Fan yu gadis bangsawan yang di buang hanya karena alasan konyol, dia dianggap sial oleh keluarga besarnya karena menyebabkan kematian ibu kandung nya.
ayahnya yang depresi yang tidak bisa menjaga Fan yu yang masih bayi, nenek Fan yu memerintah bibi Li bersama Xie untuk membawa Fan yu pergi ke kuil di pinggir kota.
saat dewasa Fan yu mengalami peristiwa yang merubah dirinya menjadi orang lain, dimana saat itu pembunuh bayaran mengejar Fan yu dan dia terpeleset ke pinggir sungai.
dan tenggelam terjatuh ke sungai, saat tenggelam itu Fan yu kehilangan nyawanya.
saat tubuh Fan yu berada di peti mati, tiba-tiba saja fenomenal aneh terjadi awan menjadi gelap petir menyambar di atas kuil. Lalu Fan yu kembali hidup, dan membuat semua orang terkejut melihat kebangkitan Fan yu.
apa yang terjadi kepada Fan yu?
bagaimana cerita setelah kebangkitan Fan yu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26.
Akhirnya Kaisar segera mengakhiri pesta yang diperuntukkan untuk pengumuman Fan yu sebagai putri mahkota, tapi Kaisar hanya membubarkan pesta tersebut begitu saja.
Yang membuat tuan Lou menjadi terheran, dengan bujukan istri liciknya agar tuan Lou tidak menanyakan keputusan Kaisar.
Lalu meminta tuan Lou untuk pergi, dan saat menanyakan putri-putri nya. Nyonya Lou menjawabnya kalau mereka sudah berada dirumah, tuan Lou pun akhirnya menuruti permintaan istrinya.
Masalah malam yang memalukan itu ditutupi dari tuan Lou,saat pulang pun Fan yu dan Bai he tidak keluar dari kamar mereka.
Bahkan saat Xie ingin melayani tuanya, malah diminta untuk kembali ke kamarnya dengan alasan kalau Fan yu ingin istirahat awal.
Xie hanya bisa menerima perintah tuannya, walaupun dia menyadari ada sesuatu yang terjadi di istana.
Mata-mata neneknya yang di tempatkan di kediaman kedua cucu mereka,juga melaporkan apa yang terjadi kepada kedua cucunya yang bersikap aneh sepulang dari istana.
Neneknya tidak bisa memaksa mereka berdua untuk menceritakan yang terjadi, dia hanya bisa menunggu malam ini dengan tenang sebelum badai akan terjadi pada keluarganya yang dia jaga.
Pagi itu, langit masih kelabu meski matahari sudah terbit. Kabut tipis menggantung rendah di atas atap genteng bersusun milik kediaman utama keluarga Lou.
Embun belum sempat mengering, dan daun-daun pohon plum di halaman masih meneteskan sisa dingin malam,tapi hawa di dalam rumah jauh lebih dingin dari cuaca luar.
Lorong-lorong panjang yang biasanya dipenuhi langkah pelayan pagi hari kini nyaris lengang,pelayan-pelayan menunduk dalam-dalam, berjalan pelan seolah takut menginjak bayang-bayang.
Bisik-bisik sudah tersebar sejak fajar menyingsing. Namun kini, setelah tuan Lou pemimpin keluarga Lou memanggil semua anggota keluarga ke aula leluhur, kabar yang sudah dia dengar saat bangun tidur pagi itu terdengar ditelinganya,bukan kabar baik yang didengarnya tapi kabar memalukan yang sudah dia dengar tentang anak bungsunya yang sudah mencoreng kehormatan nya di istana tadi malam.
Di aula leluhur, dupa dinyalakan seperti biasa. Tapi harumnya bukan memberi ketenangan,melainkan menyelubungi ruangan dengan ketegangan yang tajam.
Nyonya tua duduk di atas kursi tinggi yang disampingnya ada tuan Lou, sedangkan nyonya Lou berdiri disamping tuan Lou dengan perasaan cemas.
Wajahnya mereka berdua sebagai pemimpin keluarga Lou terlihat pucat, namun sorot matanya tajam bagai pedang. Di sebelahnya,nyonya Lou berdiri tegak, wajahnya tegang, rahangnya mengeras. Di bawah tatapan mereka, para anggota keluarga duduk berlutut dalam diam, menyembunyikan keterkejutan, rasa malu, dan amarah masing-masing.
"Semalam,apa yang sebenarnya yang terjadi?.Katakan dengan jujur didepan leluhur keluarga kita!" Ucapan tuan Lou memecah keheningan, berat dan mengandung gemuruh petir.
"Pagi ini, saat akan pergi ke istana untuk bertugas.Bisikan tidak enak yang dilakukan Bai he di paviliun Chun hua sudah tersebar di seluruh istana,ayah mendengar sesuatu yang tak seharusnya terjadi disana yang membuat malu keluarga yang menjunjung kehormatan seperti kita."
Semua kepala tertunduk, kecuali satu.Fan yu berwajah cantik yang sebagai korban rencana ibu tirinya dan permaisuri,dengan tenangnya dia memulai pembicaraan di ruangan yang hening ini.
"Sebaiknya ayah bertanya kepada orang yang membuat kesalahan itu, dan orang yang merencanakan masalah ini" Ucap tegas Fan yu sambil melirik kearah ibu tirinya dengan tajam.
Neneknya melihat sikap Fan yu mulai mengerti, dengan badai yang dia rasakan malam kemarin.
Tuan Lou yang masih tidak mengerti dengan maksud ucapan Fan yu, bertanya kembali pada putrinya sambil menahan amarah didadanya.
"Apa maksud ucapanmu nak? "Dengan suara yang gemetar memberanikan dirinya untuk mendengar kebenarannya dari mulut Fan yu.
Fan yu tetap diam, dan semua mata orang yang ada diruangan itu menatap kearah Bai he.
Disamping Fan yu,Bai he duduk kaku. Matanya bengkak, wajahnya pucat. Sesekali tangannya mengepal,mulutnya bergetar tidak berani mengungkapkan kebenarannya.
Lalu Bai he teringat dengan yang dibisikan Fan yu semalam, sebelum pulang ke rumah mereka,Fan yu pernah membisikkan sesuatu yang membuat Bai he memasang wajah terkejut.
"Aku tau!, semua ini rencana ibu tiri ku dan permaisuri. Terutama dibalik cerita terbesar ibu tiriku mengambil cukup banyak andil dalam rencana ini, aku hanya minta kejujuran jika ayah meminta untuk kamu katakan sebenarnya. Atau aku akan mencari tau sendiri rencana seperti apa yang dibuat ibu tiri ku itu, dan langsung melaporkan kepada permaisuri".
"Dan aku mau lihat apa masih ada jalan kamu menjadi pendamping Yu chen, atau kamu akan dijadikan budak dan dijual di rumah bordil" Bisik Fan yu dengan nada mengancam.
Setelah teringat dengan ucapan Fan yu, Bai he langsung mengatakan semua kebenarannya didepan ayah dan neneknya.
Dan membuat nyonya Lou menjadi terkejut, karena apa yang dibicarakan Bai he itu sama dengan mengarahkan pisau dilehernya sendiri.
Langsung saja nyonya Lou bereaksi, dan berlutut didepan suami dan mertuanya tersebut.
"Aku melakukan itu untuk masa depan Bai he, dan karena setelah Bai he mendapatkan titah dari Kaisar tentang pernikahan dengan pangeran negeri lain, dia tampak bersedih" Ucap ibu tiri Fan yu sambil bersimpuh didepan suaminya.
Ayah dan nenek Fan yu memalingkan wajahnya dari hadapan nyonya Lou, seakan mereka tidak mau mendengar pembelaan yang egois itu dari mulut beracun nya.
"Kamu hanya mementingkan Bai he saja!, apa kamu tau rencana itu bisa melukai Fan yu?. Dan jika permaisuri tau semua itu ide motormu, seluruh keluarga kita akan dihukum! " ucap tegas tuan Lou yang marah.
Setelah mengucapkan itu tuan Lou langsung berdiri dari tempat duduknya,setelah mendorong nyonya Lou yang bersimpuh didepan nya hingga terjatuh.
Dengan amarah yang memuncak dia menghampiri istrinya yang terjatuh itu, dan dengan mengangkat tangannya dia menampar wajah istrinya itu.
"Plak! "Tamparan keras sudah mendarat dipipinya, sehingga wajahnya berpaling kearah bawah.
Bai he yang melihat itu hanya bisa menangis tersedu-sedu, dan dalam batinnya dia bicara tentang penyesalannya.
'maafkan aku ibu, aku ingin kamu berkorban sekali lagi untuk kebahagiaan putrimu ini. Aku tidak mau jika Fan yu membongkar rencana ibu didepan permaisuri, dan rencana gelar putri mahkota akan hilang di pandanganku'.
Fan yu yang mendengar suara batin Bai he, menatapnya dengan tajam.
'sekarang adik tiriku juga ikut sifat licik ibunya, terserah kamu mau jadi apa nanti. Yang terpenting aku harus menjauhkan ibu tiri Fan yu menjauh selamanya dari keluarga Lou setelah aku pergi'.sambil tersenyum Fan yu sudah membayangkan keputusan apa yang diambil oleh Bai he, semua seperti yang diperkirakan Fan yu tadi malam.
Tuan Lou mencaci maki ibu Bai he, yang terus menangis, karena rencana itu membuat Fan yu mengalami derita ini.
Mendengar ucapan suaminya bukannya dia menyesal, malah menentang perkataan suaminya.
"Fan yu, terus saja kamu perhatian dia. Saat dia datang kembali, rumah ini tidak ada ketenangan sama sekali untuk aku dan Bai he".
"Seharusnya aku bunuh gadis pembawa sial itu! " Ucap nyonya Lou sambil menatap tajam kearah Fan yu dengan menunjuk kearah Fan yu.
Melihat sifat asli nyonya Lou, ayah Fan yu membuat keputusan yang sangat besar dengan menceraikan nyonya Lou dan mengirimkan ke tempat dulu Fan yu hidup dalam pembuangan.
Lalu memerintahkan pelayan untuk mengurung Bai he untuk menunggu keputusan Kaisar,segera pelayan menuruti perintah tuanya.
Setelah Bai he pergi, pelayan juga membawa ibu Bai he setelah mendapatkan surat cerai dari tuan Lou.
Karena nyonya Lou bersikeras menolak pergi, nenek Fan yu memerintahkan untuk mengikat tangan dan kakinya dan menutup mulutnya agar tidak berteriak keras saat di bawa ke kuil tempat Fan yu dibuang dulu.
Ayah dan neneknya pun memeluk Fan yu dengan sedih, mendapatkan perhatian mereka Fan yu sendiri menjadi terharu.
Akhirnya rencana untuk memutuskan hubungan nyonya Lou dengan keluarga Lou berhasil, dan hasilnya yang dia dapat lebih memuaskan keinginannya.
Di halaman luar, suara burung gagak tiba-tiba terdengar nyaring, pertanda buruk untuk keluarga Lou.
Tapi sebagai pertanda awal dari keluarga Lou yang terbebas dari kekuasaan nyonya Lou yang licik, dan awal hidup untuk Fan yu sebagai pengantin di negeri lain.