NovelToon NovelToon
Possesif BADBOY

Possesif BADBOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Abil Rahma

Pertemuan pertama yang tak disangka, ternyata membawa pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Membuat rasa yang dulu tak pernah ada pun kini tumbuh tanpa mereka sadari.

kehidupan seorang gadis bernama Luna yang berantakan, membuat seorang Arken pelan-pelan masuk ke dalamnya. Bahkan tanpa Luna sadari, setiap dia tertimpa masalah, Ken selalu datang membantunya. Cowok itu selalu dia abaikan, tapi Ken tak pernah menyerah atau menjauh meski sikap Luna tidak bersahabat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25 Apapun Bakal Gue Kasih

"Lun, gue mau ke kampus, Lo kalau mau tetep di sini juga gak apa-apa, anggap aja rumah sendiri," ucap Bella setelah mereka selesai sarapan dan memilih membantu Bibi. Sedangkan dua pemuda yang tadi bersama mereka kini berada di ruang tamu.

"Gue balik aja deh, gak enak juga di rumah orang sendirian," sahut Luna, meski dia masih malas sebenarnya untuk pulang, belum ingin bertemu lagi dengan kedua orang tuanya.

"Yaudah, ntar gue anter sebelum ke kampus," putus Bella, keduanya pun melanjutkan kegiatan mereka.

Tak butuh waktu lama, setelah itu mereka menyusul dua pemuda yang kini duduk di sofa, entah sedang membahas apa.

"Rel, Lo ikut gue, Bella mau ke kampus buat persiapan wisuda, atau Lo mau disini nungguin Bella pulang?" kali ini Ken yang bertanya.

Luna mengernyitkan dahi, seingatnya Ken juga akan wisuda bulan depan, kan? Lalu kenapa dia tidak ke kampus, justru mengajaknya pergi?

"Gue pulang aja. Lo juga mau ke kampus, kan?" tanyanya, entah kenapa dia berinisiatif tanya.

"Gak, gue males," jawab Ken.

"Lo tahu Lun, padahal Ken udah enam tahun lebih jadi mahasiswa, tapi dia kayaknya belom minat buat ganti status," ucap Bella membeberkan sebuah fakta.

Luna tentu saja terkejut dan langsung menatap ke arah Ken, tak menyangka seorang Ken seperti itu. Padahal adik pemuda itu saja bisa dibilang anak yang pintar, bahkan selalu menjadi juara saat di sekolah, tapi lihatlah abangnya justru kebaikannya.

"Ck, Lo gak usah buka aib gue di depan Aurel, dong! Kalau dia tambah ilfil sama gue Lo harus tanggungjawab!" Ken berdecak, sama sekali tak suka mendengar ucapan Bella.

"Tapi Lo tenang aja Rel, tahun ini gue lulus," ucapnya kini menatap Luna.

Luna tak menanggapi, meski awalnya terkejut tapi dia juga memaklumi. Apalagi melihat sepak terjang Ken yang bergelut di dunia seperti itu.

"Lo tahu Lun, Ken itu bisa dibilang paling oon diantara kedua saudaranya. Lo kenal adik ceweknya seperti apa kan? Dan satu lagi adek cowoknya, dia walaupun sakit-sakitan tapi cerdas banget, bahkan udah bisa gantiin Om Andi di perusahaan. Harusnya Lo pedekate sama adeknya aja, gak usah sama Ken, masa depannya suram," ujar Bella memanas-manasi.

"Bella sialan!" umpat Ken. "Rel, gak usah dengerin Bella," tatapannya kini menuju ke arah Luna.

Sedangkan Bella terbahak melihat wajah kesal Ken. Hanya dia yang berani membeberkan segala sifat buruk Ken pada orang lain, karena Ken tidak akan mungkin memukul atau menyakiti Bella. Mengingat mereka sudah bersama sejak kecil.

"Bell, kayaknya gue pengen kenal sama adek cowoknya Ken itu, kenalin gue boleh gak?" sahut Luna, entahlah dia pun senang melihat wajah kesal Ken.

"Wah, boleh dong, ntar kita atur jadwal ketemu sama dia. Ijin dulu sama Om Andi, soalnya dia tuh udah kerja," sahut Bella.

"Ka, bawa pergi cewek Lo!" Ken mendorong tubuh Raka yang duduk di sebelahnya.

Raka berdecak, sejak tadi dia hanya diam, tapi tetap saja kena juga, "Ck, Lo juga ngapain tanggepin ucapan Bella? Lo tahu dia seperti apa?" ucapnya.

"Udah sayang, kamu bisa telat kalo godain Ken terus, aku juga mau kerja," ucap Raka pada Bella, membuat gadis itu mengangguk dan berpamitan pada mereka bertiga.

☘︎☘︎☘︎

"Ngapain Lo ngajak gue ke sini?" tanya Luna saat melihat sekeliling yang ternyata hutan.

"Gak usah mikir yang aneh-aneh, Gue cuma mau ngajak Lo ke suatu tempat," jawab Ken seakan mengerti isi pikiran Luna.

Pemuda itu sengaja mengajak Luna pergi ke suatu tempat, berharap dengan begini bisa menghibur Luna. Ken, tahu gadis itu sedang tidak baik-baik saja meski Luna tidak mengatakannya. Terlihat jelas dari sorot mata gadis itu.

Ken memarkirkan mobilnya di sebuah hamparan cukup luas, lalu keduanya sama-sama keluar dari dalam mobil.

"Pemandangannya bagus banget, gue baru tahu kalau ada tempat kaya gini," cetus Luna setelah keluar dari mobil.

Di sekeliling mereka, pohon pinus menajdi pemandangan yang cukup indah, ditambah gunung yang terlihat lebih dekat. Tak hanya itu, di depan sana ada sebuah danau yang cukup asri. Entahlah apakah itu sebuah tempat wisata atau apa, tapi sepanjang jalan yang mereka lalui, tak ada seorang pun yang lewat, jikalau itu sebuah tempat wisata.

"Ikut gue!" titah Ken dengan kedua tangannya di penuhi plastik berisi cemilan.

Saat di perjalanan tadi, Ken sempat membeli beberapa cemilan, sengaja untuk dinikmati di tempat ini.

Tanpa banyak protes Luna mengikuti langkah Ken. Mereka berhenti tepat di depan sebuah pohon yang cukup besar.

"Lo berani naik, kan?" tanya Ken menatap Luna lalu beralih menatap ke arah atas, ternyata di atas sana ada sebuah rumah pohon.

"Wah! Siapa takut!" Luna langsung kenaikan tangga menuju rumah pohon tersebut dengan penuh semangat.

Ken yang melihat itu geleng-geleng kepala sambil tersenyum, cukup seneng karena bisa membuat gadis itu bahagia. Setelahnya dia pun menyusul Luna yang sudah berada di atas sana. Rumah pohon itu memang tidak terlalu tinggi.

"Lo kok bisa tahu tempat ini sih?" tanya Luna setelah sampai di atas rumah pohon, belum berniat untuk duduk sebab lantainya berdebu.

"Hm, perkebunan ini tuh milik salah satu orang tua anak Scorpion, beberapa kali kita camping di sini. Dan rumah pohon ini juga belum lama di buat," jawab Ken.

"Mau di dalam apa di luar?" kini Ken bertanya.

"Ngapain di dalam? Di luar lebih bagus pemandangannya," jawab Luna. Memang benar pemandangan dari atas pohon terlihat lebih bagus daripada saat di bawah tadi.

"Oke, bentar gue ambil karpet di dalam." Ken membuka pintu rumah pohon tersebut menggunakan kunci yang dia bawa, setelahnya dia keluar membawa sebuah karpet yang ukurannya cukup untuk berdua.

Membentangkan karpet tersebut hingga lantai teras rumah pohon itu kini sudah berlapis karpet, dan Luna langsung duduk di sana.

Ken pun ikut duduk di sebelah gadis itu. Tak Luna membuka kantong kresek berisi minuman.

"Minum dulu." Ken menyodorkan sebuah botol berisi air mineral yang sudah dia buka tutupnya ke hadapan Luna.

Gadis itu menerimanya dan langsung membasahi tenggorokannya dengan air mineral tersebut.

"Gue kalau lagi banyak masalah biasanya ke sini, kadang di sini seharian sambil merenung atau main gitar," ucap Ken tanpa diminta. Dia hanya tak ingin keadaan saat ini hanya diisi oleh keheningan.

"Banyak masalah bukannya diselesain malah kabur ke sini," ejek Luna.

"Bukan kabur, cuma menenangkan diri sejenak dan memikirkan jalan keluar dari masalah itu," bela Ken.

"Hm, terserah Lo deh," sahut gadis itu

Dia mulai membuka bungkusan snack yang mereka beli tadi.

"Jadi, kenapa Lo pergi ke rumah Bella malam-malam?" kini Ken bertanya, dia ingin tahu apa yang terjadi pada Luna.

"Gak ada apa-apa," jawab Luna, tak ingin berbicara sebenarnya.

"Gak mungkin, gue tahu pasti terjadi sesuatu. Semalam gue hubungi Lo masih di rumah, tapi tiba-tiba pagi ini ada di rumah Bella, gak mungkin kalau gak terjadi sesuatu Lo kabur malam-malam," sahut Ken sangat yakin jika semalam terjadi sesuatu.

"Lo gak perlu tau,"

"Tapi gue harus tahu, gue cuma mastiin Lo baik-baik aja. Lo bisa cerita apapun sama gue Rel, gue siap jadi tempat curhat Lo." Ken memang terkesan memaksa tapi dengan begitu dia berharap bisa membantu sedikit beban yang Luna rasakan.

"Kenapa sih Lo suka banget maksa? Ck." Luna menatap Ken sekilas dengan wajah kesal.

"Karena kalau gak dipaksa, Lo gak bakalan mau cerita sama gue. Jadi kenapa?" tanyanya lagi.

Luna menghela napas lelah, "Gue sebenarnya males cerita sama Lo, tapi kalau gue gak cerita, gue yakin Lo bakalan maksa sampai gue cerita, kan?" menoleh sebentar ke arah Ken yang duduk di sebelahnya.

"Lo tahu itu. Gue ngelakuin itu berharap bisa bantu pecahin masalah yang Lo hadapi, atau setidaknya biar Lo gak memendam masalah sendirian," sahut Ken jujur.

Luna menganggukkan kepala, cukup mengerti apa sebenarnya tujuan Ken melakukan hal itu.

"Orang tua gue mau cerai, dan yang gue gak habis pikir, Mama bilangnya mau nikah sama Herdi, ck gini banget hidup gue," ucap Luna.

Ken tidak terkejut mendengar hal itu, sebeb Satria sudah bercerita jika Herdi memang berniat menikahi Mamanya Luna. Entahlah kenapa Herdi bercerita seperti itu dengan Satria, mungkin karena kedekatan mereka.

"Tapi yang bikin gue lebih syok dan belum sepenuhnya percaya, Papa bilang gue anak haram, gue bukan anaknya. Tapi gak tahu itu bener atau hanya alasan Papa aja," ucap Luna lagi. Kali ini suara gadis itu cukup lirih, hingga siapa saja yang mendengarnya tahu jika Luna tidak baik-baik saja.

Satu hal itu membuat Ken terkejut, bahkan dia sampai menoleh ke samping, memastikan Luna baik-baik saja.

"Lo boleh gunain bahu gue buat bersandar," celetuk Ken karena tahu Luna pasti membutuhkan hal itu.

Luna yang awalnya menunduk kini mendongak menatap wajah Ken yang tepat berada di hadapannya. "Ck, gak usah modus!" ucapnya.

"Aurel, Lo itu selalu saja berfikiran buruk tentang Gue. Serius Lo boleh gunain bahu gue buat bersandar, kalau Lo buruh sandaran. Gue sama sekali gak modus," sahut Ken tak terima.

"Waktu itu aja Lo modus, dan nyari kesempatan. Gue masih kesel tau!" Luna menatap Ken kesal, mengingat kejadian di apartemen pemuda itu.

"Maaf, gue udah lancang kaya gitu. Tapi gue gemes aja sama Lo. Gue janji gak akan ngelakuin hal itu lagi tanpa persetujuan dari Lo," sahut Ken penuh sesal. Dia menyesal sudah mencuri kecupan dari gadis itu, karena memang terlalu gemas dengan Luna saat itu.

Luna memutar bola matanya malas.

"Tapi waktu itu Lo suka, kan? Gue tahu kok kalau Lo salting," ucap Ken sambil terkekeh.

Bugh

Luna memukul lengan Ken cukup kuat, "Sok tahu Lo!"

"Aduuh, sakit Rel. Kalau tangan gue patah gimana? Gue gak bisa boncengin Lo naik motor lagi dong." Ken mengusap lengannya yang kena pukul dari Luna.

"Gak usah lebai deh! Gak mungkin pukulan gue bikin tangan Lo patah," sahut Luna tidak habis pikir.

Ken terkekeh mendengar ucapan Luna, setelahnya dia ikut menyomot cemilan yang Luna buka tadi.

"Terus Lo mau gimana? Mau tanya bokap Lo buat memastikan yang sebenarnya? Atau mau tes DNA? Gue siap bantu," tanya Ken, menatap wajah cantik Luna yang sedang menikmati pemandangan di hadapannya.

Luna menggelengkan kepala, "Belom tahu," jawabnya.

"Menurut gue Lo pastiin aja semuanya, Lo tanya orang tua Lo. Kalau Lo belum percaya, Lo bisa lakuin tes DNA," Ken memberi saran.

Luna menganggukkan kepala, dia akan melakukan apa yang Ken sarankan. "Terus kalau bukan anak Papa, gue anak siapa?" tanyanya yang tidak berharap mendapatkan jawaban dari pemuda di sebelahnya itu.

"Gue akan bantu Lo cari bokap Lo, kalau bener Lo bukan anak Papa Lo," sahut Ken yakin.

Kali ini Luna menatap ke arah Ken, dia tersenyum tapi senyum itu justru membuat Ken pedih, sebab dibalik senyum manis milik Luna ada banyak luka yang dia simpan.

Tanpa Ken duga, Luna justru menjatuhkan kepalanya di bahu miliknya. "Makasih ya Ken," ucap gadis itu lirih.

Ken tersenyum lalu mengangguk.

"Makasih Lo mau pinjemin bahu ini buat gue," ucap Luna selanjutnya.

"Bukan cuma bahu, Lo butuh apapun bakal gue kasih," sahut Ken yakin.

1
Siti Nina
Ortu apaan kaya gitu jual anak sendiri jgn" si luna anak pungut lagi
RaVaNieZka
Luar Biasa
Kim Rahma💜: 😍😍😍makasih
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
ada saatnya orang bakalan mengalah Luna,bosan ngejar2 mulu
Siti Nina
Oke ceritanya 👍👍👍
Kim Rahma💜: makasih kak😍
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
udah biarin aja Ken,lama lama gue Gedeg juga ma Luna.udah di tolong pun,klo gak hidupnya bakalan kelar kemaren.udah dibantuin juga.
Felycia R. Fernandez
Payah,Luna tipe pembangkang tapi gak bisa bela diri...keras kepala tapi payah...
ntar ujung ujungnya Ken juga yang repot
Felycia R. Fernandez
Dania dapat karma ini,niat hati menjual anaknya malah dia yang dijual suami tersayangnya😆😆😆
Felycia R. Fernandez
jahil banget si Ken 😆😆😆😆
Felycia R. Fernandez
mampus la,yang bela bela suami...
bucin tolol,rasain lho kan udah kek LC dibuat suami sendiri
Felycia R. Fernandez
menjijikan 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Felycia R. Fernandez
untung ada Satria
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
karena ada pujaan hatinya disekolah Bun Yah 😆
Felycia R. Fernandez
tadi juga udah mau ditolong Ken,kamu aja yang sok
Felycia R. Fernandez
rasain
Felycia R. Fernandez
pedes apa perih
Felycia R. Fernandez
apa sebelum ini ada novel lain kk Thor,kayak udah kenal banget Ken dengan Luna
Kim Rahma💜: ada, tapi cuma cuplikan doang,
total 1 replies
RaVaNieZka
Ini karya yg sama sprt *Bad Boy Tampan itu Suamiku*
Kim Rahma💜: beda kak, ini kisah lain, dri abang mereka, terimakasih udah mampir🙏😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!