Jangan pikir cuma orang tua saja yang bisa menjual anak nya. Karena anak pun bisa melakukan hal yang sama.
"Akak cantil! Akak cantil! Mau ndak jadi Mommy kita! Daddy kita duda loh, cekalian dapat anak comel cepelti kami ini."
"Iya! Iya! Nanti daddy akan bayal utang na Mommy! gelatis catu dapat catu. Nikah cama duda dapat anak.. Hehehehe!"
Berharap bertemu jodoh pangeran kuda putih, Larasati Aqela justru bertemu dengan dua anak kembar lucu yang menawarkan Daddy mereka.
Larasati seorang mahasiwi semester akhir yang harus bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan nya harus terjebak dengan anak kembar pengusaha paling kaya. Angkara Brawijaya, dia memiliki sikap dan sifat yang sangat aneh bagi Laras.
"20 juta sebulan! Jadi Ibu dari anak saya!"
" Hapaaa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hachichan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MPAD. Dua Minggu???
"MBAKK RUMIIIIIIII..."
"Astagfirullah!!!" Kaget Rumi, wanita berusia 35 tahun yang sedang bermain bersama beberapa anak - anak itu menoleh ke belakang. Sepasang matanya menatap seorang gadis sedang berlari ke arah nya, gadis yang sangat dia kenali itu bahkan sudah dia anggap sebagai adek nya sendiri.
"YA ALOOHHH.. LARASSSSS!!!" Rumi berlari, kedua tubuh wanita itu saling bertabrakan dan melepas rindu dalam sebuah pelukan yang hangat.
Anak - anak yang ada di sana mendengar nama 'Laras' pun ikut melihat, seketika mata mereka berbinar dan semua berlari ke arah Laras.
"KAK LARASSSSSS!!!" Jerit semua anak - anak histeris, Laras memang sangat dekat dengan semua anak panti yang sudah dia anggap sebagai adek nya sendiri.
Mendengar teriakan anak - anak, Laras melepaskan pelukan Rumi dan berjongkok menerima pelukan semua anak itu. Betapa bahagianya Laras bisa kembali ke tempat dimana dia tumbuh menjadi gadis yang mandiri. Masa kecil nya di habiskan didalam panti asuhan itu.
Rafael yang berdiri tak jauh dari mereka mengepalkan tangan nya, matanya berair dan menetes begitu saja. Dia melihat sekeliling, panti asuhan yang terbilang cukup luas dan menampung lebih dari 30 anak, beberapa anak sudah di adopsi. Dan ada juga beberapa anak yang tumbuh di panti asuhan tetapi sudah keluar ketika beranjak dewasa seperti Laras.
Perbedaan nya, Laras masih mengingat rumah kecilnya itu. Rafael meringis, rasa sakit di hatinya timbul. 'Disinikah adek ku di besarkan? Sementara Sheila, yang hanya anak angkat mendapatkan kemewahan di dalam keluarga Admaja!
Muncul kemarahan di dalam diri Rafael, jika memang masuk nya Sheila sudah di rencanakan sebelum Kirana di culik. Rafael bersumpah tidak akan pernah melepaskan orang itu. Mario sudah menceritakan semuanya bahkan tentang Mery. Tetapi ada sesuatu yang masih tidak sanggup Mario ceritakan. Hal yang seharusnya tidak terjadi telah terjadi di masa lalu.
"Kak Laras kemana saja? Kami pikir Kak Laras sudah pergi seperti Kakak - Kakak yang lain nya?" Ucap salah satu anak yang memang sangat manja pada Laras dulu. Bocah berusia 8 tahun itu.
"Kami senang Kak Laras tidak melupakan kami! Setiap hari kami menunggu Kak Laras datang, tapi nggak pernah datang."
"Kami pikir Kak Laras nggak akan pernah kembali, tapi ternyata Kak Laras menepati janji untuk kembali."
"Panti sepih kalo nggak ada Kakak! Kami sangat merindukan Kakak."
Laras terharu, dia sudah menangis sesegukan."Kakak juga kangen sama kalian! Maaf kalo Kakak dateng nya lama, Kakak harus ngumpulin uang dulu biar bisa kembali ke sini. Dan Alhamdulillah, Kakak datang kesini ingin memberikan kabar bahagia buat kalian."
"Kabar bahagia apa Laras?" Tanya Rumi penasaran.
"Mas Angkara.." Angkara yang di panggil Pun mendekat."Mbak Rumi, kenalkan, beliau adalah~~"
"Pak Angkara???"
"Asalamualaikum, Mbak Rumi!!" Angkara mengatupkan kedua tangan nya.
"Walaikumsalam! Pak Angkara datang bersama Laras?" Tanya Rumi melihat Angkara dan Laras secara bergantian. Angkara mengangguk.
"Tunggu!" Laras bingung melihat interaksi keduanya."Mbak Rumi kenal sama calon suami aku?"
Mata Rumi langsung terbelalak."S-suami? P-pak Angkara calon suami kamu?"Rumi tak bisa menyembunyikan keterkejutan nya. Bagaimana bisa donatur yang sudah banyak membantu panti asuhan Kasih Harapan selama dua tahun ternyata calon suami Laras?
"Mbak Rumi kenal?" Tanya Laras sekali lagi.
" Pak Angkara ini sudah menjadi donatur di panti asuhan ini selama 2 tahun."Tentu saja Laras kaget dan melihat Angkara. Pria itu hanya tersenyum saja.
🩵🩵🩵🩵
Sekarang Rumi, Angkara dan Laras sudah berada di ruangan pribadi yang ada di panti asuhan itu. Rumi masih sedikit syok setelah mendengar penjelasan dari Laras.
"Kenapa kamu nggak bilang sama Mbak kalo kamu kesusahan di Jakarta? Kan sudah Mbak bilang, kamu itu sudah seperti saudara buat Mbak. Kalo kamu nggak punya uang buat kembali atau butuh uang, kamu bisa telfon dan minta sama Mbak. Meski nggak banyak, yang penting bisa sedikit mengurangi beban kamu." Rumi hampir menangis saat tau ternyata Laras di tipu oleh mantan kekasih nya yang membuat Laras terjebak sama hutang.
Laras menundukkan kepalanya."Maaf Mbak! Laras nggak mau ngerepotin Mbak! Laras pikir lebih baik uang nya bisa buat keperluan panti. Laras masih sanggup kok, ya meskipun seringkali berurusan sama penagih hutang."
Rumi berdiri dan langsung memeluk Laras. Kedua wanita itu menangis dalam pelukan satu sama lain.
Setelah beberapa saat, pelukan mereka terlepas dan keduanya sama - sama menghapus air di pipi mereka."Saya sangat berterima kasih sama Pak Angkara. Bukan hanya sudah membantu anak - anak disini. Tapi Pak Angkara juga mau membantu Laras, bahkan menerima Laras yang mungkin sangat jauh berbeda dari keluarga, Bapak."
Angkara tersenyum tipis."Justru Laras lebih dari berarti buat saya. Dia itu ibarat sebuah berlian yang sangat berharga, hanya ada satu di dunia, justru saya bisa gila kalo sampe melepas berlian yang mahal ini."Angkara melirik Laras. Gadis itu tersipu malu dengan hati berdebar.
"InsyaAllah.. Kalo memang Mas Angkara datang kesini dengan niat baik, maka akan saya terima. Saya akan berbicara sebagai Kakak dari mempelai wanita. Saya harap, Mas Angkara bisa menjaga dan melindungi nya. Sudah lama Laras menderita hidup di panti asuhan ini. Bahkan bisa di bilang masa kecil nya tidak seperti anak kain. Sejak kecil Laras selalu hidup mandiri, di usianya yang masih bocah, dia bahkan sudah berjualan kue keliling untuk membantu perekonomian panti. Karena itu, Laras sangat berarti bagi kami semua."
'Berjualan kue keliling?' Rafael yang mendengar dari luar pintu karena memang pintu sedikit terbuka, ikut merasakan nyeri di hatinya. Jika dia mengingat bagaimana saat Sheila menginginkan sesuatu dan selalu mendapatkan nya. Membuat dirinya sangat marah, seharusnya yang di posisi Kirana saat ini adalah Sheila. Seharusnya yang mendapatkan kemewahan adalah Kirana, adek kandung nya.
Di dalam ruangan..
Angkara bersimpuh di bawah kaki Rumi, wanita itu menjadi tidak enak."Saya berjanji! Saya akan menjaga dan mencintai Laras sepenuh hati saya. Saya akan memanjakan dan meratukan Laras selama Laras menjadi istri saya. Untuk transportasi, Mbak Rumi nggak perlu khawatir, karena semuanya sudah di urus sama saya. Mbak Rumi dan anak - anak hanya perlu berangkat ke acara resepsi pernikahan saja yang akan di langsungkan setelah akad.
Rumi merasa lega."Kalo boleh saya tau, kapan pernikahan nya?"
"Dua minggu lagi!!" Rumi terkejut, berbeda dengan Laras yang memang sudah di beritahu kemaren. Meski sempat adu argumen akhirnya Laras mengalah. Toh, kata Angkara semuanya sudah dia persiapkan dari jauh - jauh hari.
Sementara Rafael yang berdiri dengan wajah sedih tiba - tiba tertegun setelah mendengar kapan pernikahan mereka. 'Apa? Dua minggu lagi?'
Nggak! Nggak! Nggak boleh terjadi! Lalu siapa yang akan jadi wali nikah nya? Wali hakim? Sementara Ayah kandung nya masih hidup? Rafael menggeleng, bagaimana bisa Laras di nikahkan sama wali hakim sementara wali nasab nya masih hidup! Nggak! Rafael merasa tidak rela pokok nya. Apa lagi Laras belum mengetahui siapa ayah kandung nya yang sebenarnya.
BRAAKKK...
Semua di ruangan terlonjak kaget saat pintu terbuka lebar dengan kasar.
Rafael masuk dengan nafas memburu."GUE NGGAK SETUJU!!!!
kopi & vote untuk mu