NovelToon NovelToon
Takdir Anak Yang Tidak Dianggap

Takdir Anak Yang Tidak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam / Menjadi Pengusaha
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Miftahur Rahmi

Seorang perempuan bernama Zainab Rahayu Fadillah memutuskan menikah dengan seorang pria bernama Hasan Bahri. Dia menerima pinangan itu, dikarenakan keluarga sang suami adalah keluarga dari turunan turunan seorang tuan guru di sebuah kota.
Zainab dan keluarga, jika mereka adalah dari keturunan baik, maka sikapnya juga akan baik. Namun kenyataannya bertolak belakang. Dunia telah menghukum Zainab dalam sebuah pernikahan yang penuh neraka.
Tidak seperti yang mereka pikirkan, justru suami selalu membuat huru hara. Mereka hampir setiap hari bertengkar. Zainab selalu dipandang rendah oleh keluarga suami. Suami tidak mau bekerja, kerjanya makan tidur dirumah. Namun penderitaan itu belum selesai, adik ipar dan juga ponakannya juga sering numpang makan di rumah mereka, tanpa mau membantu dari segi uang dan tenaga. Zainab harus berjuang sendiri mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miftahur Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenakalan Mel dan Fatur

Anggota keluarga dirumah itu hanya diam. Mereka tidak banyak bicara. Ya, karena mereka banyak diuntungkan dengan sikap Zainab yang marah. Mereka tidak perlu membagi makanan kiriman dari Hasan pada Zainab.

“Kenapa mesti buru-buru sih Nab, biar anak-anak makan puas dulu...” ujar Nenek Limah.

Zainab tidak menanggapi. Ia hanya menatap tajam Fatur dan Mel. Mel dan Fatur nampak takut melihat ekspresi wajah Zainab. Dipikiran mereka sudah menduga-duga, akan dipukuli setelah pulang.

Tiga orang itu, langsung meninggalkan rumah nenek Limah.

“Biarkan sajalah, jika Zainab itu tidak mengizinkan anaknya untuk makan kiriman ayahnya. Jadi, kita tidak susah-susah berbagi...” imbuh Sumi nampak berbinar melihat banyak makanan dirumahnya.

Seketika ia makan dengan lahap, makanan yang ada didepannya, diikuti oleh anggota keluarga lainnya.

Zainab mengendong Mel, sedangkan Fatur di berjalan kaki disamping Zainab. Suasana nampak gelap, hanya beberapa orang yang rumahnya nampak terang, karena pakai lampu genset.

Zainab juga tiba-tiba teringat pada pembunuhan yang sering terjadi di desa Pasir. Seketika rasa takut menghantuinya. Ia langsung mengendong tubuh Fatur, ia berjalan dengan langkah cepat.

Saat sudah didalam rumah, Zainab nampak lega setelah mengkunci semua pintu.

“Mulai dari sekarang, jika Makyung atau nenek Limah ngasi duit dan makanan, jangan diterima...” ucap Zainab pada kedua bocah itu.

Dua bocah itu hanya menganguk cepat, tanpa bertanya lagi. Mereka tahu, dilihat dari ekspresi wajah Zainab sekarang, memungkinkan mereka akan dipukuli jika membantah.

“Sekarang tidur...” ucap Zainab lagi. Keduanya langsung bergegas tidur.

Zainab masih tidak ikut masuk dalam kelambu. Ia masih duduk bersandar pada dinding.

“Kenapa hidupku sesulit ini Tuhan?” lirihnya.

Ia tahu Yati dan Nenek Limah tidak sepenuhnya jahat, hanya karena sedikit gila pada kekuasaan saja, yang membuat mereka begitu tega pada Zainab, apalagi Zainab bukan terlahir dari keluarga yang kaya, dan adik beradiknya wanita semua. Pantas, mereka terus dipandang rendah, karena posisi laki-laki dikeluarga itu penting, agar tidak dianggap rendah oleh orang lain.

Lama, Zainab termenung, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk masuk kelambu.

Zainab hanya menghela napas panjang, saat memutar kembali kejadian yan menyakitkan itu. Bukan sekali dua kali Hasan bersikap seperti itu.

Uang Hasan, saat bekerja itu hanya dikasi ke Ibunya, tanpa mau peduli dan bertanya apakah sang istri sudah dikasi uang belanja.

Sore itu, Zainab mendengar Hasan mengirim uang. Uang yang dikirim Hasan, dipakai untuk modal jual pakaian oleh Yati dan Sumi. Mereka juga membeli tikar plastik. Tikar itu tinggal beberapa meter saja, lebih dari mereka jual ke orang. Jadi, Zainab mencoba memintanya untuk tikar dirumahnya.

Waktu itu, ia tidak tinggal dirumahnya yang selalu ia pakai, ia pindah kerumah depan rumahnya yang lama sudah tidak ditempati. Ia pindah, karena takut melahirkan Mel dirumah yang biasa mereka tempati.

Soalnya Zainab sering, melihat induk kucing setiap melahirkan anaknya selalu mati dirumah itu. Jadi ia merasa takut, dan melahirkan Mel dirumah tetangga yang sudah lama tidak ditempati lagi.

Namun, apa yang dilakukan Yati membuat Zainab kesal. Yati. melempar tikar itu dari bawah masuk begitu saja kerumah.

“Nah, ambil itu...” ucap Yati, dengan memasang wajah kesal.

Ia kesal, kenapa Zainab meminta tikar itu. Melihat hal itu, Zainab nampak emosi dan melempar kembali tikar itu kebawah.

“Kau marah, aku meminta tikar itu hah? Itu uang suamiku, kalian seharusnya tahu diri... Kok berkuasa atas uang orang lain... Ngaca...” sembur Zainab.

Yati tidak berkata sedikit pun. Ia langsung pergi meninggalkan rumah Zainab.

Tidak hanya sampai disitu saja, Yati dan saudara-saudara lainnya selalu membela Hasan, saat bertengkar dengan Zainab, walaupun sebenarnya Hasan lah yang salah. Tapi mereka tetap menyalahkan Zainab.

Pada tanggal 25 Januari 2003, kembali Zainab melahirkan seorang bayi mungil. Disaat itu ia juga tidak melahirkan anaknya yang ketiga, dirumahnya.

Ia kembali melahirkan anaknya yang ketiga ini, dirumah tetangga yang sudah lama tidak ditempati, tepat disamping rumah tinggal saat melahirkan Mel. Bayi itu diberi nama Fatih dan anak keempat Zainab bernama Ratu.

Fatur dan Mel, yang belum cukup dewasa saat memiliki adik, kompak tidak menyukai kehadiran keduanya.

Sesekali keduanya, nampak tidak peduli dengan Fatih dan Ratu.

Seperti siang itu, Ratu yang masih kecil, baru pandai berjalan, berjalan di jalan dengan keadaan telanjang. Fatur nampak malu, melihat adiknya yang tidak mau dipanggil, tapi ia juga malu mendatangi adiknya, saat ada orang yang melihat adiknya tidak pakai baju.

Ia malas-malasan memanggil adiknya. Saat ada orang sudah melewati mereka, baru Fatur cepat mengendong Ratu masuk kedalam rumah.

Lain Fatur, lain pula Mel. Ia sangat gemas dengan kedua adiknya, sampai ia mengkunci kedua adiknya kedalam lemari pakaian.

“Kalian sembunyi disini saja...” ucap Mel kepada kedua adiknya. Saat itu mereka main sembunyi-sembunyi.

Kedua anak itu hanya diam dan tidak menangis, saat Mel mengkuncinya. Karena mungkin mereka berpikir, kakaknya tidak berniat jahat pada mereka.

Memang, tidak ada niat jahat, cuma gemas saja. Tapi Mel, belum tahu resiko dari apa yang ia lakukan itu. Untung saja, kedua adiknya baik-baik saja didalam sana.

Mel dan Fatur nampak nakal, saat Hasan dan Zainab pergi ke ladang. Keduanya, akan memanjat lemari tempat penyimpanan makanan.

Diatas lemari itu, ada susu bubuk untuk kedua adiknya, yang umur keduanya hanya berbeda setahun saja.

Mel dan Fatur, mengambil susu bubuk dan biskuit untuk kedua adiknya, lalu memakannya dengan lahap. Kadang keduanya meminum susu bubuk itu pake air, dan terkadang hanya memakan begitu saja susu bubuk itu tanpa air. Mulut keduanya nampak belepotan, dan remah-remah susu dan biskuit, berserakan dilantai.

Kedua anak itu tidak hanya memakannya berdua, terkadang ia juga memberikan kedua adiknya.

Saat Zainab pulang, ia akan mengomeli dua bocah nakal itu, karena membuat dapur berserakan oleh remah-remah susu dan biskuit. Keduanya hanya tersenyum polos, saat sang ummi mengomeli keduanya.

Sebenarnya, Zainab sangat kesal melihat rumah yang berantakkan. Tapi ini soal makanan, ia tidak tega memarahi anaknya. Zainab langsung membersihkan remah-remah itu, walaupun ia capek habis pulang dari ladang.

Sedangkan Hasan, setelah membersihkan diri, ia langsung merebahkan dirinya dan tertidur tanpa mau memikirkan apapun. Apalagi soal dapur.

Zainab mulai memasak lauk, untuk makan malam. Saat hari mulai gelap, keluarga kecil itu mulai berkumpul dan memakan nasi dengan lahap.

Zainab nampak kewalahan menyuapi kedua anaknya, Fatih dan Ratu. Keduanya tidak mau diam, sedangkan Hasan hanya sibuk dengan perutnya.

“Mau abang suapin nggak?” tanya Fatur pada Fatih dan Ratu.

Ratu mendatangi sang abang. Fatur mendudukkan Ratu dipangkuannya, lalu ia menyuapi adik bungsunya itu. Mel yang melihat itu, juga tertarik mau menyuapi Fatih.

“Fatih, mau nggak disuapi Kakak Mel?” tanya Mel dengan penuh harap.

Fakih menganguk pelan. Mel nampak senang. Ia langsung mendudukan Fakih dipangkuannya. Zainab, yang melihat kedua anaknya itu nampak menyayangi adiknya, tersenyum lega. Akhirnya ia bisa makan dengan tenang. Setelah makan, keluarga kecil itu masuk kedalam kelambu.

Saat pagi tiba, Mel dan Fatur sibuk memasang seragam sekolah mereka. Para teman-temannya sudah menunggu dijalan depan rumah mereka.

1
Miu Nih.
aku hadir kakak untuk mendukungmu...
salam kenal ya, jgn lupa mampir di 'aku akan mencintaimu suamiku' 🤗🤗

aku akan datang kalo udh UP lagi 😉
MifadiruMzn: ok kak
total 1 replies
Abu Yub
Aku mampir lagi thor/Pray//Ok//Good/
Abu Yub
Ngak usah ngomong
Abu Yub
sumber suara
Abu Yub
Lanjut/Ok/
Abu Yub
jangan nakal
Abu Yub
seharian
Abu Yub
Aku datang lagi thor
Abu Yub
Fatur
Abu Yub
selesai makan
Abu Yub
zainab
Abu Yub
Aku datang lagi thor/Ok/
Abu Yub: ok dedek/Ok/
MifadiruMzn: ok kakak, nanti aku mampir ya
total 2 replies
Abu Yub
pada tahun
Abu Yub
saat pagi
MifadiruMzn: pagi kakak
total 1 replies
MifadiruMzn
Jangan lupa vote, like dan komen ya teman-teman/Rose//Heart/
Abu Yub
wanita paruh baya yang masih gadis
Neonaaaaa
lanjut terus Thor🔥🔥🔥
jangan lupa untuk mampir juga yaaa makasihhh
MifadiruMzn: oke kak, nanti saya mampir ya
total 1 replies
Anonymous
Lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!