Jennaira adalah putri kandung dari keluarga bangsawan Bakari. Ia terlahir dari rahim istri kedua Aston Bakari yang bernama Jenny. Ibu kandung Jennaira tersebut adalah cinta pertama Aston. Jenny terlahir dari trah rakyat jelata, bukan berdarah bangsawan.
Kebahagiaan Aston hancur setelah kematian Jenny secara mendadak.
Suatu malam, Jennaira (21 tahun) sedang berjalan kaki menuju ke sebuah klub malam terbaru di kotanya. Ia punya pekerjaan gelap yakni mencuri dompet-dompet orang kaya.
Jennaira terkejut melihat sebuah sedan mewah mengalami kecelakaan tunggal di depan kedua matanya. Ia berlari ke TKP untuk menolong.
Akan tetapi, Jennaira begitu terkejut melihat wajah seorang wanita muda yang ditolongnya itu ternyata mirip sekali dengan wajahnya.
"Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wajahku? Apa aku punya saudara kembar?" batin Jenna.
Bagaimana bisa Jennaira, putri kandung dari putra mahkota Keluarga Bakari bisa tinggal berjauhan dari keluarga aslinya yang kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 - Jenna Berkutat di Dapur
"Ambil saja kalau mau! Aku tak peduli!" ketus Ares.
"Yakin nih?" goda Jenna.
"Yakin," jawab Ares.
"Kalau nanti aku yang pegang kuasa terus Tante Della aku kirim ke mansion lain yang jauh dan sederhana, apa kakak rela?"
Deg...
Jantung Ares mendadak berdegup sedikit lebih kencang usai mendengar Jenna menyinggung soal ibunya. Tentu sebagai anak, Ares begitu mencintai ibunya.
"Apa kamu mau balas dendam ke Mama?"
"Balas dendam gimana?" balas Jenna yang justru bertanya balik ke Ares.
"Mungkin kamu membencinya karena Mama sering memusuhimu juga mendiang ibumu,"
"Aku tak pernah dendam pada Tante Della. Kalau soal memusuhi mommyku, ya itu masih hal yang wajar. Selama Tante Della tak melakukan kejahatan mengerikan ke mommyku, aku masih sangat menghormatinya sebagai ibu tiriku. Di dunia ini mana ada wanita yang rela berbagi suami. Kalau aku menikah nanti, ya tak mau dipoligami!" tegas Jenna.
"Semoga saja omonganmu bisa kupegang jika kamu sudah benar-benar berubah jadi manusia yang baik,"
"Pegang saja. Aku tak mungkin berbohong atau berkhianat pada keluargaku sendiri. Tak ada untungnya sama sekali menjadi pengkhianat!" tegas Jenna.
Setelah itu Jenna membawa Ares pada Lusi untuk berpakaian. Jenna memutuskan keluar dari kamar Ares dan turun ke bawah.
Langkah kaki Jenna menuju ke area dapur. Suasana di sana tampak sepi. Hanya tersisa pelayan lain dan Jenna tak melihat Madam Getty. Menurut informasi dari pelayan yang masih berjaga di Mansion Tropical, Madam Getty ternyata ikut pergi bersama rombongan Daddy Aston ke luar negeri.
Sarapan memang sudah tersaji di meja makan sejak tadi. Namun saat ini pasti sudah dalam kondisi dingin.
Tiba-tiba terbesit sebuah ide. Jenna ingin membuat suatu makanan seperti yang pernah diresepkan Mommy Jenny di buku hariannya.
Penuh senyum, Jenna segera memakai ce_lemek di tubuhnya dan bersiap memasak setelah mengambil beberapa bahan yang memang tersedia di kulkas.
Tap...tap...tap...
Langkah kaki seseorang terdengar datang menuju area dapur.
"Nona Sovia," sapa Lusi.
Sontak Jenna pun menoleh sejenak dan melihat Lusi mendekat.
"Gimana putra mahkota? Masih k0lokan atau sudah anteng?" cecar Jenna.
"Sudah, Nona."
"Kak Ares masih di kamarnya?"
"Iya, Nona. Tadi sudah saya tawarkan untuk sarapan katanya belum lapar. Padahal ini sudah hampir jam sepuluh lewat,"
"Biarkan saja. Nanti kalau lapar, dia akan cari makan juga ke bawah. Jangan terlalu dimanja biar dia berubah lebih mandiri,"
"Tapi, Nona_" ucapan Lusi seketika terpotong.
"Daripada bahas Kak Ares, lebih baik kamu bantu aku."
"Baik, Nona. Mau masak apa nih?" tanya Lusi seraya tersenyum penuh antusias untuk membantu Jenna di dapur.
"Menu rahasia yang bikin si putra mahkota k0lokan itu pasti lahap makan ini karena konon katanya bikin nagih. Hehe..." jawab Jenna seraya terkekeh sendiri.
Mereka berdua pun segera beraksi di dapur menyiapkan menu spesial hari ini. Jenna sengaja memasak tiga porsi karena bukan hanya Ares saja yang memakannya nanti. Dirinya dan Lusi pun juga.
Satu jam berlalu, persis seperti dugaan Jenna. Manusia yang perutnya lapar, dengan sendirinya akan berusaha mencari makanan. Ares pun memutuskan turun ke lantai dasar menggunakan lift.
Kepalanya celingukan mencari keberadaan Lusi. Tak lama tiba-tiba telinganya mendengar suara obrolan di area dapur yang berpadu tawa.
Perlahan ia tekan tombol di kursi rodanya hendak menuju area dapur.
"Menurutmu, kakakku itu ganteng apa enggak Lus?" tanya Jenna.
"Ah, Nona." Lusi tersipu malu mendengar pertanyaan Jenna untuknya.
"Jawab saja apa adanya, Lus."
"Gimana ya?" Lusi mendadak salting alias salah tingkah.
"Gak ganteng ya," goda Jenna.
"Ah, bukan begitu kok Nona." Lusi pun spontan menjawabnya dengan reaksi yang begitu cepat.
"Santai saja, Lus. Woles.Haha..." ucap Jenna seraya tertawa dan semakin menggoda suster pribadi Ares tersebut.
Wajah Lusi pun otomatis bersemburat merah bak kepiting rebus.
"Jadi, Kak Ares ganteng nih?"
Lusi tak menjawab dengan suara, tapi anggukan kepala yang dilihat oleh Jenna.
"Uhuk-uhuk..." Jenna pura-pura terbatuk.
"Kenapa Nona tanya soal Tuan Ares ganteng apa enggak?" tanya Lusi yang didera penasaran.
"Aku mau buka biro jodoh buat kakakku yang k0lokan itu. Siapa tau kamu cocok jadi calon jodohnya," jawab Jenna.
"Apa ??" pekik Lusi yang terkejut mendengarnya.
Jangan lupakan pria yang duduk di kursi roda tak jauh di dekat pintu dapur. Sejak tadi telinganya mendengar dengan jelas obrolan antara Jenna dengan Lusi yang menggosipkan dirinya.
"Dasar adik tukang ghibah! Dikira aku enggak bisa cari jodoh sendiri!" batin Ares seraya menggerutu sebal.
☘️☘️
"Apa Tuan Ares mau menikah, Nona?"
"Tentu saja dia harus mau," jawab Jenna. "Memangnya dia mau jadi bujang lapuk seumur hidupnya!" desisnya.
"Tuan Ares susah diajak berobat ke rumah sakit atau terapi. Saya berharap Nona Sovia bisa membujuknya," ujar Lusi seraya menyampaikan unek-uneknya pada Jenna.
"Tenang saja nanti dia juga akan mau berobat lagi. Percaya sama aku. Yang penting kamu bantu aku buat kasih semangat kakakku yang k0lokan itu biar mau ke dokter dan sembuh. Oke?"
"Siap, Nona. Semoga aku bisa membantu untuk membujuknya,"
Senyum Jenna begitu berbinar campur haru karena ia mampu menyelesaikan salah satu menu masakan resep rahasia dari mendiang ibunya.
"Wah, tampaknya lezat nih Nona."
"Ayo kamu bantu aku pindahkan ini semua ke meja makan,"
"Oke, Nona."
Dengan cepat Ares memundurkan kursi rodanya dan bersembunyi di pintu lain yang tak terlihat oleh Jenna dan Lusi.
Tak butuh waktu lama, hidangan di meja makan kini telah berganti menjadi menu hasil karya Jenna yang dibantu oleh Lusi.
"Ayo ke atas. Kamu panggil Kak Ares untuk makan. Aku mau ganti baju dulu,"
"Baik, Nona."
Keduanya pun naik ke lantai dua menggunakan lift. Sebelum masuk ke dalam lift, Jenna sempat melirik ke sebuah pintu yang tak tertutup rapat di dekat area dapur. Senyum tipis seketika muncul di wajah Jenna seraya melirik pintu tersebut.
"Dasar putra mahkota k0lokan! Hobinya main petak umpet. Sekali-kali main dakon lebih seru. Hehe..." ucap Jenna seraya terkekeh di dalam hatinya melihat tingkah Ares yang tengah sibuk bersembunyi.
Tentu saja Jenna mengetahui sejak tadi kedatangan Ares mulai dari pria itu keluar kamar hingga turun menggunakan lift menuju dapur. Mansion Tropical sudah hampir dikuasai oleh Jenna untuk mengamati seluruh pergerakan penghuninya.
Secara kebetulan ketika Jenna sedang menunggu masakannya matang, ia mengutak-atik ponselnya.
Tanpa sengaja ia ingin melihat suasana di kediaman keluarganya tersebut yang sedang sepi. Seluruh cctv sudah ia pasang di beberapa sudut Mansion Tropical. Otomatis Jenna bisa melihat pergerakan Ares dari rekaman cctv nya.
Sedangkan di dalam ruangan persembunyiannya, Ares sedang bingung dan gelisah.
"Keluar sekarang apa nanti?" batin Ares.
Akhirnya setelah berpikir, Ares memutuskan untuk keluar. Lalu, ia menekan tombol kursi rodanya hendak menuju area meja makan.
Setibanya di sana, Ares begitu terkejut melihat sajian di atasnya.
"Makanan ini," gumam Ares lirih. "Kenapa dia bisa tau makanan kesukaanku?"
Ares terus berpikir dalam kecamuk batinnya antara haru, senang bercampur rasa penasaran.
"Seingatku cuma Tante Jenny yang tau makanan ini. Mama saja enggak tau makanan kesukaanku. Kenapa sekarang Sovia jadi serba tau?" batin Ares.
Bersambung...
🍁🍁🍁
akhirnya kebenaran akan terungkap segala misteri akan aston dapatkan semangat......