NovelToon NovelToon
LUPIN : Atlantis Crown Theft

LUPIN : Atlantis Crown Theft

Status: tamat
Genre:Kriminal dan Bidadari / Misteri / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Action / TKP / Light Novel / Tamat
Popularitas:443
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Sebuah kota yang ditimpa tragedi. Seseorang baru saja membakar habis gedung pengadilan di Withechaple, Inggris. Beruntung tidak ada korban jiwa.

Seorang detektif hebat ditugaskan menangkap sang pencuri Lupin. Waktu yang dimiliki Wang yi semakin terbuang sia-sia. Semakin ia merasa bisa menangkap pencuri Lupin, semakin ia terjebak dalam permainan menyebalkan yang dibuat oleh musuh. Beruntungnya gadis cantik bernama Freya, yang bekerja menyajikan bir untuk para polisi di kedai setempat selalu memberinya motifasi yang unik.

Selama beberapa Minggu, Wang yi menyusun rencana untuk menangkap sang Lupin. Hingga sebuah tugas melindungi mahkota Atlantis tiba di kota itu. Wang yi akhirnya berhasil mengetahui siapa sosok sang Lupin. Namun, ketika sosok itu menunjukan wajahnya, sebuah rahasia gelap ikut terkuak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26 : Berkas Yang Hilang

Untung saja Shani mengijinkan Freya pulang lebih awal. Mungkin karena Blind sudah Sepi, dan menurutnya tidak akan ada pengunjung lagi. Freya tidak langsung pulang ke rumahnya, melainkan ke kantor polisi. Hanya ada beberapa polisi yang ia temui.

"Hei, Frank." Freya melambaikan tangan.

"Oh, kau ingin mengunjungi Zhou Shiyu?" Tanya Frank.

"Yes. Apa aku masih bisa menemuinya di waktu seperti ini?" Tanya Freya sambil menoleh ke luar jendela. Hari sudah sedikit gelap.

Frank mengerti maksudnya. Sebentar lagi malam akan tiba. Memang bukan waktunya untuk memberikan kunjungan. Tapi mungkin Frank bisa memberikan pengecualian untuk gadis ini.

"Ya, tentu. Tapi aku tidak yakin dia mau menemuimu. Dia menjadi gadis yang sangat dingin sekarang." Ucap Frank.

"Jangan khawatir, dia tidak akan mengusirku." Ucap Freya.

Frank mengangguk. Pria tua itu mengantarkan Freya ke sel Zhou Shiyu. Seiring langkahnya menuju sel yang lebih dalam, Freya beberapa kali melihat tahanan lain di sel yang berbeda-beda. Hanya ada satu kesamaan diantara mereka, wajah yang murung, tidak menampakan keceriaan. Lagipula siapa yang akan senang berada di balik jeruji besi. Bahkan seorang pendosa yang menyerahkan diri secara sengaja pun, tetap akan menampilkan ekspresi menyebalkan seperti itu.

"Kita sampai. Zhou ada yang ingin mengunjungimu." Kata Frank.

Freya merasa sedikit kasihan dengan sahabatnya. Baru satu malam di dalam penjara, Zhou Shiyu seperti gadis yang tidak pernah mandi selama sebulan. Rambutnya kusut, kulitnya yang lembut sedikit berdebu.  Ia hanya duduk di sana, memeluk lututnya di pojok ruangan seorang diri. Bahkan ketika Frank memanggil, Zhou Shiyu sama sekali tidak menoleh.

Frank membukakan pintu sel, mempersilahkan Freya untuk masuk. "Dia sedikit kasar sekarang. Berhati-hatilah." Saran Frank.

"Aku lebih mengenal dia dari siapapun." Balas Freya sambil berjalan masuk. Frank kembali menutup pintu. Meninggalkan dua gadis di dalam.

Freya sekilas berbalik menoleh. Frank sudah pergi. Freya berjalan menghampiri Zhou Shiyu, berjongkok di hadapannya. "Zhou ini aku, bagaimana kabarmu?" Tanya Freya.

"Entahlah. Tidak akan pernah baik selama kota sialan ini masih ada." Ucap Zhou Shiyu.

"Aku minta maaf. Bukan maksudku..."

"Aku tidak menyalahkanmu." Potong Zhou Shiyu.

"Kenapa kau mengizinkan pria itu tinggal di rumahmu? Kau bisa memintaku untuk merawat rumah itu." Ucap Freya.

"Aku tidak punya alasan khusus. Aku memiliki Firasat cepat atau lambat kau akan meninggalkan kota ini. Aku ingin mengucapkan selamat jalan sekarang. Meski terlalu cepat, setidaknya aku sudah mengucapkannya, karena aku mungkin tidak akan bisa mengucapkannya lagi nanti."

Freya menghela nafas, hembusan nafasnya terasa wangi di penciuman Zhou Shiyu. Tangan Freya merapihkan rambut Zhou Shiyu yang berantakan. "Jadi kau sudah menyerah? Aku bisa membantumu untuk lari dari sini." Ucap Freya berbisik.

Zhou Shiyu menggeleng, "Aku tidak punya tempat lagi untuk pulang jika aku kabur dari sini. Lagipula, aku tidak ingin dihantui dendam pada kota ini. Mungkin aku ditakdirkan untuk gagal. Aku berharap bisa segera bertemu dengan orang tuaku di sana. Aku ingin meminta maaf pada mereka, aku gagal mencari keadilan."

"Aku pikir masih ada seseorang yang akan mencari keadilan untukmu. Saat ini dia sedang mencari berkas tentang kasus orang tuamu." Kata Freya.

"Wang Yi?" Tanya Zhou Shiyu. Freya mengangguk. Zhou Shiyu menghela nafas.

...***...

Wang Yi baru kembali dari gedung arsip. Sepanjang perjalanan, ia merangkum semua informasi yang dia dapatkan dari sobekan berkas. Tentu kesimpulannya tidak akan di dapatkan hanya dari informasi yang terlalu sedikit. Kemudian, Wang Yi ingat kalau penjaga arsip di lantai dua berkata, pernah terjadi pencurian berkas beberapa tahun yang lalu. Kemungkinan berkas yang di butuhkannya memang di curi oleh seseorang.

Wang Yi menggeledah semua ruangan di rumah Zhou Shiyu. Ia yakin gadis itu yang mencurinya. Berkas itu berhubungan dengan kasus orang tuanya. Wang Yi menyalakan semua lampu di rumah Zhou Shiyu. Malam itu ia tidak berencana tidur sebelum menemukan berkas yang ia cari. Ruangan demi ruangan ia periksa, mulai dari kamar utama, dapur, ruang tamu, hingga loteng kecil di atas tangga belakang. Semua lemari ia buka, semua laci ia keluarkan isinya. Jangan khawatir, Wang Yi tahu bagaimana cara merapihkannya kembali.

Di kamar Zhou Shiyu, ia memeriksa setiap sudut dengan cermat. Tempat tidur ia geser ke samping, karpet ia gulung, papan lantai yang longgar ia congkel dengan pisau lipat. Tidak ada hasil. Ia kemudian menyalakan senter dan mengarahkan cahaya ke langit-langit serta ventilasi. Tidak ada tanda-tanda tempat penyimpanan tersembunyi.

"Dia pasti menyembunyikannya di suatu tempat di rumah ini," gumam Wang Yi. Ia yakin Zhou Shiyu mencuri berkas itu dari gedung arsip. Ia tidak yakin jika orang lain yang melakukannya. Bukan karena tidak mungkin, tapi selain Zhou Shiyu, Wang Yi tidak menemukan alasan untuk orang lain yang ingin mencuri berkas itu.

Ia berpindah ke ruang kecil di pojok rumah. Di meja itu ada beberapa tumpukan kertas, buku catatan, dan beberapa foto lama. Salah satunya foto Zhou Shiyu waktu kecil, sedang berdiri di depan rumah sakit dengan kedua orang tuanya. Wajah mereka tampak bahagia, kontras dengan kenyataan sekarang. Wang Yi memandangi foto itu lama sebelum meletakkannya kembali. Ia lalu membuka semua laci di meja kerja. Sebagian besar berisi alat tulis, surat lama, dan dokumen pribadi seperti tagihan air, listrik, serta beberapa surat pemberitahuan dari pemerintah kota. Tidak ada satu pun yang berkaitan dengan kasus eksekusi dua puluh tiga tahun lalu.

Wang Yi berjalan ke ruang bawah tangga. Di sana ada kotak kayu besar berisi pakaian musim dingin, peralatan pembersih, dan sebuah koper tua. Ia menarik koper itu keluar, membuka resletingnya. Isinya hanya pakaian lama dan beberapa barang pribadi yang tidak penting. Tidak ada berkas apa pun.

Setelah dua jam mencari, Wang Yi berhenti di ruang tamu. Ia menatap ke sekeliling rumah yang kini berantakan. Semua tempat sudah ia periksa. Tidak ada hasil. Ia mengusap wajahnya yang basah oleh keringat. "Apa mungkin dia menyimpannya di tempat lain?" katanya pelan. Ia menyalakan rokok dan duduk di sofa. Asap tipis mengepul di udara. Di hadapannya. Menyalakan televisi yang menampilkan siaran berita lokal tentang berita murahan. Tidak ada informasi baru. Semua yang disebutkan hanya pengulangan dari yang sudah ia tahu.

Wang Yi menatap layar itu lama. Ia tahu Zhou Shiyu tidak akan mencuri berkas itu tanpa alasan. Ia berdiri dan merapikan sebagian barang yang berantakan. Waktu makan malam sudah lewat beberapa jam lalu. Di luar, suara angin mulai terdengar dari celah jendela.

Wang Yi menatap sekeliling ruang tamu sekali lagi. "Kalau memang kau mencurinya, aku akan menemukannya," gumamnya. "Tapi kalau kau melakukannya karena alasan yang benar, aku harap kau menjelaskannya sendiri."

Pikirannya sedikit kacau. Semua dugaan tidak mengarah ke mana pun. Ia tahu pencarian itu buntu. Tidak ada berkas, tidak ada petunjuk, tidak ada bukti kalau Zhou Shiyu benar-benar mengambilnya. Wang Yi akhirnya memutuskan menyerah untuk malam ini. "Besok aku akan menemuimu di penjara," katanya pada diri sendiri. "Kau yang akan memberitahuku semua."

1
@🔵𖤍ᴹᴿ᭄☠BanXJeki G⃟B⃟🦋
wahhh cocok ini yang aye cari, ilustrasi adegan mu keren 👍✨
@🔵𖤍ᴹᴿ᭄☠BanXJeki G⃟B⃟🦋
aye suka kata ini. dan itu benar adanya reall✨
@🔵𖤍ᴹᴿ᭄☠BanXJeki G⃟B⃟🦋
Woahh ilustrasinya keren ✨ 👍 semoga lanjut sampai tamat💪
Miss Anonimity: Makasih, kak.
total 1 replies
mary dice
wang yi pasti dalam bahaya🧐 lanjut thor
Miss Anonimity: Nanti ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!