NovelToon NovelToon
War Of The Gods

War Of The Gods

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Misteri / Fantasi Timur
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Seorang pria misterius menggunakan 2 sumber kehidupan untuk membentuk klon Dao yang sempurna. tapi tidak seperti klon pada umumnya, klon yang dia buat dari dua sumber kehidupan berubah menjadi bola cahaya bewarna biru yang isinya sebuah jiwa janin. apa yang akan dia lakukan dengan itu?

jika penasaran langsung saja baca novelnya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi Aneh Di Malam Hari!!

Halaman latihan belakang Sekte Langit Cerah

Chen Yu, Xining, dan Puyou duduk santai di bawah pohon sakura kuno. Di depan mereka masih tersisa beberapa tulang kambing bakar dan piring buah spiritual.

Puyou menepuk perutnya puas.

"Haha! Kambing bakar spesial ini memang makanan para juara! Sahabatku, setelah kenyang seperti ini, kau pasti bisa meninju bintang sekalipun!"

Chen Yu (tertawa kecil):

"Kalau bintangnya bentuk kambing, mungkin bisa."

Xining (tersenyum lembut):

"Aku belum pernah melihat dua orang pria makan sebanyak kalian."

Tiba-tiba, suasana di sekitar berubah. Angin membawa aroma yang khas. keagungan dan tekanan kuat. Langkah kaki terdengar dari kejauhan, dan dalam hitungan detik, tujuh orang mendekat dengan aura luar biasa.

Langkah mereka ringan, tapi setiap langkah terasa seperti mengguncang tanah.

Dua dari mereka adalah wanita mencolok:

Seorang wanita berambut hitam panjang mengenakan jubah merah menyala, dengan mata tajam dan senyum misterius. Kulitnya putih seperti giok, dan tubuhnya memancarkan daya tarik memabukkan.

Di sampingnya, seorang wanita dengan jubah kuning keemasan, wajah cantik namun penuh kesombongan. Ia berjalan dengan dagu terangkat dan tatapan menilai.

Lima lainnya adalah pria-pria berpenampilan gagah, masing-masing membawa senjata di punggung mereka dan mengenakan lambang murid inti dari Ketua Sekte Langit Cerah.

Xining (terkejut berdiri):

"Itu… para murid inti langsung dari Ketua Sekte. semuanya di tahap akhir Hunjing!"

Puyou (mata membulat):

"Seperti melihat para legenda hidup. mereka bahkan lebih terkenal dari para tetua muda!"

Chen Yu (dalam hati):

tekanan spiritual mereka sangat padat.

Salah satu pria tinggi dengan mata elang berhenti tepat di depan mereka.

Ia melihat sekilas ke arah Chen Yu.

Murid Inti Pria (datar):

"Jadi ini bocah yang menumbangkan klan Wen?"

Wanita berbaju merah menyipitkan mata dan berjalan pelan mendekati Chen Yu.

Tatapannya tajam tapi penuh rasa ingin tahu.

Wanita Berbaju Merah:

"Aku pikir kau akan lebih tinggi. Tapi auramu... aneh. Terasa dalam dan berbahaya."

(Senyum kecil di bibirnya)

Wanita Berbaju Kuning (berbicara dengan nada sombong):

"Aku tidak suka dia. Terlalu banyak rumor. Banyak orang jadi memuji pria biasa seperti ini."

Chen Yu menatap langsung, santai.

"Kadang, orang biasa yang benar-benar bekerja keras. bisa melakukan hal luar biasa."

Wanita Berbaju Kuning:

"Hmph!"

Xining segera maju, memberi hormat.

Xining:

"Senior, ini Chen Yu. Dia murid junior dari jalur luar, tapi sudah menunjukkan pencapaian luar biasa. Kami sedang membantunya latihan dan pemulihan."

Murid Inti Pria lainnya tertawa ringan.

"Menarik. Ketua Sekte mungkin benar. bocah ini layak diawasi. Bisa saja dia jadi saingan kita di turnamen antar sekte dua bulan lagi."

Wanita Berbaju Merah berjalan mendekat dan berkata pada Chen Yu.

"Kita akan bertemu lagi. dan saat itu aku ingin mengukur sendiri. seberapa dalam kekuatanmu."

Mereka lalu berjalan pergi, aura mereka perlahan menghilang di kejauhan.

Puyou: (berbisik)

"Aku merasa seperti baru saja dikelilingi para harimau spiritual."

Xining menarik napas dalam-dalam.

"Kau harus berhati-hatilah Chen Yu. Mereka kuat. dan tidak semuanya bersahabat."

Chen Yu:

"Aku tahu. Tapi justru itu. aku semakin ingin menjadi kuat. Aku tidak akan kalah dalam pertarungan apapun. baik karena kehormatan. maupun karena seseorang yang ingin kulindungi."

Kejadian ini pun berlalu dengan cepat.

Sinar matahari mulai meredup, menandakan sore telah berganti senja. Setelah menghabiskan waktu dengan para murid inti, suasana mulai sedikit tenang. Chen Yu tersenyum, masih merasakan aura tekanan dari para senior itu, tapi juga semangat untuk menjadi lebih kuat.

Ia menatap Xining dan Puyou yang masih duduk santai di bawah pohon besar, memandangi langit.

Chen Yu berdiri, lalu membungkuk sedikit sambil berkata,

"Kakak senior Xining, Puyou, aku rasa aku harus kembali ke kamarku. Hari ini cukup melelahkan."

Puyou menggigit daging kambing terakhir yang dia simpan dan berkata dengan mulut penuh.

"Istirahatlah, sahabatku. Tapi besok kita harus berlatih lagi. Aku ingin tunjukkan jurus ‘Tendangan Penghancur Angsa’ milikku!"

Chen Yu terkekeh kecil,

"Baik, aku tidak sabar melihatnya. Tapi jangan sampai aku jadi angsanya, ya."

Xining mengangguk dan tersenyum lembut,

"Kalau kau merasa lelah, jangan paksakan dirimu. Setelah pertarungan dengan Klan Wen, kau masih butuh waktu untuk benar-benar pulih."

Chen Yu tersenyum, menatap Xining sejenak lalu mengangguk,

"Aku akan baik-baik saja. Terima kasih, Kakak Senior."

Dengan langkah ringan, ia berjalan meninggalkan taman latihan. Langkahnya perlahan namun pasti, tubuhnya terasa lebih segar dari sebelumnya, meski pikirannya masih dipenuhi banyak hal.

Sesampainya di kamarnya, ia membuka pintu perlahan. Udara hangat menyambutnya. Chen Yu melangkah masuk, duduk di atas tempat tidurnya sambil melepas napas panjang.

"Hari ini cukup panjang. tapi menyenangkan." gumamnya, lalu rebah di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamar dan tersenyum kecil.

"Aku harus lebih kuat lagi. agar bisa melindungi mereka."

Dalam keheningan malam, Chen Yu perlahan memejamkan mata, membiarkan tubuhnya beristirahat dalam ketenangan.

Kamar Chen Yu – Malam Hari

Langit malam menyelimuti sekte Langit Cerah. Di dalam kamar sederhana namun tenang, Chen Yu tertidur dengan damai, tubuhnya terbaring lurus, napasnya teratur. Namun di dalam batinnya, sebuah mimpi mulai terbentuk.

Pemandangan terlihat. Di sebuah padang rumput luas yang tenang, sebatang pohon rimbun berdiri gagah, daunnya melambai ditiup angin lembut. Di bawahnya duduk seorang pria berpakaian hitam, pakaian itu penuh simbol kuno bercahaya emas samar.

Di sampingnya, seorang wanita luar biasa cantiknya, berambut panjang lembut berwarna perak kebiruan, bersandar dengan damai di bahunya.

Chen Yu (dalam mimpi) berdiri dari kejauhan, menyaksikan momen itu. Wajah wanita itu sangat familiar. Hatinya terasa bergetar, dan air matanya mengalir perlahan tanpa ia sadari.

Chen Yu (lirih):

"Itu wanita yang muncul di lautan kesadaranku. Tapi kenapa wajahnya begitu akrab?"

Tiba-tiba pria berpakaian hitam itu berdiri, menatap wanita itu dengan lembut dan berkata.

Pria Berpakaian Hitam:

"Sudah saatnya aku pergi. Dunia para dewa tidak menerima keberadaanku, Yin’er… Selama aku pergi, jagalah dirimu baik-baik."

Wanita itu menahan tangis, menggenggam jubah pria itu sejenak.

Yin’er (menangis):

"Takdir terlalu kejam. Bahkan tidak mengizinkan anak kita hidup bersama ayahnya…"

Ia memeluk perutnya dengan tangan gemetar. Chen Yu menyaksikan semuanya dengan dada sesak.

Setelah itu.

Pemandangan berganti menjadi rumah kayu hangat yang diterangi cahaya lilin. Teriakan wanita yang melahirkan terdengar, dan seorang tabib membantu persalinan seorang wanita.

Tak lama kemudian suara bayi terdengar. satu, dua, tiga… empat suara.

Tabib (terkejut):

"Empat bayi… ini keajaiban…"

Chen Yu terbelalak dalam mimpi.

Chen Yu (tak percaya):

"Empat anak…? Bagaimana bisa…?"

Pandangan berubah di padang rumput Terbuka.

Empat anak. dua laki-laki dan dua perempuan berlarian di bawah langit biru. Kedua anak perempuan bermain di padang rumput sambil tertawa riang, sedangkan dua anak laki-laki saling berlatih pedang kayu dengan serius namun penuh semangat.

Chen Yu tersenyum lebar, namun hanya bisa berdiri menyaksikan, perasaan hangat menyelimuti dadanya.

Chen Yu berkata tanpa sadar.

"Anak-anakku…"

Tiba-tiba...

Di lautan Kesadaran Chen Yu.

Di balik batas mimpi, di lautan kesadarannya, wanita yang duduk bersila dengan mata tertutup. Itu Yin’er yang menangis pelan. Setetes air mata jatuh di pipinya.

Tanpa membuka mata, dia berbisik lembut:

"Ya… Itu anak-anakmu."

Setelah itu waktu sudah pagi hari.

Chen Yu terbangun dengan cepat, matanya melebar, tubuhnya berkeringat dingin. Matahari telah meninggi di luar jendela. Dia terduduk di tempat tidurnya, terdiam beberapa saat, mencerna semuanya.

Chen Yu gemetar.

"Apa itu hanya mimpi…? Atau kenangan yang tersimpan dalam jiwaku?"

Ia mengangkat tangannya, menyentuh dadanya, seakan bisa merasakan getaran perasaan yang sangat dalam.

Chen Yu (dalam hati):

"Siapa sebenarnya aku…? Dan siapa Yin’er…?

Empat anak itu. Mengapa aku merasa mereka bagian dari diriku?"

Ia menatap langit dari balik jendela, matahari pagi bersinar cerah, namun bayang mimpi itu tak kunjung sirna dari benaknya.

Chen Yu yang masih terduduk di atas tempat tidur. Keringat dingin membasahi pelipisnya setelah bangun dari mimpi yang begitu nyata. Ia memegang dadanya yang terasa sesak oleh perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

Chen Yu (bergumam)

"Siapa mereka? Kenapa aku merasa seolah aku pernah menjadi bagian dari mereka?"

Chen Yu duduk bersila, menarik napas panjang, dan mulai masuk ke dalam kondisi meditasinya. Dunia perlahan memudar.

Angin tenang berhembus, dan langit dalam lautan kesadaran Chen Yu bersinar lembut. Di tengah danau kecil di lautan kesadarannya, pohon mulberry kuno muncul perlahan, cabangnya lebat dan memancarkan cahaya halus ungu keemasan.

Chen Yu berjalan perlahan.

"Wanita itu. aku tahu kau di sini. Kau selalu muncul di bawah pohon ini."

Chen Yu mulai memanggil.

"Nona dewa yang cantik. muncul lah! Ayolah, tunjukkan dirimu! Nona cantik dari langit. wanita dari mimpi semalam."

Setelah beberapa kali memanggil, pohon mulberry mulai bersinar, dan wanita itu perlahan muncul di bawahnya, duduk bersila dengan tenang seperti biasa.

Kali ini, sosoknya terlihat sangat jelas. Gaun putihnya berkilau, rambutnya panjang hingga ke pinggang, dan wajahnya sungguh tak tertandingi.

Chen Yu tersenyum lega.

"Benar dugaanku. Kau dan wanita dalam mimpiku adalah orang yang sama."

Chen Yu mendekat perlahan dan berkata dengan penuh rasa penasaran:

"Nona dewa yang cantik. bisakah kau memberitahuku siapa wanita di dalam mimpi tadi? Kenapa dia mirip denganmu? Dan kenapa aku merasa. seperti mengenal kalian berdua?"

Namun sang wanita tetap diam, matanya masih terpejam, seperti tidak terganggu oleh kehadiran Chen Yu.

Chen Yu tidak menyerah. Dia duduk di hadapan wanita itu, menatap wajahnya dengan penuh rasa ingin tahu.

Chen Yu berpikir keras.

"Dia tidak bicara. bagaimana caranya membuatnya buka mulut? Ah, coba ini!"

Chen Yu mendekat sedikit dan berkata sambil menahan tawa.

"Kalau kau tetap diam. aku akan menciummu sepanjang hari."

Tiba-tiba, mata sang wanita terbuka perlahan. Matanya yang bening menatap langsung ke mata Chen Yu. Wajahnya yang tenang tiba-tiba berubah, seolah mengenang sesuatu.

Sebuah kenangan lama muncul di benaknya. pria berpakaian hitam di masa lalu, yang juga berkata hal yang sama padanya saat dia marah dan memilih diam.

Wanita Misterius berbisik lirih.

"Kau… mengatakan kata-kata itu lagi."

Chen Yu terkejut.

"Lagi? Maksudmu aku pernah—"

Wanita itu perlahan berdiri. Auranya berubah menjadi lebih lembut dan dalam. Untuk pertama kalinya, dia bicara tanpa menghindar.

Wanita Misterius:

"Chen Yu… kau ingin tahu siapa aku? Maka jadilah kuat. Suatu hari nanti. kau akan mengingat segalanya. Tentang diriku. dan tentang siapa dirimu sebenarnya."

Chen Yu terdiam. Kata-kata wanita itu menghujam langsung ke dalam dadanya. Tapi sebelum dia sempat bertanya lagi, lautan kesadaran mulai retak pelan, dan tubuhnya tertarik kembali ke dunia nyata.

Chen Yu membuka matanya perlahan. Tatapannya serius. Tak ada senyum konyol seperti biasa, hanya tatapan yang dalam dan berisi.

"Siapa pun dia, mungkin dia orang yang terkait dengan ku. Dan aku harus menjadi lebih kuat. Jika jawaban tentang diriku tersembunyi di balik kekuatan. maka aku akan meraihnya."

1
wasiah miska nartim
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
April Lia
kereeen ceritanya makin mantap /Hey/
Wiji Lestari
lumayan..lanjoot
teguh andriyanto
singkat padat, OP, berkarakter, humor.. menyatu dengan baik di novel ini.. patut disimak sampe tamat.
إندر فرتما
MC GHOBLOK,🤣🤣🤣
dusah GHOBLOK lembek lagi,
mendingan gak usah di lanjutkan lagi ini alur ceritanya
Emma
Gak sabar lanjutin.
Type2Diabetes
Gak kecewa! 👍
douwataxx
Karakternya juara banget. 🏆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!