NovelToon NovelToon
Dia Juga Anakku

Dia Juga Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Janda / Hamil di luar nikah / Cerai
Popularitas:377.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Pernikahan yang terjadi karena hamil duluan saat masih SMA, membuat usia pernikahan Ara dan Semeru tidak berjalan lama. Usia yang belum matang dan ego yang masih sama-sama tinggi di tambah kesalah pahaman, membuat Semeru menjatuhkan talak.
Setelah 7 tahun berpisah, Ara kembali bertemu dengan Semeru dan anaknya. Namun karena kesalah fahaman di masa lalu yang membuat ia diceraikan, Semeru tak mengizinkan Ara mengaku di depan Lala jika ia adalah ibu kandungnya. Namun hal itu tak membuat Ara putus asa, ia terus berusaha untuk dekat dengan Lala, bahkan secara terang-terangan, mengajak Semeru rujuk, meski hal itu terkesan memalukan dan mudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENJELANG UJIAN

Meru yang sedang ngobrol dengan teman-temannya di tempat parkir sekolah, langsung menghampiri Ara begitu melihat wanita itu datang. Keningnya mengkerut melihat mata Ara merah, seperti habis menangis.

"Guys, gue pulang dulu ya," teriak Meru pada teman-temannya.

"Katanya lo mau ikutan kita-kita nongkrong," ujar Robert.

"Ah, gak seru lo, Ru. Bulan depan udah ujian, kapan lagi kita bisa nongkrong bareng. Ayolah, kita healing dulu, seru-seruan dulu sebelum menghadapi ujian," timpal Bagas.

"Sorry, kek nya gue gak bisa," Meru membukakan pintu mobil untuk Ara. "Musti nganterin cewek gue pulang."

"Dasar bucin!" ledek Robert.

"Ara pakai pelet apa sih, kok bisa bikin Meru sampai bucin gitu? Awal mereka pacaran, perasaan Ara yang bucin, Meru malah kesannya cuek, sekarang kenapa kayak kebalikannya gitu. Meru jadi gak seru sekarang, waktunya habis untuk Ara," gerutu Dimas. Yang lain hanya menjawab dengan kedikan bahu.

"Kenapa?" Meru yang baru masuk mobil, langsung bertanya. "Kamu habis nangis?"

Ara malah menangis ditanya seperti itu. Tebakan Meru tidak salah, ia memang habis nangis di toilet.

Meru membiarkan Ara menangis, biar dia tenang dulu sebelum cerita. Menghidupkan mesin mobil, meninggalkan area sekolah. Sekarang, Meru tidak lagi ke sekolah dengan motor. Kehamilan Ara yang sudah menginjak 6 bulan, membuat istrinya itu kesulitan saat harus naik ke motor sportnya.

Setelah lumayan tenang, Ara mulai bercerita, dimana teman-temannya mulai sering bilang ia makin gemuk sekarang. Bukan satu, tapi beberapa. Dan hari ini, ada yang nyeletuk, bilang kalau jangan-jangan ia hamil.

"Aku takut Ru, aku takut mereka akhirnya tahu. Temen-temen udah mulai curiga," Ara terisak. "Aku gak pernah ikut pelajaran PJOK, bahkan gak ikut ujian praktek. Mereka banyak yang ngomongin aku soal itu."

"Udah, biarin aja."

"Ya gak bisa," Ara emosi mendengar tanggapan Meru yang terkesan santai. "Mereka ngomongin aku Ru. Mereka mulai curiga."

"Baru mulai curigakan?" Meru menoleh ke arah Ara sekilas, lalu kembali fokus melihat jalan. "Ujian bulan depan, gak sampai sebulan lagi. Mending fokus mikirin itu daripada omongan teman-teman kamu. Selama mereka gak ada bukti valid kalau kamu hamil, semua akan baik-baik saja. Ujian udah di depan mata, fokus itu saja."

"Tapi, Ru."

"Ra," Meru menggenggam tangan Ara. "Ingat, jangan sampai stress bikin kamu gak fokus ujian. Jangan sampai perjuangan kamu belajar mati-matian, sia-sia karena ketakutan kamu sendiri. Biar saja mereka berasumsi, kita fokus pada ujian."

Ara mengangguk, sedikit tenang setelah mendengar saran Meru. Sejak tinggal di rumah Meru, ia ikut Meru les privat. Selain ujian akhir, masih ada tes masuk PTN yang harus ia hadapi. Jangan lupakan juga, jika dia juga harus menghadapi persalinan setelah semua ujian itu selesai.

"Tadi jadi beli seragam?"

Ara menggeleng. "Aku takut mereka curiga kalau lihat aku pakai seragam baru."

"Terus, masih mau bertahan dengan seragam yang gak muat itu?" menoleh ke arah Ara, kebetulan sedang terjebak lampu merah. "Selain kamu gak nyaman dengan seragam yang kekecilan itu, gak baik juga untuk perkembangan janin. Besok, beli seragam baru, gak usah ngurusin omongan orang." Perut yang semakin besar, membuat seragam sekolah Ara tidak muat. Seragam tersebut beda dengan sekolah SMA lainnya, jadi hanya dijual di sekolah. "Percaya sama aku, Ra," sambil memegang tangannya, Meru menatap mata Ara. "Kita bisa bertahan sampai ujian. Tak sampai sebulan lagi, setelah itu kalau memang harus ketahuan, artinya kita memang harus menghadapi sangsi sosial."

Selentingan tentang Ara yang diduga hamil, lenyap dengan sendirinya seiring makin dekatnya hari ujian. Sepertinya, fokus teman-teman mereka juga tertuju ada ujian, jadi tak mau ngurusin orang. Besok ujian hari pertama, namun malam ini, sialnya Ara malah tak bisa tidur hingga menjelang tengah malam. Usia kandungan yang sudah 7 bulan, membuat ia mulai susah tidur.

"Belum tidur juga?" Meru terganggu karena Ara yang terus bergerak, gonta ganti posisi tidur demi mencari posisi ternyaman.

"Entahlah, rasanya perutku gak nyaman banget."

"Esok ujian, kita harus cepat tidur."

"Mau nya aku juga gitu," Ara rasanya pengen nangis. "Tapi gak bisa tidur. Kita keluar yuk, nyari makan. Siapa tahu saat perut kenyang, langsung ngantuk."

"Gak usah aneh-aneh. Besok ujian, gak usah bikin ide keluar malam. Bisa-bisa besok kita ngantuk pas ujian. Udah, buruan tidur!"

Ara menghela nafas panjang. Berusaha untuk tidur, namun rasa kantuk sama sekali tidak mau datang. Karena Meru tak mau diajak keluar, ia terpaksa turun dari ranjang, keluar kamar, mencari apa saja yang bisa dimakan di dapur.

1
Ibrahim Ibrahim
aku s'lalu suka ceritamu thor/Smirk/
Ari Atik
waauuu.....
kira2 di terima nggak ya?
Mei Saroha
ayooo.. tolak ajaaa... kurang lama dihukumnyaaa
EkaYulianti
masih jengkel sama meru. males jawab lamarannya, walaupun di ketinggian 30.000 kaki. masih mau lihat perjuangannya.
Chusnul Chotimah
Mau ditolak kasihan,mau diterima kok cepat x ngehukum si Gunung.kok AQ msh gereget ya sama si Meru nih
Rafly Rafly
pokoke kamu harus mau...
aku ingin segera memakan' mu...
menyala kolor ku/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Auliyaa Rhyni
oh.. so sweet papa meru....
ih.. jd deg-degan nih..
Terima aja ra..
Patrick Khan
.gercept bgt meru😂😂
Ummah Intan
terima terima terima
Ayila Ella
lanjut dong thor ,,,,
Ummah Intan
wkt kuliah dijogja naik apa kesana?
sutiasih kasih
di tolak aja y....
biar meru tau gmn beratnya berjuang...
g sbnding 7 th meru mbuang ara... skrg enak bgt pngennya lngsung si ara mrima buat rujuk...
Azizah az: perjuangan meru belum seujung kuku ya 🤣🤣
total 1 replies
Irma Dwi
aq mau ru aq mau,,,,,
kalau ara gk mau sama aq saja ,,,
Andriyani Lina
semua kariwan : terima... terima... terima./Determined/
ara: /Awkward/
Semeru :/Drool/
Ninik
gue sampai g bisa koment ini surprise bgt tau g sih kupikir masih nanti saat di Bali baru ngelamar g taunya di ketinggian namanya
Sweet Momy
Masih ada 2 bab kan Thor 😅 Lanjutttt
Azizah az: 🤭🤭🤭🤭😄
yutantia 10: Masih 3 bab lagi kak, tapi 3 hari 🤣
total 2 replies
Marini Suhendar
prikitiw....🤏🥰
Arbaati
Thor Jum ah berkah, dobel up donk...
yutantia 10: Ini tadi babnya udah panjang banget, setara 2 bab
total 1 replies
Hafifah Hafifah
diterima apa ditolak nih ya 🤔🤔🤔
Ais
terima ra duh meru tumben kamu sweet dasar bucin akut kamu meru tp gengsi kamu selangit tp skr kamu udah ngak gengsi lagi ya meru demi kembali bs rujuk sm ara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!