Sophie yang naif telah jatuh cinta pada pria kaya raya bernama Nicolas setelah dia menaklukkannya dan tidur dengannya.
Ketika dia mengumumkan bahwa dia hamil, Nicolas merasa ngeri. Baginya, Sophie hanyalah pengalih perhatian yang menyenangkan. Sophie meninggalkan Nicolas setelah kegugurannya.
Bertahun-tahun kemudian Nicolas menemukan bahwa Sophie memiliki seorang putra yang sangat mirip dengannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kosong
Nicolas bangun pagi itu dengan suasana hati yang kacau. Kedatangan pengacaranya sekaligus temannya, Logan, sama sekali tidak membantu. Informasi yang mereka peroleh sangat jelas, Sophie Monroe tidak memiliki titik lemah.
Dia adalah wanita profesional, mandiri secara finansial, dengan sejumlah dana yang cukup besar di rekening atas nama putranya. Ia dihormati dan disukai oleh masyarakat sekitarnya. Mengenai kehidupan cintanya, Tidak ada gosip miring tentangnya. Satu-satunya kabar yang beredar hanyalah bahwa ayah dari anaknya adalah seorang tentara yang hilang dalam tugas. Sophie juga sering terlihat bersama Marco Bellini, seorang pria lajang dengan reputasi baik dan juga ayah baptis Theo.
"Jadi, si idiot itu adalah ayah baptis anakku," gumam Nicolas.
"Kelihatannya begitu. Dan kita tidak bisa berbuat banyak. Tidak ada hakim yang akan memberimu hak asuh atas anak itu. Jika kamu mau, kita bisa mengajukan tes DNA, dan setelah terbukti secara hukum bahwa kamu ayah kandungnya, kita bisa mengupayakan hak kunjungan," saran Logan.
"Aku tidak butuh tes itu. Aku tahu dia anakku! Dan aku tak ingin sekadar melihatnya beberapa hari dalam sebulan. Aku ingin dia tinggal bersamaku!" seru Nicolas.
"Saranku adalah coba tenangkan diri dan ajak dia bicara baik-baik. Kalau kamu ajukan ke pengadilan, citramu hanya akan semakin buruk. Lihat saja bukti-bukti ini—pesan-pesan dan foto-foto ini jelas membuatmu berada di posisi yang merugikan. Di satu sisi, kita punya seorang ibu yang berdedikasi dan rela berkorban, dan di sisi lain, seorang bujangan playboy yang mengancam wanita hamil," kata pengacaranya memberi nasihat.
"Aku tidak pernah mengirim pesan-pesan itu!" teriak Nicolas.
"Kalau begitu, temukan siapa yang melakukannya. Itu langkah pertama yang harus kamu ambil," ujar Alessio, pengacaranya.
Logan setuju dan mulai menyusun rencana. Untuk sementara, ia tengah memimpin operasi pengawasan terhadap Sophie. Pagi-pagi sekali, mereka sudah melihat Sophie memuat sepeda dan koper ke dalam mobilnya. Naluri pertama Nicolas adalah pergi dan menghadangnya, tetapi pengacaranya mencegahnya.
"Kamu tidak punya hak untuk ikut campur. Dan kalau dia mengajukan perintah penahanan, itu hanya akan memperburuk keadaanmu," kata pengacaranya.
Akhirnya, Nicolas hanya bisa duduk menunggu kabar dari petugas yang ditugaskan membuntuti Sophie.
Sementara itu, Sophie dikejutkan oleh teriakan dan lompatan Theo. Hari yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba. Mereka bangun dan sarapan bersama. Malam sebelumnya, Sophie sudah menyiapkan semua hal. Tapi setelah mencium Marco, dia tidak bisa tidur. Ada yang mengganggu pikirannya.
Marco bukan pria yang membuatnya merasa dingin, tapi ciuman itu terasa aneh. Meskipun dia yang memulainya, rasanya seperti... kosong. Tidak ada gairah. Berbeda dengan ciuman panas yang ia dapatkan dari si Italia sombong itu. Sophie terus memikirkan hal itu. Tapi setidaknya, ia belum mendengar kabar dari Nicolas. Itu sudah menjadi kabar baik. Sekarang, ia bisa menikmati liburan selama 15 hari tanpa bayangan pria itu.
Setelah banyak berpikir, Sophie akhirnya sampai pada satu kesimpulan: gairah saja tidak cukup. Dulu ia mendapatkannya dari Nicolas, tapi tak pernah merasakan cinta dan rasa hormat. Maka, dia memutuskan bahwa lebih baik menjalin hubungan berdasarkan rasa hormat dan cinta. Jika semuanya berjalan lancar, dia akan menikahi Marco setelah liburan selesai.
Mereka pun masuk ke mobil dan memulai liburan mereka.
Di tempat lain, panggilan yang ditunggu akhirnya datang. Nicolas segera mengemasi barang-barangnya dan meluncur ke bandara. Ia tidak berniat menyetir; ia akan memanfaatkan penerbangan singkat itu untuk bekerja. Meski pikirannya tak bisa fokus.
Beberapa masalah telah muncul di cabang Italia, tapi dia tidak bisa fokus pada hal itu. Yang ada di pikirannya hanya anaknya. Nicolas sadar satu hal: dia tak akan lagi mengorbankan hubungan dengan anaknya demi bisnis.
Dia akan mendelegasikan urusan perusahaan kepada orang yang tepat. Lorena. Wanita itu sedang berada di dekat lokasi, dan segalanya berjalan mulus di kantor London. Ya, Lorena adalah pilihan terbaik untuk menangani semuanya saat ini.
