NovelToon NovelToon
Se Simple Bunga Selamat Pagi

Se Simple Bunga Selamat Pagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:703
Nilai: 5
Nama Author: happy fit

kinandayu gadis cantik tapi tomboy terlihat semaunya dan jutek..tp ketika sdh kenal dekat dia adalah gadis yang caring sm semua teman2 nya dan sangat menyayangi keluarga nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon happy fit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 26- diambang perpisahan

Ujian Akhir Sekolah hari pertama dimulai.

Suasana SMA Harapan Bangsa jauh lebih tegang dari biasanya — nggak ada suara bercanda di koridor, nggak ada Maya yang teriak-teriak nyari Andi, bahkan Danu pun kelihatan lebih serius dari biasanya.

Kinan berdiri di depan ruang ujian sambil menarik napas panjang. Rambutnya diurai rapi, bando putih masih setia di kepalanya. Ia menatap kertas soal yang baru dibagikan, lalu berbisik pelan, “Oke, Kinan… ini demi masa depan. Demi UGM.”

Di sebelahnya, Maya berbisik lirih, “Dan demi Danu juga~.”

Kinan langsung nyenggol kakinya di bawah meja. “Ssst! Fokus woy!”

Tapi Maya cuma cengengesan, nyoret-nyoret pensilnya.

Sementara itu, di ruangan sebelah, Danu duduk tegak. Pensil di tangannya berputar pelan, tapi tatapannya kosong — pikirannya jelas bukan cuma soal ujian.

“Kalau Kinan beneran ke Yogya… berarti kita cuma bisa ketemu liburan, ya?” pikirnya.

Dia menggeleng cepat, mencoba fokus lagi. “Aduh, Danu! Fokus! FOKUS! Ini ujian, bukan naskah sinetron!”

Guru pengawas sampai menatap heran, karena Danu ngomong sendiri sambil cengengesan kecil. “Saya nggak gila, Bu, saya cuma… penuh semangat,” katanya buru-buru.

Seluruh kelas nyengir, dan suasana tegang sedikit mencair.

---

Hari-hari ujian berjalan cepat.

Setiap sore, mereka berempat — Danu, Kinan, Maya, dan Andi — nongkrong bareng buat belajar di taman kota.

Tapi tentu aja, yang namanya belajar bareng versi mereka lebih banyak ketawanya daripada belajarnya.

“May, ini tuh rumus fisika, bukan ramalan bintang,” tegur Kinan sambil menatap catatan Maya yang penuh coretan zodiak.

Maya ngedumel, “Ya ampun Kin, aku tuh cuma nyari tahu kenapa aku gampang ngantuk tiap belajar fisika. Ternyata karena aku Cancer.”

Andi ngakak sampai nyaris tumpahin kopi. “May, kamu tuh Cancer bukan karena zodiak, tapi karena terlalu drama!”

Sementara Danu cuma geleng-geleng kepala. “Aku curiga, kalau besok guru fisika liat catatan kamu, dia bakal resign.”

Kinan tertawa, tapi diam-diam menatap Danu dari samping. Danu pakai hoodie abu, rambutnya sedikit berantakan, dan matanya fokus nulis rumus.

Ada momen kecil di mana Kinan cuma diam, ngerasa waktu bareng kayak gini bakal dia kangenin nanti.

---

Ujian terakhir selesai.

Begitu bel tanda waktu habis berbunyi, seluruh ruangan meledak dengan sorakan lega.

“SELESAI!!!” teriak Maya sambil lompat dari kursinya.

Guru pengawas sampai tepok jidat. “Kalian ini baru lulus ujian, bukan dapet warisan!”

Kinan tertawa, tapi matanya sedikit berkaca. Semua terasa cepat.

Dari yang dulu cuma anak baru di kelas 10, sekarang udah siap pisah jalan dengan teman-teman yang tiap hari bareng.

Danu menunggu Kinan di depan gerbang sekolah, sambil memegang dua botol minuman dingin. “Calon dokter!” serunya, melambai.

Kinan mendekat, masih dengan senyum lelah tapi manis.

“Kamu udah kelar juga?” tanya Kinan.

“Udah dong. Aku langsung ke sini, soalnya aku tau kamu bakal butuh vitamin C dan kata-kata motivasi,” jawab Danu, nyengir lebar.

“Dan kata-kata motivasinya adalah?”

“Kalau kamu nggak masuk UGM, aku bakal demo di depan rektornya.”

Kinan ngakak. “Kamu pikir rektornya bakal takut?”

“Ya minimal dikasih surat cinta dulu, baru surat peringatan,” balas Danu santai.

---

Beberapa hari kemudian, suasana sekolah berubah total. Spanduk bertuliskan “Pelepasan Kelas XII” dipasang di aula besar.

Para siswa latihan paduan suara, guru-guru sibuk, dan… suasana haru mulai terasa.

Maya sibuk ngecek dekorasi panggung, Andi bantu ngangkat sound system, sementara Danu dan Kinan ditugasin ngatur video kenangan untuk acara nanti.

Tapi alih-alih kerja, mereka malah keasikan nonton video lama.

“Lihat nih,” kata Danu sambil menunjuk layar laptop. “Kamu dulu waktu MOS disuruh push-up, dan kamu malah nanya ‘boleh satu tangan nggak?’.”

Kinan langsung menepuk pundaknya. “Astaga, hapus aja videonya! Aku malu banget sumpah!”

Danu tertawa sampai perutnya sakit. “Enggak bisa, ini sejarah! Bukti kamu dari dulu udah suka bikin deg-degan satu sekolah.”

“Yang deg-degan tuh kamu kali,” sindir Kinan, tapi pipinya memerah.

---

Sore menjelang, latihan beres.

Kinan dan Danu duduk di tangga aula yang sepi, langit jingga membentang di luar jendela.

“Dua bulan lagi, ya…” ujar Kinan pelan. “Abis ini kita beda kota.”

Danu menatapnya serius. “Aku nggak bakal halangin kamu buat ngejar impian kamu, Kin. Aku tahu kamu lahir buat jadi dokter hebat. Tapi aku juga pengen kamu tahu — kamu nggak sendirian.”

Kinan menunduk, suaranya nyaris bergetar. “Aku takut… takut nanti kita jauh terus jadi asing.”

Danu tersenyum kecil, lalu mengangkat dagunya agar mereka saling menatap.

“Kalau kita bisa saling percaya, sejauh apa pun langkahnya, hati kita tetap di tempat yang sama.”

Kinan terpaku. Ada sesuatu di matanya — lembut, tapi dalam.

Sampai akhirnya, tanpa sadar dia bersandar di bahu Danu. Sunyi. Hangat. Aman.

Di luar, matahari perlahan tenggelam, meninggalkan warna oranye lembut di langit.

Dan di antara senja yang memudar, dua hati itu diam-diam berjanji… mereka akan tetap bersama, meski jarak nanti menguji.

😵😵 Bersambung dulu best

1
Rachmad Irawan
semangat author.. jangan lupa update yg rutin ya thor 😍😍 love you author
Guillotine
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Winifred
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
happy fit: makasih komentar nya best..dukung author trs ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!