Langit dirgantara angkasa, sang ketua geng Andreios sekaligus ketua OSIS SMA Nusantara, terpaksa harus menerima perjodohan dengan gadis barbar di sekolahnya yang suka terlambat, Queen zefanya arabella, gadis yang menyukainya meskipun di hukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon crowell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Andreios
Mereka akhirnya sampai di mansion dan Bintang mengantar Kayla dan viola untuk pulang,Lilian membantu Zefanya untuk turun dari mobil, tapi Langit langsung menahan.
"Gue gendong, gue gak mau lo kenapa-kenapa," ujar Langit dengan nada tegas.
"Lang, punya kaki kali gue turunin," ujar Zefanya, berusaha melepaskan diri dari gendongan Langit.
"Ze, udah diam aja," kata Langit, sambil menggendong Zefanya keluar dari mobil.
Lilian dan Bram hanya tersenyum melihat adegan itu. "Kelihatannya Langit sangat peduli dengan Zefanya," gumam Lilian.
Bram mengangguk setuju. "Iya, kelihatannya mereka sudah semakin dekat banget." Langit tidak peduli dengan omongan mereka, dia hanya fokus menggendong Zefanya sampai ke dalam rumah.
"Udah, nih, sadar gue pijitin ya," ujar Langit, Zefanya ingin menolak tapi Langit terlihat sangat antusias.
"Lang, sehatkan lo?" tanya Bintang baru saja masuk, merasa heran melihat perubahan sifat adiknya.
"Sehat, lo tau gue mau jadi papa," ujar Langit dengan sombongnya.
"Jadi lo, khawatir hanya karena gue hamil?" tanya Zefanya, gadis itu tampaknya sudah menebak bahwa dirinya hamil.
"Gak, gue juga khawatir sama lo kok," ujar Langit, menggelengkan kepalanya cepat.
"Udah mau jadi orang tua masih peka lo gue, ganti aku kamu," ujar Samuel, mencoba mengganggu.
"Jangan, aku kamu sama, mami papi ayah bunda juga bisa tuh," Haider menambahkan, membuat semuanya tertawa.
Langit hanya menggelengkan kepala, "diam kalian,gak mau cari pacar ?" sambil tetap memijat Zefanya dengan lembut. Zefanya hanya tersenyum, merasa nyaman dengan pijatan Langit.
"Senang banget tau mommy, tapi mommy juga khawatir bagaimana caranya kamu bersekolah," ujar Lilian dengan nada khawatir.
"Mommy tenang aja, kita lagi dua minggu mau lulus, jadi tenang aja," ujar Zefanya dengan senyum meyakinkan.
"Kamu sekolah dari rumah aja nak, Daddy gak mau kamu kenapa-kenapa," ujar Bram.
"Jangan, Daddy, aku ingin bersekolah," kata Zefanya dengan tegas, menatap Bram dengan mata yang berbinar.
Bram berhenti memainkan ponselnya, menatap Zefanya dengan serius. "Tapi, Ze, Daddy khawatir dengan kesehatanmu. Sekolah bisa ditunda dulu, kan?"
"Iya, Ze, Daddy dan Mommy hanya ingin yang terbaik untukmu."Lilian membuahkan
Zefanya menggelengkan kepala, "Tidak, Mommy, Daddy, aku ingin menyelesaikan sekolah saya seperti biasa. Aku sudah besar, aku bisa menjaga diri sendiri."
"Kan ada aku, aku bisa jagain mereka berdua, Daddy," ujar Langit dengan percaya diri, berdiri di samping Zefanya.
"Baiklah, jika kamu rasa kamu bisa jaga mereka," kata Bram, meskipun masih terlihat khawatir.
"Kita adakan acara yuk, Mom," usul Bintang dengan semangat.
"Jangan dulu, Bang, habis aku dan Langit lulus dulu. Aku takut jika dipikir macam-macam sama orang luar," ujar Zefanya dengan nada lembut.
"Siapa yang mau berbicara macam-macam mengenai keluarga ku? Tenang saja, Daddy akan mengurus mereka," kata Bram dengan nada tegas.
"Sudahlah, sebaiknya tunggu anak-anak lulus saja. Kamu bantu istri beristirahat di dalam kamar. Jika sudah memiliki anak begini, Mommy tidak melarang kalian satu kamar," ujar Lilian dengan senyum lembut.
Langit dan Zefanya saling menatap, sedikit malu dengan ucapan Lilian. "Iya, Mom," kata Langit singkat, sambil membantu Zefanya menuju kamar untuk beristirahat.
"Bang, kapan kamu mencari istri? Lihat adikmu saja, mau memiliki anak padahal dirinya masih bersekolah," ujar Bram, membuat Bintang kesal.
"Sudah jika Laura tidak pergi, mungkin aku sudah memiliki anak selusin, dengan nya" jawab Bintang, membuat Lilian terkejut.
"Astaga, Bintang! Sudahlah, jangan terpuruk begitu. Ngomong-ngomong, si Viola dan Kayla cantik, Abang gak mau buka hati apa?" tanya Lilian, mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Sudahlah, aku akan mengurus barang-barangku dulu. Besok aku berangkat," ujar Bintang, sambil berjalan menuju lift dan menekan tombol untuk memanggil lift.
"Baiklah,Daddy akan menyimpan jet untuk mu" kata Bram, sementara Lilian menambahkan, "jika pulang jangan lupa bahwa menantu untuk mommy nanti"
"belum saja pergi loh, mommy besok aku baru pergi,"ujar Bintang
"yang intinya pulang Sudah punya anak, titik "ujar Lilian
Bintang hanya mengangguk singkat sebelum masuk ke dalam lift dan meninggalkan mereka. Lilian dan Bram saling menatap, khawatir dengan keadaan Bintang. "Dad,aku kira bintang suka sama Zefa," bisik Lilian kepada Bram.
"ust,btw soal anak mau lagi gak?"tanya Bram mebuat Lilian menatap kesal ke arah Bram
"sudah lah,jika menepatkan yang batangan lagi malas aku "ujar Lilian