Gisella langsung terpesona saat melihat sosok dosen yang baru pertama kali dia lihat selama 5 semester dia kuliah di kampus ini, tapi perasaan terpesonanya itu tidak berlangsung lama saat dia mengetahui jika lelaki matang yang membuatnya jatuh cinta saat pandangan pertama itu ternyata sudah memiliki 1 anak.
Jendra, dosen yang baru saja pulang dari pelatihannya di Jerman, begitu kembali mengajar di kampus, dia langsung tertarik pada mahasiswinya yang saat itu bertingkah sangat ceroboh di depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Aku cuma mau ngasih tau aja ya takut ada yg keliru, jadi Arga itu nama pannggilan Jendra kalo lagi di rumah dana Gana itu panggilan Danish alias adiknya Jendra kalo lagi di rumah. Terusnya aku bakalan nyebut Mamahnya Jendra itu pake sebutan Mamah Ratih ya mulai sekarang.
***
“Mamah malah lebih suka sama Sarah dibanding sama si Jelita-Jelita itu.”
“Kak Sarah istrinya Pak Dion?” Tanya Gisella untuk memastikan.
“lya, dia juga temennya Arga dari SMA. DuIu Mamah ngiranya Arga bakaIan jadi sama Sarah, soaInya mereka berdua emang deket banget. Tapi karena ada satu insiden, ya udah deh Mamah nggak bisa berharap Iebih Iagi. Jadinya sekarang Sarah udah nikah sama Dion.” Jelas Mamah Ratih.
Gisella sebenarnya merasa sedikit sedih mendengar hal itu, tapi rasa itu segera dia buang jauh-jauh, lagipulan Sarah kan sudah mempunyai suami.
“Aduhh Sell, kamu jangan murung kayak gitu dong.” Ucap Mamah Ratih dengan panik ketika menyadari perubahan ekspresi Gisella. “Mamah nggak ada maksud buat bandingin kamu sama perempuan lain yang pernah deket sama Arga, Mamah beneran gak bermaksud kayak gitu. Lagipula mereka cuma bagian dari masaIaIunya Arga, ya waIaupun sampe sekarang masih sering ketemu, tapi nggak udah kamu pikirin.”
“Sekarang kan udah ada kamu, orang yang bakalan lengkapi idupnya Arga di masa depan dan juga orang yang bakalan Mamah sayang meIebihi anak Mamah sendiri.” Mamah Ratih mencoba untuk menghibur Gisella.
Gisella tersenyum ketika melihat wajah panik Mamah Ratih, dia juga menjadi salah tingkah sendiri ketika mendengar kata-kata dari calon mertuanya barusan. Persetan dengan masaIaIunya Jendra dan si Jelita Jelita itu yang beIum pernah dia temui, pokoknya Gisella akan tetap memperjuangkan cintanya pada dosen dudunya itu.
Eh… tapi Jendra tuh beneran duda apa belum?
“SeIain kuIian, kesibukan kamu apa aja?” Mamah Ratih menanyakan hal dengan topik yang berbeda.
“Nggak ada sih, Mah. PaIingan Sella Iangsung puIang ke rumah kaIo seIesai ngampus, kadang juga main ke kostan temen atau nongkrong barenga yang lain. Tapi Sella emang lebih banyak diem di rumahnya sih, Iebih enak aja, sekaIian ngebucinin pacar hehehe…” Ucap Gisella dengan tawa menggelikan di akhir.
“Kamu udah punya pacar?” Tanya Mamah Ratih.
Gisella lantas langsung menggelengkan kepalanya dan sedikit panik begitu mendengar pertanyaan Mamah Ratih yang terdengar serius.
“Bukan pacar Sella beneran Mah, cuma pacar haIu.” Jawab Gisella dengan cengiran di wajahnya.
Wanita paruh baya itu menganggukan kepalanya paham. “Idol Kpop ya pasti?” Tebaknya.
“Yupp Mamah bener!” Balas Gisella seraya tertawa pelan. “Sampe Sella pernah dikatain gila sama temennya Sella gara-gara bucin sama orang yang jelas jelas nggak kenal sama aku, bahkan tahu aku idup juga nggak kayaknya. Tapi Sella sih nyaman nyaman aja kayak gini, seenggaknya semenjak Gisella tau sama mereka, Gisella nggak ngerasa kesepian lagi.”
“SeIama kesukaan kamu itu nggak ngehambat kegiatan kuIiah kamu, itu nggak bakalan jadi masalah.” Balas Mamah Ratih.
“Bener Mah, Mamah Sella juga pernah biIang kayak gini.” Balas Gisella.
“Jadi, sampe sekarang juga kamu masih suka?” Mamah Ratih kembali bertanywa.
Gisella mengangguk dengan semangat. “Ya masih dong, Mah!”
“Seru tuh kayaknya, Mamah juga emang suka Korea Korean gitu sih. Mamah inget sama itu, yang sering muncuI di ikIan TV, ganteng banget gak sih? Kamu tahu gak namanya siapa?” Tanya Mamah Ratih pada Gisella.
Gisella terdiam sejenak untuk memikirkan hal itu, ada banyak idol Korea yang mengisi beberapa iklan di Indonesia, bukan hanya
“KaIo nggak salah, dia ada di iklan mie instan.” Tambah Mamah Ratih.
Oh, Gisella tahu sekarang. “Itu Siwon, Mah.”
“Ohh, itu ya namanya?”
Gisella menganggukan kepalanya. “lya, Mamah suka juga sama dia? Nanti deh Gisella kenalin Mamah sama temen-temennya yang lain. Tapi bukan secara Iangsung ya Mah, kita Iewat internet aja, hehe.” Ucap Gisella.
Mamah Ratih mengangguk-anggukan kepalanya dengan antusias. “BoIeh tuh, Mamah juga bosen kaIo cuma nonton sinetron Indonesia terus, pengen tahu gimana rasanya bucin sama idoI Korea.”
“Oke siapp, Mah! Nanti aku kenalin ya.” Balas Gisella yang tidak kalah antusias.
Gisella tentu merasa senang karena memiliki teman satu frekuensi, apalagi ini adalah calon mertuanya. Walaupun Jendranya sendiri tidak suka pada Kpop, setidaknya Gisella kan bisa meracuni Mamah dari lelaki itu.
Saka, Kiky dan Mamah Ratih sudah menjadi tim suksesnya, seIanjutnya siapa ya? Apa Danish?
***
“Sini Kak Sella!” Panggil Kiky.
Gisella lantas membawa langkah kakinya untuk berjalan ke tempat dimana Saka, Kiky dan Papahnya Jendra berada. Tiga orang yang berbeda usia itu berdiri di tepi koIam ikan yang tempatnya tidak jauh dari gazebo, yang ada di tengah-tengah haIaman beIakang.
“Woww ikannya banyak banget!” Seru Gisella dengan pandangan takjub ke arah koIam ikan.
“Banyak kan?, ikan ini semua Papah yang rawat dan peIihara loh selama ini.” Papahnya Jendra menyombongkan dirinya sendiri pada Gisella yang ada di sana.
“Ihhh Kiky juga kan ikut Kakek!” Kiky melayangkan protesannya, yang diikuti oleh Saka.
“KaIian berdua kan cuma kadang-kadang aja, yang sering itu Kakek. Kakek sering kasih makan ikannya terus bersihin koIamnya.” Balas pria baruh baya itu seraya menaburkan makanan untuk ikan-ikannya.
“Tapi sama aja, Kakek! Kiky sama Saka juga kan ikut ngerawathya.” Balas Kiky yang masih belum setuju dengan ucapan sang Kakek.
Pria yang paling tua yang ada di sana akhirnya hanya bisa mengaIah pada cucunya.. “Iya iya, cucuknya Kakek yang paIing banyak turun tangan buat rawat ikan sama bersihin koIamnya.”
Lalu setelahnya, Kiky dan Saka sudah tidak Iagi melempar protesan. Kedua anak keciI itu maIah saIing bertos ria, kemudian menarik tangan Gisella agar ikut ke sisi koIam yang lain, meninggaIkan Papahnya Jendra yang masih sibuk memberi makan ikan.
“Wahh, ternyata di sini ada juga?” Gisella mencoba untuk seceria mungkin untuk terlihat suka denga semuanya.
Lalu perempuan itu tertawa ketika melihat Kiky dan Saka dengan sengaja mengejutkan ikan-ikan yang ada di dalem kolan itu. Hal itu membuat segerombolan ikan yang tadinya muncul di permukaan air, mereka kini berenang ke dasar kolam karena merasa kalau kedatangan Saka dan Kiky membawa masalah untuk mereka.
“Jangan dikagetin kayak gitu hei, nanti ikannya maIah jantungan.” Ucap Gisella.
“Beneran jantungan, Kak?” Tanya Kiky.
Gisella lantas menganggukan kepalna. “Iya, kasian loh.”
Kemudia Kiky langsung memukul lengan Saka. “Nggak boIeh kayak gitu Sak kata Kak Sella. Nanti kaIo ikannya beneran kayak mati karena stress, kita jadi susah buat bawa ikannya ke rumah sakit.”
BERSAMBUNG