TAMAT HINGGA MUSIM KE-3~
"Uncle Sam aku tidak mau menikah dengannya....ini sama saja mempertaruhkan masa depanku....hiks "
"Lalu bagaimana cara kau membayar semua hutang orang tuamu? " uncle Sam mencengkram tangan nya dengan keras.
Baru sehari setelah orang tuanya meninggal dunia. Renesmee yang merupakan anak tunggal kesayangan keluarga Phoenix.
Harus menghadapi kenyataan pahit kembali. Ketika sang paman memaksa dirinya untuk menikah dengan seorang Presdir yang sangat angkuh, kejam, dan tidak memiliki perasaan. Ia bernama Nathan Efron.
🌹Tahap Revisi🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 23
Saat mobil mulai melewati terowongan pertama Nathan mengerang namun pelan. Dadanya sangat sesak, tenggorokan nya mengering, kepalanya pusing, keringat mengucur deras. Dia tertunduk sedikit dengan memegang dadanya.
"Argh!" Nathan mengerang kesakitan.
Rens yang melihat Nathan seperti itu, sontak langsung memegang kedua bahu Nathan. Dia berusaha menahan Nathan agar tetap duduk dengan tegap. Kini raut wajah nya menjadi takut, kecemasan terpancar dikedua bola matanya. Namun tanpa sadar air matanya mengalir sendiri saat melihat Nathan kesakitan.
"Tuan? Apa anda baik-baik saja? Tuan!" ucap Rens cemas.
"Sekertaris Kevin, Tuan Nathan kenapa ini?" ucapnya lagi memanggil Kevin.
Kevin terkejut dan melihat keadaan melalui kaca sepion tengah. Namun dia tidak menghentikan laju mobilnya. Karna jika dia berhenti akan semakin membuat Nathan kesakitan.
"Nona tenanglah, tetap pegangin Tuan sebentar lagi kita akan sampai" ucap kevin semakin melajukan mobilnya.
"Tapi, a--aku" ucap Rens gugup, dia semakin cemas pada Nathan.
Kevin melajukan mobilnya, melewati terowongan kedua. Dan kini Nathan mulai tidak terkendali. Dia semakin mengerang kesakitan. Dadanya semakin sesak bahkan nafasnya mulai tersengal, matanya memerah, dia semakin menunduk kesakitan.
"Argh! Huft huft huft!" Nathan mengerang, tak bisa bernafas. Air mata kesakitan mengalir dari kelopak matanya.
"NATHAN! TENANGLAH"
"SEBENARNYA APA YANG TERJADI? KENAPA DIA TIBA-TIBA SEPERTI INI?" Rens berteriak semakin melihat Nathan yang sangat kesakitan itu, dan tanpa sadar dirinya tak lagi memanggilnya dengan sebutan Tuan melainkan hanya Nathan.
"Tuan bersabarlah! Anda pasti bisa melewatinya" ucap Kevin sembari terus melajukan mobilnya.
Rens mengerutkan dahinya, dia merasa ada yang disembunyikan oleh kedua orang itu. Terlebih lagi mengapa Nathan menjadi seperti itu.
"Argh! Sakit sekali" Nathan kembali mengerang kesakitan.
"Nathan tenanglah! Sebentar lagi kita sampai" Rens mencoba menenangkan Nathan.
Nathan yang mendengar perkataan Rens, lalu menoleh kearah Rens. Rens terkejut Nathan menatap kearahnya dan kini wajah mereka menjadi sangat dekat. Rens pun sontak memundurkan wajahnya sedikit.
Nathan melihat kearah depan, jantungnya serasa berhenti berdetak melihat sesuatu didepan sana. Tak lain adalah tempat dimana peristiwa kecelakaan empat tahun silam dihari pernikahannya, yang menewaskan Stephanie kekasihnya.
Tanpa sadar pun Nathan meraih tangan Rens dan menggenggamnya dengan kuat. Matanya sedikit berkunang-kunang kepalanya juga sangat sakit, hingga akhirnya dia pingsan tidak sadarkan diri.
Jelas sekali, Rens terkejut saat Nathan meraih tangannya dan menggenggam nya erat. Dia mencoba melepaskan namun tenaganya tak sekuat Nathan.
Saat Nathan pingsan dan tidak sadarkan diri. Rens langsung menangkapnya agar tak tersungkur ke depan, melainkan dia menarik tubuh Nathan. Dia menyandarkan kepala Nathan di dada lalu memeluknya dengan lembut. Dirasakannya tubuh Nathan yang panas, begitu pun keringat dingin mengucur dikening nya.
"Aku memang tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu! Namun aku yakin itu pasti sangatlah menyakitkan bagimu, tetap lah bersandar agar perasaan mu lebih tenang" Gumamnya sembari memeluk Nathan semakin erat.
Kevin yang melihat kejadian tersebut melalui kaca sepion hanya diam tak mengatakan sepatah kata pun, karna dia tahu bahwa ini akan terjadi jika Nathan kembali melewati tempat tersebut.
"Semoga saja dengan berjalan nya waktu bisa membuatmu menghilangkan rasa sakit itu Nathan!" Gumam Kevin.
Nathan kembali membuka matanya perlahan, namun nafasnya masih terasa sedikit sesak. Tubuhnya lemas tidak bertenaga, kini dia hanya bisa tetap berada dipelukan Rens.
Entah mengapa pelukan hangat dari Rens membuat dirinya sedikit demi sedikit mulai tenang kembali. Dan genggaman tangan Rens seakan-akan menenangkan hatinya yang kalut itu.
"Sangat nyaman berada dipelukan mu ini, aku tak tahu mengapa! Namun aku mohon tetaplah seperti ini sejenak, aku ingin meminjam tubuhmu yang hangat ini" Batin Nathan merasa nyaman. Terlihat sunggingan senyuman lemah dibibir Nathan.
***
🌹“Mencintai seseorang memberikan kita kekuatan, dicintai memberikan kita keberanian.”🌹
Kini Nathan dan Rens berdiri berhadapan satu sama lain. Disamping mereka berdiri seorang pastor yang mengucapkan janji suci untuk mereka ucapkan.
Wajah Nathan sekarang nampak lebih segar dan tenang dibandingkan saat diperjalanan tadi. Terlebih saat mobil yang dia tumpangi melewati tempat yang sangat membuat dirinya ketakutan.
Rens menatap sendu kearah Nathan, sedangkan Nathan kembali menjadi dirinya sendiri dengan sikap angkuh dan arogan nya. Dia sama sekali tidak menatap kearah Rens, sikap Nathan sama sekali tidak menghargai apa itu Pernikahan. Bahkan sekarang adalah waktunya mereka diikatkan menjadi satu pasangan melalui pengucapan janji suci.
Rens yang sedari tadi menatap diam Nathan yang memperlihatkan sikap ketidakperdulian terhadap pernikahannya, hanya bisa bersabar dan tabah.
Nathan (abduction)