilang saat ini. Sampai akhirnya, langkah kakinya terhenti saat sebuah pintu mengeluarkan suara tanda akan terbuka.
Gilang muncul dalam pandangannya sekarang. Tanpa pakaian hanya menggunakan celana panjang hitam menutupi sebagian tubuhnya. Rambutnya basah dan sedang ia coba untuk mengeringkannya. Ia mengusapnya dengan handuk yang menempel di salah satu tanggannya.
"Aduh..." Bisik Maura dan membalikkan tubuhnya segera.
Gilang tersadar, ada sosok lain yang tengah menatapnya sekarang. Iapun melangkah mendekati Maura dan tersenyum saat mengetahui Maura langsung membalikkan tubuhnya.
"Kamu sudah bangun?" Tanyanya agak berbisik tepat di telinga kanan Maura.
Sekujur tubuh Maura mendadak merinding mendengarnya, ditambah lagi tubuh Gilang yang tak berpakaian tak sengaja menyentuh pundak Maura.
"A..."
Hanya kata itu yang berhasil terucap dari mulutnya, lidahnya menjadi kelu untuk berkata.
"A.. apa?" Tanya Gilang dan sekarang sudah berdiri di hadapan Maura.
"AHhhhhh..." Teriak Maura akhirnya.
Memejamkan matanya, dan membalikan tubuhnya kembali. Ia gugup.. kenapa Gilang harus muncul mendadak seperti itu, bahkan lebih dekat sekarang. Tubuhnya makin terlihat sangat jelas.
"Kamu kenapa Ra?" Tanya Gilang yang terkejut mendengar Maura berteriak begitu saja.
"Enggak apa-apa.., aku perlu mengistirahatkan mataku dulu." Ucap Maura dan langsung berlari secepat yang ia bisa.
Tanpa menoleh ke belakang, Maura terus berlari. Menuju kamar Gilang kembali. Kasur menjadi tujuannya. Ia langsung merebahkan tubuhnya dan menutup seluruh dirinya dengan selimut saat itu.
"Aku lihat apa barusan?" Tanyanya sambil bergumam.
Maura terdiam dan terniang kembali sosok Gilang dalam fikirannya. Jantung Maura masih berdebar tak beraturan.
"Kenapa sih Gilang harus enggak pakai baju segala. Kenapa juga ia santai banget saat aku melihatnya." Maura mulai menggerutu.
"Gilang sadar enggak sih, kalau tubuhnya tuh bisa mencemarkan penglihatan wanita." Protesnya lagi.
"Ahhhhh nyebelin... " Teriak Maura saat terniang kembali tubuh Gilang yang tak sengaja ia lihat tadi.
Ia membuka selimutnya dengan cepat dan terkejut kembali saat melihat Gilang sudah berada di hadapannya sekarang. Kali ini Gilang sudah mengenakan pakaian.
"Gilang.. sejak kapan kamu di sini?" Tanya Maura dan sangat cemas, takut Gilang mendengar ucapannya sejak tadi.
"Baru saja." Jawabnya santai.
"Sungguh?"
"Iya.., kenapa memangnya?"
"Beneran?" Tanya Maura lagi.
"Iya.."
"Kamu enggak dengar apapunkan?"
"Mendengar apa?"
"Oh.. bukan apa-apa kok, enggak penting. Lupakan saja" Jawab Maura dan mencoba tetap tenang.
Sebenarnya Gilang mendengar semua yang diucapkan Maura sejak tadi, membicarakan tentang dirinya. Gilang tersenyum mengetahui itu. Ia senang mengetahui Maura ternyata bisa gugup melihat dirinya tadi. Maura terlihat lucu di mata Gilang saat ini.
Gilang berbohong, tak mungkin juga ia harus mengatakan yang sebenarnya. Ini akan membuat Maura menggerutu sepanjang malam.
"Kita makan dulu yuk, aku tunggu kamu di luar." Ajak Gilang dan Maura menggangguk.
Maura menghela nafasnya, Ia melihat sosok Gilang pergi perlahan. Maura menggerutu kembali. Kenapa dia bisa seceroboh itu. Kenapa kegugupannya harus terucap dengan jelas tadi. Maura berharap Gilang benar tak mendengarnya. Entah apa yang bisa Maura lakukan untuk menutupi malunya, jika ternyata Gilang mendengar itu semua.
Sedangkan Gilang, wajahnya tak berhenti tersipu.. sepanjang jalan dari kamarnya menuju dapur, Gilang selalu saja tersenyum sendiri.
"Mencemarkan penglihatan wanita"
Gilang mengingat kalimat itu.. dan tertawa kembali.
🌿🌿🌿
Gilang dan Maura duduk bersama sekarang, Gilang sibuk dengan laptopnya sedangkan Maura sibuk memikirkan bagaimana caranya membujuk Gilang untuk mengizinkannya pulang.
"Ehmm.." Maura sedikit bersuara.
"Kenapa?" Tanya Gilang dengan matanya yang tetap tertuju pada laptop di hadapannya.
"Aku boleh pulang yah?"
"Enggak boleh."
"Kenapa? aku sudah baikan sekarang."
"Enggak boleh, kamu tetap di sini."
"Aku perlu pulang Lang." Bujuk Maura lagi.
Kali ini Gilang menatap Maura, membuat Maura menundukkan pandangannya. Rasanya melihat Gilang menatap dirinya membuat Maura teringat kembali kejadian beberapa jam yang lalu.
"Ra.. kamu tau tidak, kalau seseorang sengaja menguncimu di toilet."
"Ha.."
Sungguhkan demikian.., kenapa ada orang sejahat itu padanya. Maura merasa tak pernah bermusuhan dengan siapapun. Kecuali Gilang.. ia menjadi musuh untuk perasaannya.
"Jadi kamu harus tetap di sini, sampai aku menemukan orangnya."
"Tapi Lang.. Aku tetap perlu kembali, segala kebutuhanku ada di kostan."
"Kamu perlu apa?" Tanyanya dan membuat Maura bingung menjawabnya.
"Aku perlu mengganti pakaianku, tak seterusnya aku memakai pakaian inikan?"
"Kamu bisa menggunakan pakaianku." Jawabnya cepat.
"Hah.., kamu menyimpan pakaian wanita?"
"Sembarang, aku punya beberapa kaos, kamu bisa menggunakan itu untuk sementara."
"Hayolah Lang.. aku tak hanya membutuhkan pakaian luar."
"Lalu apa lagi?" Tanya Gilang makin bingung.
Maurapun tampak bingung menjelaskan.. Ia tak hanya membutuhkan pakaian luar, tapi pakaian...
"Ah.. sudahlah.., kamu takkan paham." Ucap Maura mengalah.
Gilang mulai berfikir keras, apa yang sebenarnya dibutuhkan Maura. Gilang bisa memberikan apapun di sini. Bahkan Apartemenpun dibelikannya.
"Coba jelaskan." Pinta Gilang.
"Hah..mana bisa aku menjelaskannya."
"Kenapa tidak bisa."
"Sudah.. sudah.. aku tidur saja." Ucap Maura dan berlalu pergi meninggalkan Gilang begitu saja.
Gilang terdiam.. Memikirkan banyak hal. Apa yang sebenarnya diminta Maura. Kenapa Maura sulit sekali untuk menjelaskan padanya.
Gilangpun meraih handphone miliknya, di kirimkannya sebuah pesan untuk Vaya. Ya.. Gilang hendak bertanya, mungkin Vaya bisa bantu menjelaskannya.
Va, apa yang dibutuhkan wanita selain pakaian luar saat ia menginap?
Vayapun membalas pesan Gilang dengan cepat.
Pakaian dalam, bodoh..
Gilang tercengang membacanya. Membuat wajahnya memerah seketika. Ia tak memikirkamnya sampai sejauh itu. Pantas saja Maura tak mau menjelaskannya. Ternyata ini penyebabnya. Gilangpun tersipu akhirnya.
Gilang beranjak bangun dari duduknya. Ia melangkah ke kamar miliknya. Ia masuk dan hendak menemui Maura.
"Ra.." Panggilnya tepat di pintu masuk kamarnya.
Maura membalikan tubuhnya, menghadap ke arah Gilang sekarang. Gilangpun perlahan menuju Maura dan sekarang sudah duduk di samping Maura.
"Besok.. aku antar kamu ke kostan, ambillah keperluannmu." Ucap Gilang dan Maura terkejut menatapnya.
.
.
.
.
Ehm..ehm..😃
Tinggalkan jejaknya dan likenya ya kak.
Di jadikan Favorite trus kasih Rate yang banyak. Supaya tambah semangat up nya.
💪😊
Semoga selalu setia membacanya dan menunggu upnya.
Mau likenya ya kak 😊
Mau ratenya juga ya kak😇
di Vote Alhamdulilah😁
Mampir juga yuk ke novelku yang lain, judulnya "Cinta Pak bos", Adit dan Ayna menunggu di sana😉
Terima kasih yang sudah Vote😘, yang sudah membaca, yang sudah hadir, yang sudah like, yang sudah komen. Terima kasih ya semoga betah di sini😊
lanjut
lanjut
semangat Thor, ceritanya bagus, penasaran laras maunya apa sekarang . . 💪
Tuan rumah ngebucinin Art sendiri