Menjaga Jodoh Orang

"lev, kamu itu sudah umur loh kapan mau menikah?"

Levi sudah bosan dengan pertanyaan itu dan sampai malas untuk menjawabnya, usia levi saat ini memang sudah dua puluh tujuh tahun dan masih saja melajang

Beberapa kali memiliki kekasih tapi tak ada yang mau untuk menikah dengan pria sederhana itu, kebanyakan mereka menyukai levi yang baik dan juga tampan tapi lama-lama tak tahan hidup pas-pasan dan enggan untuk serius

"kakek, levi sudah bilang kan sama kakek kalau sudah ada jodohnya pasti levi menikah kok" meski kesal levi hanya punya kakek dan nenek saat ini jadi tak pernah sekalipun levi membentak kakek dan neneknya yang menggantikan orang tuanya merawatnya sejak kecil

"apa kamu ngga suka wanita?" kakek Dandi mencurigai cucunya sendiri

"kek, jangan sembarangan! Cucu nenek mana ada yang begitu!" nenek ratih membela cucunya dan tak pernah berfikir seperti yang suaminya tuduhkan

"sebenarnya waktu magang kemarin, levi suka sama salah satu gadis dikota itu kek" levi malas membahasnya tapi rasa itu masih melekat dihati dan pikirannya

"kenapa diem lanjutkan!" kakek dandi tak sabar

"tapi dia lulusan sma kek dan kerja di minimarket" lanjut levi

"ngga masalah, kamu suka? Dia suka kamu juga kan! Kapan kita lamar?" kakek dandi tak sabar dengan cerita levi yang putus-putus dan membuat penasaran

"sudah terlambat! Dia baru saja tunangan dan akan segera menikah" ucap levi seperti putus asa. Sudah lama sejak putus dengan kekasihnya yang terakhir sekitar dua tahun lalu dan kini levi baru akan membuka hati tapi sudah dikunci oleh lily

plak

Kakek dandi memukul lengan levi "dasar anak kurang ajar! Kenapa calon istri orang disukai. Memangnya dunia ini kekurangan wanita. Sudah sana kerja keras biar ngga ditinggalin cewek terus" kakek dandi sudah kesal

Bukannya takut levi dan nenek ratih malah tertawa

"sudah sana berangkat, nanti terlambat loh masa guru datengnya lebih siang dari muridnya" nenek ratih mengantar levi sampai depan pintu

"nek, aku langsung ke kost an ya pulangnya. Karena mau kerjain skripsi juga biar enak ke kampusnya" levi sekalian izin pada neneknya

"ya sudah tapi sering-sering jenguk kakekmu juga nenek, jangan sampai kamu hanya dengar berita duka dari kami" nenek ratih sangat sedih tapi mau bagaimana lagi keputusan cucunya untuk mandiri dan mengejar cita-citanya sebagai pendidik tak bisa dihentikan

"nenek jangan bicara sembarangan, nenek masih muda dan sehat kakek juga sama, tunggulah cicit kalian keluar dulu" ucap levi

"jadi kamu sumpahin kakek dan nenek mati setelah kamu punya anak begitu!" nenek ratih menaikan nada bicaranya tapi bukan marah pada levi, dia juga tahu jika levi becanda

"hm kan, gimana mau awet muda kalau marah-marah terus. Sudah ya nek nanti levi telat" levi menyalami tangan neneknya dan memakai helm lalu melajukan motor kesayangannya

Diperjalanan levi tiba-tiba ingat lily, wanita polos dan cantik meski sedikit jutek tapi itu membuat levi tertarik. Dia tidak seperti kebanyakan wanita sangat sesuai dengan type pasangan levi, sialnya bukan jodohnya

Levi sambil senyum meningat beberapa kali mencuri kesempatan untuk dekat dengan lily yang saat itu mengantar jemput levi yang menjadi korban tabrak lily

Tin...tin

Suara klakson membuyarkan lamunan levi

"hey kalau naik motor jangan ngelamun, bukan jalanan nenek lo ya" ucap wanita dalam mobil yang membuka kacanya dan berbicara pada levi

"maaf mba, maaf hey shela apa kabar?" levi mengenal wanita yang memakinya barusan

"baik, gue tunggu dikampus ya"

Karena jalanan cukup ramai jadi shela melajukan mobilnya lebih dulu, keduanya bertemu saat jadi maba dulu dan berpisah karena beda jurusan tapi kini makin sering bertemu saat akan lulus

"oke!" levi lupa bilang jika dirinya saat ini sambil bekerja disekolah disela-sela waktu kuliah yang tinggal menyelesaikan skripsi

"mungkin dia jodohku!" levi tak mau memikirkan istri orang lagi dan akan mencoba mendekati shela

Mengingat kakek dan neneknya yang sudah sangat ingin levi ada yang merawat menggantikan keduanya nanti