Bagaimana cinta tak sedalam ini,,karena hatiku sudah kuserahkan kepadamu,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 28.
"Oek oekkkkk" tangis bayi Soraya .
"Bas, anak kamu sudah lahir, cepetan kamu adzanin".
"Itu kan mama Lena, kenapa dia ada disini, atau jangan jangan Soraya melahirkan".
Soraya pun dibawa keruang perawatan, disana ia masih melanjutkan berbagai pemeriksaan.
"Suster, dimana anak saya?"
"Anak ibu diruang perawatan bayi, ibu cepat sehat ya agar bisa melihat bayi ibu".
"Iya suster terima kasih".
Dokter Andi yang diam diam mengikuti suster dan dirasa suster sudah pergi ia pun menyelinap ke kamar Soraya.
"Soraya...benar kamu melahirkan" tanyanya to the point.
"An..di" gugup Soraya .
"Katakan apa benar anak yang kau lahirkan itu anakku?"
"Tidak, dia anakku dan anak suamiku" bohong Soraya?
"Aku tahu berbohong Soraya" seraya mendekat kearah mantan kekasihnya itu.
"Benar Andi aku tidak bohong, anak itu adalah anakku dan suamiku Bastian".
"Apa kau lupa pada malam itu Soraya, aku mengeluarkan benihku ke dalam rahimmu dan jika aku tahu kau berbohong padaku kau harus tahu akibatnya Soraya" ancam dokter Andi.
Sebastian yang hendak masuk ke ruangan Soraya, mendengar keributan Soraya dan seseorang ,ia pun bersembunyi dibalik pintu.
"Tak kusangka kau Soraya" lirih Bastian.
Setelah dokter Andi keluar, Bastian pun masuk, tetapi ia berpura pura tidak mendengar apapun.
"Apa lagi Andii?" tanya Soraya.
"Kau mengingau Soraya?" , setelah mendengar suara sang suami barulah Soraya membuka kedua matanya.
"Mass,,, maaf aku kira?"
"Kamu kira siapa?"
Merasa terpojokkan ,Soraya pura pura mengaduh sakit, sehingga meminta Sebastian memanggilkan dokter.
"Tidak apa apa Bu, ibu harus banyak istirahat ya jangan kebanyakan pikiran" terang dokter Evan.
"Iya dokter trimakasih".
Sebastian tak menghiraukan istrinya itu dan kini ia ingin melihat bayi Soraya.
Dokter Andi yang terburu buru menuju ke ruang perawatan bayi tak sengaja menabrak Bastian.
" Maaf saya terburu buru ".
Andi ingin segera melihat bayi Soraya, perlahan ia mendekat, dilihatnya rambut yang tebal, hidung dan mata yang persis dengannya, ia pun mencium dan menggendongnya.
"Anakku,,ini ayah sayang" sambil menahan isak tangis.
Bastian yang kebetulan melewati ruang perawatan bayi tanpa sengaja melihat orang yang menabraknya, memeluk bayi Soraya.
"Apakah dia ayah nya?"
"Aku akan menunggunya dan berbicara dengannya" gumamnya.
"Permisi, bisakah anda ikut dengan saya, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan anda" tawar Bastian.
Mereka pun menuju ke kafe depan rumah sakit.
"Saya Bastian suami dari Soraya" kata Bastian, mendengar hal itu dokter Andi kaget.
"Saya dokter Andi dokter terapis disini".
Mereka pun berjabat tangan tanda saling berkenalan.
"Langsung saja ada yang mau saya tanyakan tentang istri saya Soraya".
Deg.
"Ada hubungan apa anda dengan istri saya ?"
"Saya adalah mantan kekasih Soraya".
"Saya tadi melihat anda menjenguk istri saya, dan mengatakan bahwa anak yang dilahirkan Soraya adalah anak anda, apakah itu benar?"
"Maafkan saya Pak Bastian, dulu saya dan Soraya saling mencintai, kami menjalin kasih selama 4 tahun tapi dari pihak keluarga Soraya tidak merestui, dikarenakan saya yang hanya dokter terapis".
"Kejadian bermula, pada saat saya bertemu lagi dengan Soraya dihotel dia seperti sedang mengejar seseorang dan tingkah nya ah itu...maaf aku tidak bisa meneruskan" kata dokter Andi.
"Dia mendekati saya dan kami telah melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, saya memang masih mencintainya dan saat itu Soraya adalah yang pertama untuk saya dan itupun sebaliknya imbuhnya lagi.
Bastian yang mendengar penjelasan dokter Andi merasa ditipu oleh istrinya itu dan diam diam merekamnya sebagai bukti.
"Dan apakah anak yang dilahirkan Soraya adalah anak anda?"
