Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari perpisahan sekolah
Akhirnya.. hari ini datang juga.. hari Perpisahan TK. Kencana... sekolah Maria ... sejak pagi murid-murid sudah berdatangan bersama orangtua dan wali nya.. Terlihat maria tampak gelisah.. dan menggigit bibirnya..
"Aya kenapa sayang, kok gelisah gitu..? "tanyaku khawatir
"Aya gugup mah.. mau tampil.. " jawab nya sambil berusaha untuk tersenyum
"Memang nya kalian ada penampilan apa..? " tanyaku penasaran seraya merapihkan rambutnya
"Macam-macam mah.. ada yang barengan sama teman-teman, ada yang tampil sendiri.. aya juga ada yang tampil sendiri mah.. "
"O.. ya.. hebat anak mama..aya mau tampil apa, nari.. atau nyanyi..? " tanyaku lagi
"Ada deh... pokok nya spesial.. " elak maria membuat ku gemas
"Mama... nanti mama duduknya di depan ya.. biar aya tambah semangat tampil nya.. " pinta maria sesaat setelah kami sampai di sekolah.
"Iya sayang mama akan duduk di depan,aya semangat ya... "
Maria tersenyum bahagia meskipun ada sedikit gugup tersirat di wajahnya
"Tenang saja... aya pasti bisa.. semangat.. " ucapku lagi sambil mengelus kepala nya.
"Mah.. aya ke belakang panggung dulu ya.. udah di suruh kumpul.. " aku mengangguk dan memberikan pelukan semangat untuknya.
Aku duduk di barisan depan.. mataku berkeliling takjub dengan dekorasi ruangan yang cukup meriah.. Tiba-tiba mataku terhenti melihat dua sosok manusia yang enggan ku temui.
"Hai.. Kirana apa kabar..? " sapa Siska dan Bagas yang langsung duduk di sebelah ku
aku menghela napas yang tiba-tiba terasa berat
"Kalian kenapa ada di sini..anak kalian sekolah di sini juga..? " tanyaku sinis
"Jaga ucapanmu kiran.. maria juga anakku wajar kalau aku ada di sini.. " Jawab Bagas membuat ku muak
"Aku kesini mewakili orang tua silvi,.. mereka tidak bisa hadir karena sibuk.. " jelas Siska tanpa ku pinta..
"Mas,... bisa bicara sebentar.. " ucapku pada Bagas seraya melangkah pergi..tak lama Bagas mengikuti ku dari belakang menuju keluar gedung
"Kenapa harus bawa Siska sih mas..? " tanyaku kesal
Bagas menghela napas kesal
"Siska itu istriku ,wajar jika aku membawanya.. "
"Aku tau, tapi..apa kamu nggak memikirkan perasaan maria? "
"Sudah lah kiran... kamu jangan terlalu banyak berpikir.. aku kira maria akan baik-baik saja kok.. "
"Mas... kamu nggak mikir, maria itu sudah kecewa sama kamu... sekarang kamu bawa Siska seolah membenarkan kalau kamu lebih sayang Siska dari pada dia hargai dia mas... " hardikku pelan menahan emosi
"Lalu kamu ingin aku bagaimana,.. ajak Siska pulang? dia ke sini juga mewakili kakanya.. orang tua silvi.. " tegas bagas tak mau kalah..
"Kamu kelewatan mas.. aku nggak peduli alasan kalian datang kesini... yang aku mau kalian jauh-jauh dari aku dan anakku... kalau tidak.. aku akan buat kalian menyesal datang kesini... " ancam ku dengan mata yang sudah mulai memerah
Bagas menatapku..
"Ok.. aku akan ajak Siska duduk di belakang.. awas kamu jangan macam-macam.. " timpalnya sambil berlalu masuk kembali ke dalam gedung meninggalkan ku yang masih menahan emosi.
Aku melangkah kembali ke tempat dudukku... Aku lihat Bagas sedang membujuk Siska .. entahlah aku tidak peduli, aku hanya ingin melihat anakku bahagia di momen terakhir nya di sekolah ini.. tanpa gangguan orang-orang licik seperti mereka..
"Belum mulai ya...? " tanya seseorang di sebelah ku
"Adrian...? kok bisa datang..? "
"Kenapa mentang-mentang aku nggak punya anak di sini.. aku nggak boleh datang..? "
"Iyalah.. kan ada undangan nya cuma untuk wali murid.. " jelasku masih kebingungan
"Kamu lupa ya... aku dokter yang setiap bulan meriksa kesehatan mereka... masa iya aku nggak di undang.. " lanjutnya sambil menunjukkan barcode undangan di handphone nya.
Aku tersenyum melihat tingkahnya.. tapi, sungguh Adrian dengan mengenakan setelan jas dan pakaian formal.. dia tampak lebih berkharisma..
"Kirana.. kamu sangat cantik hari ini... " bisiknya membuatku sedikit tersipu..
"Berisik.. nonton saja.. sebentar lagi di mulai.."elakku menyembunyikan rasa gugup yang tiba-tiba muncul
Setelah beberapa tarian dan penampilan akhirnya tiba giliran maria membacakan puisi..
Tepuk tangan riuh terdengar saat maria muncul
"Memang ya.. aura bintang nya sudah terlihat meski masih kecil.. " bisik Adrian membuatku tersenyum
"Persis mama nya dulu.. selalu memukau.. "
aku menatap Adrian dan tersenyum mendengar ucapan nya.
"Sssst diam.. anakku mau baca puisi..
IBU...
Jika ada cahaya yang paling terang..
itu adalah cahaya mu..
Jika ada kasih sayang yang tulus
itu adalah kasih sayang darimu
jika ada tangis yang juga membuatku sakit
itu adalah air mata mu..
Ibu... maaf jika aku belum bisa membuatmu tersenyum.
Ibu ..maaf jika aku belum bisa menghapus air matamu
Terima kasih kau selalu ada untukku
Terima kasih atas segala yang kau beri untukku.
Ibu... hiduplah lebih lama,agar aku bisa tunjukkan bakti ku padamu...
Riuh tepuk tangan kembali terdengar saat maria selesai membaca puisinya.. sementara aku masih berusaha menahan air mataku yang mulai membasahi pipiku..
Ingin rasanya aku langsung berlari memeluk nya, jika Adrian tak memegang tanganku ,.
"Acara nya belum selesai.. " bisik nya
Tapi, aku tak bisa menahan lagi untuk pergi ke belakang panggung dan memeluk putri kecilku yang berhasil menyentuh hatiku
"Puisi aya bagus kan ma.. " ucap maria yang langsung ku hujani dengan ciuman di wajahnya
"Bagus sayang... kamu yang terbaik.. kamu hebat.. ." puji ku membuat maria tersenyum memelukku dengan erat
"Bu kiran. . selamat ya.. puisi maria barusan mampu membuat para ibu terharu.. itu puisi karya nya sendiri loh bu.." bu Wina menghampiri dan menyalami ku
"Terima kasih kembali bu... ini semua juga berkat bimbingan kalian.. " ucapku tulus
"Jangan dulu pulang ya.. bu sebentar lagi pengumuman murid terbaik.. maria harus naik panggung lagi.. " bu Wina menjelaskan dengan sorot mata yang bangga terhadap maria
aku menoleh pada maria yang tersenyum bahagia..
"Selamat ya sayang.. mama tunggu di depan panggung.. ya.. " maria mengangguk dan melihatku kembali duduk di tempat semula
"Sudah acara pelukan nya.. " ucap Adrian saat aku sudah kembali duduk
"Kamu tuh.. terlihat keras padahal mudah tersentuh.. "ucapnya lagi
"Iyalah.. karena aku seorang ibu.. hati ibu mana yang nggak tersentuh melihat anak nya.... "
"Iya, iya... aku paham... " lanjut Adrian menenangkan ku dengan senyumnya
Hingga akhirnya Maria kembali ke atas panggung dengan prestasi Murid terbaik tahun ajaran ini...
"Hari ini memang untuk kamu dan maria.. " ucap Adrian ditengah riuh nya tepuk tangan untuk maria
Aku tak berhenti menangis dan tersenyum bahagia di saat yang bersamaan
"Terima kasih sayang... kamu selalu membuat mama bangga.. " ucapku lirih sementara mataku lurus ke depan melihat putri kecilku, kebanggaan ku.. kehidupan ku... memegang piala nya yang pertama.
Hari mulai panas saat seluruh acara perpisahan selesai
"Aku antar kalian pulang ya.. " ajak Adrian sesaat setelah kami keluar gedung
"Ayo mah.. bareng om dokter aja pulang nya.." sahut maria membuat Adrian tersenyum menang
"Ayaaa.. selamat ya sayang.. " Bagas dan Siska tiba-tiba datang hingga raut wajah maria pun berubah .
Maria hanya mengangguk dengan wajah yang sedih..
"ayo mah.. kita pulang.. " ajak maria
"tunggu dulu dong aya,... ayah kan kangen sama aya.. " ujar bagas mencoba memeluk maria
Siska menatapku dan...
"Adrian...? kamu Adrian kan..? "
Adrian hanya mengangguk acuh tak acuh
"kok kalian bisa barengan..? " selidik nya membuatku tak nyaman
"Kalian berdua di sini jangan-jangan CLBK.. lagi.. " ujarnya sambil menahan tawa
Bagas menatap Siska
"Maksud kamu apa sayang..? "
"Kamu nggak tau mas.. mereka ini pasangan romeo dan Juliet di sekolah kami dulu.. " jelas Siska membuat bagas menatap aku dan Adrian bergantian
"kalian satu sekolah dulu...? " selidik bagas
Adrian mendengus kesal
"Iya kami satu sekolah dulu.. kenapa ada masalah.? " tanya Adrian seolah menantang
Aku segera meraih tangan maria dan mengajak Adrian pergi . meninggalkan bagas dan Siska yang masih penasaran dengan hubungan kami.