Alexa Alvarez, seorang gadis yang tomboi, ceria, ahli bela diri, jenius tapi sangat ceroboh.
Javier Hernandez, tunangan asli Alexa yang belum pernah ditemuinya, Zaidan Hernandez, pria datar, kejam dan arrogan, Dia CEO ZH, Crops, yang juga Paman Javier, dan pria yang tidak sengaja tidur dengan Alexa.
Sampai suatu saat, Alexa salah mengenali, Zaidan sebagai tunangannya dan Javier sebagai CEO ZH, Crops.
Kisah mereka pun dimulai, antara Alexa, Zaidan dan Javier yang salah target.
Bianca, adik sepupu dari Javier, musuh dalam selimut Alexa.
Bianca orang yang hidup kembali, jadi Dia tahu cerita selanjutnya, yang selalu berusaha untuk membunuh Alexa agar bisa menjadi Nyonya besar Hernadez.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vhiy08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Menyelamatkan Viana
"Setelah ini apa rencana Kak Lexa?" Tanya Zio sambil menyodorkan minuman segar pada Alexa.
"Selama satu Minggu kedepan gue ada urusan, gue harus terbang ke negara A, mereka sedang dalam bahaya, setelah itu gue langsung pindah ke negara T, disana sedang ada olimpiade matematika, dan ada beberapa masalah yang perlu gue tangani." Sahut Alexa santai sambil meletakkan minuman kaleng itu keatas meja.
"Han... Pesenin gue tiket buat besok lusa, besok masih ada urusan disini yang harus gue urus dulu." Sambungnya lagi sambil beranjak dari duduknya.
"Malam ini gue nginep disini, jadi, gue tidur dimana?" Tanya Alexa sambil mengambil tas punggung yang diletakan Axel disampingnya.
"Lantai dua... Kamar utama selalu jadi milik Kakak." Sahut Zio dengn tersenyum bangga menatap remeh pada temannya yang lain yang juga ikut tersenyum hambar dengan wajah masam.
#####
"Apa Lo ada rencana buat bantu masalah Kak Alexa?" Tanya Axel pada Han yang tampak serius menatap lantai dua yang sudah tampak remang.
"Apa yang bisa kita lakuin? Jika tanpa komando Kak Alexa?" Ucap Zul dengan suara yang rendah dan mata yang menatap nanar.
"Semua masalah kita, kak Alexa selau bantu menyelesaikan nya, tapi, saat Dia terpuruk begini kita tidak bisa berbuat apa-apa." Sahut Han dengan suara yang lemah.
Ya, tanpa dari perintah atau permintaan Alexa mereka tidak bisa dan tidak berani langsung mengambil tindakan, karena semuanya akan berdampak langsung pada Alexa, mereka tidak mau membuat hidup Alexa bertambah sulit.
Alexa selalu mempunyai pertimbangan yang akurat, Alexa tidak langsung membalas semua keburukan yang Dia terima saat itu juga, tapi menunggu saat yang tepat, hingga mereka yang mencoba mengusiknya tidak bisa menghindar atau bersembunyi lagi.
"Kapan hidup Kak Lexa dai seperti para gadis yang lain, tenang dan menikahi masa-masa indahnya remaja, berbelanja, jalan-jalan, liburan dan berpacaran," Ucap Axel sambil menopang dagunya.
"Apa! Berpacaran? Siapa pria itu, jika ada! Maka Dia harus lulus dari seleksi gue dulu..." Sahut Zul langsung melototkan matanya.
"Dia juga harus bisa ngalahin gue, karena pria yang menjadi pendampingnya harus lebih kuat dari Kak Lexa atau setidaknya dari kita," sambung Han sambil meremat gelas ditangannya.
"Iya... Dan harus lebih tampan dari gue..." Timpal Zio dengan bangganya, membuat ketiga cowok tampan lainnya itu sontak menoleh padanya dan mendengus pelan sambil berdecak kesal dengan raut wajah yang sinis.
"Pria yang bisa mendapatkan hati Kak Alexa adalah pria yang paling beruntung," Ucap Han dan di angguki oleh ketiga Tuan muda lainnya.
"Dia harus benar-benar bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan dari Kak Lexa, saat kak Lexa terpuruk, sedih, atupun sedang lelah..." Ucap Zio dengan mata yang berkaca-kaca.
"Jika tidak ada maka biarkan gue yang jaga Kak Alexa seumur hidupnya, keluarga gue juga menerimanya dengan tangan yang terbuka..." Sahut Han.
"Keluarga gue juga sama, bahkan keluarga kita semua sangat menyayangi kak Lexa melebihi sayang nya kekita," Sahut Zul dengan tersenyum lebar.
"Bahkan jika ada Kak Alexa, semua keluarga gue sampai lupa, kalau gue ini yang anak kandung mereka, posisi gue seketika langsung tergeser kan." Sahut Zio sambil tertawa pelan.
"Iya... Tapi gue sangat senang melihat Kak Lexa bisa tertawa bahagia saat itu.." sambung Axel sambil ikut tertawa. Setelah itu, ruangan itu menjadi senyap untuk beberapa saat, mereka semua tenggelam dalam lamunan masing-masing.
"Eh... Bagaiman penyelidikan Lo tentang foto itu, apakah ada perkembangan?" Tanya Zul pada Zio memecah keheningan itu.
"Masih samar... Gue sendiri masih ragu... Tapi setelah semuanya sudah gue pasti in, baru gue berani ngomong." Sahut Zio sambil terdiam sejenak.
"Gue juga sudah mendapatkan sedikit petunjuk dan kejelasan, tapi, gue masih belum yakin." Sahut Han yang juga ikut menyelidiki siapa yang sedang dicari Alexa.
"Gue belum berani berbicara, tunggu satu Minggu lagi, sepertinya mereka sengaja membocorkan informasi mereka, agar kita bisa menemukan siapa mereka." Ucap Zio.
"Jika benar itu Dia... Gue gak bisa ngomong apa, yang pasti satu hal, gue bisa lega jika memang itu Dia pria yang sedang dicari Kak Lexa..." Ucap Han sambil tersenyum tipis.
"Sudah larut ini, ayo istirahat..." Ajak Axel sambil berdiri, tapi tidak lama kemudian duduk kembali sambil melepaskan atasannya.
"Kalian tidur dikamar saja, gue takut Kak Lexa butuh sesuatu tapi gak ada orang..." Sambung Axel sambil memejamkan matanya dengan tangan yang berada diatas dadanya.
"Hei... Jangan curang ya... Itu juga tujuan gue..." Ucap Zio sambil melemparkan bajunya dan mengambil posisi nyaman diatas sofa.
"Sial..." Ucap Zul saat melihat Han yang sudah tampak terbaring tenang tanpa bertelanjang dada diatas sofa di seberangnya.
Tuk Tuk Tuk
"Haisss... Mereka ini selalu saja begini," Ucap Alexa lalu berbalik kembali ke kamarnya dan tak lama kemudian keluar kembali sambil membawa beberapa selimut didalam dekapan nya.
Setelah itu, dengan sabar Alexa menyelimuti keempat pria tampan itu, sambil mengelus kepala mereka dan tak lupa mengecup pucuk kepalanya.
Lalu Alexa tampak berdiri sejenak menatap keempat pria remaja yang selalu berusaha melindunginya itu, setelah itu Alexa pergi kedapur untuk membawa air minum kembali kekamarnya.
Tanpa disadari oleh Alexa, jika sikapnya itulah yang dirindukan oleh para pria tampan itu, mereka tersenyum senang mendapatkan perlakuan istimewa dari Alexa.
Saat Alexa beranjak pergi dari sana, dengan kompak mereka menarik selimut hingga menutupi mulutnya mencoba menyembunyikan senyum manis dibalik selimut yang dikenakannya.
*
*
*
"Tuan... Anda tidak ingin menjelaskan sesuatu pada Nona Alexa?" Tanya Aland pada Kenzo yang tampak menatap layar ponsel yang ada diatas meja itu.
Kenzo sudah mendengar pasal pengusiran Alexa dari kediaman Alvarez, karena orang yang dikirimkan oleh Javier yang menolak pertunangan itu, hingga membuat Dirga meradang.
Dengan hasutan dari Serly dan Arleta, Dirga bertambah emosi dan berujung pengusiran itu. Kenzo juga sudah mengetahui dimana Alexa kini berada.
Gadis yang akhir-akhir ini mampu menyita perhatian dan fokusnya itu, saat ini sedang menyelesaikan ujian akhir sebagai formalitas untuk pengambilan nilai akhir.
Seakan ada rasa yang menariknya untuk terus berada didekat gadis itu saat ini, apa lagi Dia tahu jika Alexa tengah merasa terpuruk dibalik sikap keras dan tegasnya.
Tanpa disadarinya, jika seharian ini Kenzo menjadi gelisah dan uring-uringan. Dirinya merasa kesal sendiri, karena Alexa tidak mengadu padanya apa lagi meminta bantuan padanya.
"Tidak... Biarkan saja, siapa yang menyuruhnya menjadi gadis yang bodoh dan ceroboh," Sahut Kenzo datar dengan terus memeriksa berkas-berkas yang menumpuk diatas meja kerjanya.
"Tapi, Tuan..." Sahut Aland yang merasa jika karena kehadiran Alexa Tuan nya itu menjadi kesal.
"Hemm... Sepertinya kau sangat menganggur?" Ucap Kenzo datar sambil mengangkat wajahnya menatap tajam pada Aland yang sudah memucat melihat ekspresi wajah Kenzo yang sudah dalam mode kesal dan tegasnya.
"Tidak, Tuan... Em kalau begitu saya akan menyelesaikan berkas kerja sana dengan perusahaan Rivera grup." Ucap Aland sambil tersenyum terpaksa dan langsung keluar melarikan diri dari ruangan itu.
*
*
*
"Hei... Hati-hati!" Teriak Alexa lalu dengan cepat melompat dan menarik tangan Amanda dan menariknya kepinggir tapi tanpa sengaja tangannya tergores aspal ketika Alexa hendak memutar tubuhnya.
"Siapa kalian!" Ucap Alexa santai sambil membalut lukanya dengan pita rambut yang dikenakannya.
"Lo yang siapa?! Jangan ikut campur urusan kita, Lo enggak tahu siapa kita!." Sahut pria itu sambil mengangkat batangan besi yang ada dalam genggamannya.
"Gadis kecil... Lebih baik Lo pergi dari sini, sana bermain saja, sayang jika kulit Lo yang mulus itu harus tergores oleh kesayangan gue ini." Ucap pria yang lain sambil mengangkat belati tajam yang sudah dalam genggamannya.
"Tapi, enggak apa-apa... Dia cantik banget bro, mulus dan hahahah.... Bisa buat tambahan kita," Ucap yang lain dibarengi dengan tawa nyaring.
"Maju... Sikat saja, toh kita juga enggak rugi, malah untung banyak." Ucap yang lain lalu bergerak maju.
Alexa hanya diam mendengar ocehan para preman yang ada dihadapannya itu, dengan santai Dia menaruh tas punggung kesayangannya itu ditepi jalan, lalu membuka jas sekolahnya dan menaruhnya diatas tas punggung itu.
Setelah itu, Alexa juga melepas arloji mahalnya serta bando kesayangannya. Hanya dengan rambut kuncir kuda Alexa maju kembali dan mengambil posisi bersiap.
Tak menunggu waktu yang lama keempat pria itu bergerak maju menyerang Alexa dengan gerakan yang ringan.
Alexa yang telah bersiap, hanya memiringkan tubuhnya dan melayangkan tinjunya lalu mengangkat kaki menyamping dan setengah membungkuk mengangkat kaki dari belakang lurus keatas mengenai kepala musuhnya. Tanpa bergerak dari tempatnya berdiri Alexa mengalahkan 4 pria itu hanya dalam beberapa jurus saja.
Bugghhh
Bugghhh
Duakkk
Brukkk
Brukkk
"Pergi...!" Ucap Alexa datar sambil menepuk baju dan kedua tangannya.
"SI... Siapa Lo sebenarnya?" Tanya pria itu dengan terbata dan perasaan yang ngeri sambil berusaha berdiri.
"Lexa..." Sahut Alexa yang telah berbalik memunggungi mereka sambil melangkah mendekati gadis yang telah diselamatkannya.
"Lexa... Gadis iblis dari Utara?" Ucap pria itu dengan wajah yang terkejut.
Alexa hanya tersenyum miring mendengar ucapan pria yang tampak sangat ketakutan itu, lalu tanpa menunggu lebih lama lagi, keempat pria itu langsung bergegas meninggalkan tempat itu.
"Katakan pada Tuan kalian, jangan mengusik lagi disini." Ucap Alexa datar membuat para preman itu mendadak menghentikan langkahnya beberapa saat sebelum langsung melarikan diri kembali.
"Terima kasih, Kak..." Ucap gadis itu dengan tulus.
"Lo tidak apa-apa?" Tanya Alexa.
"Tidak... Kenalkan Saya Viana Mahendra. Putri sulung keluarga Mahendra." Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya dan terseyum manis.
"Alexa..." Sahut Alexa sambil menjabat tangan Viana.
"Aku sudah memesan Taxi buat Lo... Sorry Gue gak bisa nemenin Lo..." Ucap Alexa sambil melangkah menjauh dari tempat itu.
"Kak... Jika ada kesulitan apapun ingatlah untuk menghubungi keluarga Mahendra.." Teriak Viana.
Alexa hanya melambaikan tangannya saja tanpa berbalik dan terus melangkah dengan mantap, hingga ada satu mobil Maybach hitam berhenti disampingnya.
"Lo...