Renata di paksa menikah oleh orang tuanya untuk menggantikan Adik Tirinya. Di mana pria tersebut lumpuh dan hampir seluruh tubuhnya bernanah bersamaan keluar aroma busuk.
Enam bulan kemudian suaminya bisa berjalan, tubuhnya sudah tidak lagi bernanah dan mengeluarkan aroma busuk berkat perawatan Renata.
Keluarga dari pihak suaminya sangat senang akan hal itu namun sebulan kemudian suaminya ingin menikah dengan Adik Tirinya. Renata yang sangat kecewa langsung meminta cerai dan pergi meninggalkan suaminya.
Tanpa sengaja dirinya bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Renata yang memiliki hati baik menolongnya hingga pria tersebut sembuh dan mengajaknya untuk menikah.
Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Renata mau menerima pria tersebut atau kembali ke suaminya di mana suaminya menyesali perbuatannya? Ikuti yuk kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putri Kandung Atau Bukan
"Salah satu temanku menikah dengan Tuan Keling dan mengatakan semua yang terjadi dengan dirinya ketika satu bulan menikah dengan Tuan Keling." Jawab Diana.
Ayah Vino hanya diam sambil berpikir menerawang jauh entah kemana. Namun saat ini dirinya ingin memiliki uang yang sangat banyak agar bisa digunakan untuk biaya pemakaman Nenek Lampir.
Hal itu membuat dirinya menutup mata hatinya dan tidak mempedulikan dengan apa yang terjadi dengan Veni nantinya.
Putri kandung atau bukan, Ayah Vino sama sekali tidak peduli asalkan apa yang diinginkan harus terwujud karena dirinya tidak memiliki pilihan lain.
"Setuju atau tidak setuju kamu harus menikah dengan Tuan Keling." Ucap Ayah Vino dengan nada tegas.
"Tapi ..." Ucapan Veni terpotong oleh Ayah Vino.
"Tidak ada tapi-tapian. Kemarin Keling dan orang tuanya datang untuk melamarmu dan kami setuju. Karena itu kamu harus menikah dengan Tuan Keling." Ucap Ayah Vino.
"Kenapa kemarin Aku tidak memanggilku ketika mereka datang melamarku? Pokoknya Aku tidak setuju." Ucap Veni dengan nada tegas.
"Kemarin kamu sibuk mempersiapkan ulang tahun Nenekmu karena itu kami akan memberitahukannya besok saja. Jika kamu tidak setuju maka Ayah akan menghukummu dengan hukuman keluarga karena sudah mempermalukan Keluarga Besar Alexander." Ucap Ayah Vino dengan nada tegas.
Hukuman keluarga adalah di mana salah satu anggota Keluarga Besar Alexander melakukan kesalahan besar. Maka orang tersebut akan di suruh berlutut lalu di cambuk sebanyak dua puluh lima kali. Kemudian di kurung selama tujuh hari di gudang bawah tanah.
Veni yang tidak mau mendapatkan hukuman keluarga hanya bisa mendengus kemudian pergi tanpa banyak bicara. Tidak berapa lama datang Ibu Vina memasuki kamar Ibu mertuanya.
Sebenarnya Ibu Vina berada di luar pintu dan tidak berani masuk ke dalam untuk meminta uang ke Veni. Hal ini dikarenakan Ibu Vina mencari kata yang tepat untuk mengatakan ke suaminya kalau apa yang dikatakan anak buahnya William adalah bohong.
Ibu Vina mendengar semua obrolan suaminya dengan putri bungsunya dan dirinya tidak tega jika putrinya menderita di tangan calon suaminya.
"Suamiku, Aku mendengar ..." Ucapan Ibu Vina terpotong oleh suaminya.
"Perkataanku tidak bisa di bantah." Ucap Ayah Vino dengan nada tegas.
"Lebih baik kamu berdoa saja kalau Veni adalah putri kandungku karena jika tidak maka Aku tidak akan segan-segan menghukummu dengan sangat berat." Sambung Ayah Vino.
Ibu Vina hanya diam dan berjalan ke arah putranya yang masih tidak sadarkan diri. Ibu Vina menepuk-nepuk pipi Dian namun Dian belum juga bangun.
"Pelayan!" Teriak Ibu Vina.
"Ya, Nyonya Besar." Jawab pelayan sambil berlari memasuki kamar mereka.
"Panggil Renata kesini!" Perintah Ibu Vina.
"Untuk apa kamu memanggil wanita si alan itu?" Tanya Ayah Vino yang membenci menantunya.
"Selama ini Dian di rawat oleh Renata karena Dian sakit maka Renata harus kembali merawatnya sampai sembuh." Jawab Ibu Vina tanpa punya rasa malu sedikitpun sambil mengibaskan tangannya.
Pelayan yang tadi di panggil langsung mengerti kode tersebut. Pelayan itupun hanya menganggukkan kepalanya kemudian memberikan hormat. Setelah itu pergi meninggalkan kamar mereka.
Hingga lima menit kemudian pelayan tersebut mengetuk pintu. Setelah mendapatkan jawaban pelayan tersebut masuk ke dalam ruangan mereka.
"Tuan Besar dan Nyonya Besar. Barusan Saya telepon Nyonya Muda Dian dan katanya ..." Ucapan pelayan tersebut di potong oleh Ibu Vina.
"Panggil wanita itu dengan nama Renata karena Dia bukan menantuku." Ucap Ibu Vina dengan nada tegas.
"Baik. Renata bilang tidak mau datang ke rumah ini untuk merawat Tuan Muda Dian dengan alasan tidak enak badan." ucap pelayan tersebut menjelaskan.
"Dia sangat keterlaluan dan bertingkah semaunya! Teriak Ayah Vino dengan wajah kesal.
"Karena Dia tidak mau datang maka Aku akan pergi menemuinya untuk memaksanya datang ke sini." Sambung Ayah Vino.
Selesai mengatakan hal itu Ayah Vino dan Ibu Vina pergi menuju ke tempat kediaman Keluarga Besar Romero. Namun sebelumnya Ayah Vino meminta pelayannya untuk mengurus jenasah Ibunya dan juga merawat Dian yang masih tidak sadarkan diri.
Singkat cerita Ayah Vino dan Ibu Vina sudah sampai di tempat kediaman Keluarga Besar Romero. Di mana Renata sudah berada di rumah, lebih tepatnya berada di ruang keluarga.
"Ada apa kalian datang kesini?" Tanya Renata dengan nada malas.
"Renata, sekarang suamimu sedang sakit jadi kamu harus datang untuk merawatnya karena dokter tidak sanggup menyembuhkannya." Jawab Ayah Vino.
"Dokter bilang penyakit suamimu kambuh kembali dan nyawanya di ujung tanduk. Hanya kamu yang bisa menyembuhkannya." Sambung Ayah Vino tanpa punya rasa malu sedikitpun.
"Ayah, mungkin yang dikatakan dokter memang benar." Ucap Renata sambil berdiri.
"Ayah tidak sanggup kehilangan putra sulungku karena itu Ayah minta kamu datang untuk menyembuhkannya." Ucap Ayah Vino.
"Tidak peduli apa yang sudah kami lakukan padamu karena yang terpenting saat ini adalah kita tidak boleh membiarkan terjadi sesuatu pada putraku sekaligus suamimu." Sambung Ayah Vino.
"Apa yang dikatakan Ayahmu memang benar. Cepat bantu putraku agar bisa segera sembuh dan penyakitnya tidak kambuh lagi." Ucap Ibu Vina.
"Ayah dan Ibu mungkin bercanda. Penyakit Dian saja dokter tidak bisa mengobatinya apalagi Aku." Ucap Renata.
"Bukankah selama ini kamu yang merawatnya? Terlebih Dian bisa tersebut karena kamu seorang dokter." Ucap Ayah Vino yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan Renata.
"Memang benar Aku yang merawatnya dan Aku seorang dokter. Hanya saja Aku bisa menyembuhkan penyakit yang ringan-ringan saja, bukan yang berat-berat." Jawab Renata.
Sebenarnya Renata tidak mau mengatakan hal itu terlebih seorang dokter harus mengobati pasien tanpa mempedulikan orang itu baik atau jahat.
Namun Dian dan keluarga besarnya tidak tahu berterima kasih dan sangat jahat. Di mana Dian sudah di obati dan semua biaya hidup mereka di tanggung oleh Renata. Di mana Renata rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Namun balasan mereka, Dian menikah lagi dan keluarga besarnya mendukungnya di tambah Renata dijadikan wanita simpanan. Belum lagi mereka berulang kali menyakiti perasaan dan melukai Renata.
"Aku tidak percaya dengan apa yang kamu katakan. Apalagi Keluarga Besar Romero memiliki banyak toko obat dan mengenal banyak dokter terkenal. Kenapa kamu tidak menggunakan obat yang ada di toko dan memanggil dokter terkenal?" Tanya Ibu Vina.
"Aku ..." Ucapan Renata terpotong oleh Ibu Vina.
"Bilang saja kamu tidak mau mengobati putraku!" Bentak Ibu Vina.
"Renata, jika kamu tidak memikirkan cara untuk mengobati putraku hari ini. Maka kamu di sebut istri tidak berbakti terhadap suamimu." Ucap Ayah Vino.
"Menantu yang tidak berbakti maka kediaman Keluarga Besar Alexander tidak akan menoleransimu!" Teriak Ayah Vino sambil mengangkat tangannya ke atas.
Namun seseorang menahan tangannya kemudian mendorongnya dengan kasar ke arah belakang. Ayah Vino nyaris terjatuh jika saja Ibu Vina tidak menahan tubuhnya.