Huang Yu, seorang juru masak terampil di dunia fana, tiba-tiba terbangun di tubuh anak petani miskin di Sekte Langit Suci—tempat di mana hanya yang bertubuh suci kuno bisa menyentuh elemen. Dari panci usang, ia memetik Qi memasak yang memanifestasi sebagai elemen rasa: manis (air), pedas (api), asam (bumi), pahit (logam), dan asin (kayu). Dengan resep rahasia “Gourmet Celestial”, Huang Yu menantang ketatnya kultivasi suci, meracik ramuan, dan membangun aliansi dari rasa hingga ras dewa. Namun, kegelapan lama mengancam: iblis selera lapar yang memakan kebahagiaan orang, hanya bisa ditaklukkan lewat masakan terlezat di alam baka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasuna28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 – Perjamuan Rasa Tertinggi
Dua hari telah berlalu sejak Nian dan Sari kembali dari Danau Lima Rasa. Sejak itu, Paviliun Rasa Agung seolah menjadi tempat yang berbeda. Aura rasa yang dulu stabil kini berubah-ubah, seolah menyesuaikan diri dengan kehadiran sesuatu yang lebih besar—atau seseorang.
Nian tidak lagi mengikuti pelatihan harian. Ia diundang secara pribadi oleh Penjaga Resep untuk menghadiri Perjamuan Rasa Tertinggi, sebuah acara yang hanya digelar sekali setiap dua puluh tahun, ketika sebuah perubahan besar dalam dunia rasa diprediksi akan terjadi.
"Kau bukan lagi hanya murid," kata Penjaga Resep saat menyambutnya di aula utama. "Kau adalah poros rasa baru."
Aula itu dipenuhi para tokoh besar dunia rasa: alkemis rasa, peracik warisan, juru tafsir aroma, hingga para penjaga menu dari kerajaan-kerajaan rasa besar. Mereka semua menoleh ke arah Nian ketika ia melangkah masuk, mengenakan jubah rasa khusus berwarna biru kehijauan dengan sulaman kristal rasa di sepanjang lengan.
Di tengah aula, sebuah meja bundar besar terletak, penuh dengan hidangan yang masing-masing memancarkan aura rasa yang luar biasa. Tapi satu piring di bagian tengah masih kosong.
Penjaga Resep menunjuknya. "Piring itu untukmu. Sebab hanya kau yang bisa menyajikan rasa yang belum dikenal."
Nian menunduk hormat. Lalu ia menaruh kristal transparan yang kini disebut sebagai "Kristal Rasa Awal" ke dalam piring itu. Saat menyentuh permukaan piring, kristal itu larut menjadi kabut, dan dari kabut itu, tercipta hidangan berbentuk tetesan air, namun dengan warna-warna berganti setiap detik.
Semua hadirin terpana.
"Apa nama rasa ini?" tanya salah satu Juru Tafsir Aroma.
Nian menggeleng pelan. "Aku belum tahu. Rasa ini belum memiliki nama. Ia belum sepenuhnya muncul."
Penjaga Resep tersenyum. "Itulah rasa penciptaan. Rasa yang belum memiliki bentuk tetap, karena ia akan terus berevolusi bersama pemiliknya."
Tiba-tiba, seorang pria bertopeng hitam berdiri dari sudut ruangan. Aura kelam menyelubunginya.
"Kau membangkitkan sesuatu yang seharusnya tidak pernah dibangkitkan, Nian. Dunia ini belum siap untuk rasa yang menentang takdir."
Semua orang berdiri waspada. Beberapa mengenali pria itu: Shen Lie, mantan pewaris rasa kerajaan barat yang pernah mencoba menciptakan rasa mutlak, namun diasingkan karena menciptakan rasa kehampaan.
"Rasa itu tidak seharusnya ada," lanjut Shen Lie. "Kau membuka jalan bagi kehancuran. Aku akan menghentikanmu di sini, sebelum rasa dunia ini hancur karena keinginan seorang bocah."
Nian berdiri, tak gentar. "Kalau kau benar-benar ingin menghentikanku, maka lawanlah rasa ini, bukan aku."
Kristal rasa awal menyala kembali, dan dari udara tercipta pusaran aroma yang menyebar ke seluruh aula. Semua rasa—dari manis hingga asin, pahit hingga gurih—berbaur menjadi satu, namun tidak saling meniadakan. Mereka menciptakan keseimbangan aneh, seperti melodi dari berbagai nada yang membentuk harmoni.
Shen Lie mencoba menembus pusaran itu, tapi terpental. Ia meraung marah. "Aku akan kembali. Dan saat itu, kau akan tahu betapa bahaya rasa yang kau bangkitkan."
Ia menghilang dalam bayangan hitam.
Setelah kepergiannya, aula menjadi hening. Semua mata kini menatap Nian dengan pandangan baru: antara hormat, kagum, dan sedikit ketakutan.
Penjaga Resep berdiri. "Perjamuan ini telah menyaksikan lahirnya pewaris rasa awal. Dunia rasa akan berubah. Dan perubahan itu dimulai... hari ini."
---
Bab 26 – Perjamuan Rasa Tertinggi (Lanjutan)
Setelah perjamuan usai, Nian dibawa ke Ruang Rasa Warisan, tempat para pewaris terpilih dari zaman kuno menuliskan perjalanan mereka. Dindingnya dipenuhi tulisan, aroma dan energi dari generasi-generasi sebelumnya yang telah meninggalkan jejak.
"Di sinilah kau akan mulai menulis takdirmu sendiri," kata Penjaga Resep sambil menyerahkan pena rasa, alat tulis suci yang hanya merespon rasa sejati pemiliknya.
Nian meletakkan tangannya pada pena itu. Begitu menyentuh, pena menyala dan mulai menulis sendiri di dinding:
"Aku tidak pernah tahu rasa apa yang kubawa. Tapi aku tahu, rasa ini bukan hanya untukku. Ia untuk semua yang kehilangan rasa hidupnya. Untuk mereka yang lupa makna mencicipi. Aku akan menjadi jembatan antara rasa lama dan rasa baru. Dan bila perlu... aku akan melawan para dewa rasa."
Tiba-tiba, sebuah suara gaib menggema di seluruh ruangan:
"Satu rasa telah lahir. Empat rasa kunci lainnya masih tersembunyi. Pewaris awal, siapkah kau menghadapi rasa yang belum disebutkan namanya?"
Nian menjawab tanpa ragu, "Aku siap."
Pena rasa meleleh dan berubah menjadi simbol di punggung tangan Nian, seperti tato cahaya. Penjaga Resep menatapnya dengan ekspresi berat.
"Itu adalah Segel Rasa Awal. Dengan itu, kau bisa merasakan dan memanggil elemen rasa dari dimensi lain. Tapi ingat, setiap kali kau menggunakannya, kau menarik perhatian makhluk rasa yang telah tertidur. Mereka tidak semuanya bersahabat."
Sari yang selama ini diam, akhirnya bersuara. "Lalu, apa langkah kita berikutnya?"
Nian menoleh padanya. "Kita cari empat rasa kunci yang tersisa. Dan sebelum itu... kita harus kembali ke rumah pertamaku. Ada satu kenangan rasa yang belum kuselesaikan."
Bab ini berakhir dengan Nian dan Sari memandang matahari terbenam dari balkon Paviliun. Angin membawa aroma baru, rasa perubahan, dan juga... rasa perang yang tak terhindarkan.
Di kejauhan, dari balik celah dimensi rasa, makhluk-makhluk tua yang telah lama tertidur mulai membuka matanya.
Dunia rasa akan segera terbakar oleh hasrat yang lebih dari sekadar lapar.
Dan Nian akan menjadi pusat dari semuanya.