NovelToon NovelToon
Denganmu Lagi

Denganmu Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: ginevra

"Aku mau putus!"
Sudah empat tahun Nindya menjalin hubungan dengan Robby, teman sekelas waktu SMA. Namun semenjak kuliah mereka sering putus nyambung dengan permasalahan yang sama.

Robby selalu bersikap acuh tak acuh dan sering menghindari pertikaian. Sampai akhirnya Nindya meminta putus.

Nindya sudah membulatkan tekatnya, "Kali ini aku tidak akan menarik omonganku lagi."

Tapi ini bukan kisah tentang Nindya dan Robby. ini kisah tentang Nindya dan cinta sejatinya. Siapakah dia? Mampukah dia melupakan cinta Robby? dan Apakah cinta barunya mampu menghapus jejak Robby?

Happy reading~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ginevra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bye my first love!

Happy reading~

.

.

Hari sabtu yang dinanti-nanti akhirnya datang. Nindya bersiap untuk menghadiri reuni SMA. Dia berulang kali mengganti bajunya yang dirasa sangat biasa itu. Dia juga menggonta-ganti model hijab dengan segala keriwehannya. "Please Nin, ini kayak bukan kamu," suara di kepalanya menyadarkannya.

Seketika dia terdiam menghembuskan nafasnya. Dia menyandarkan kepalanya di meja riasnya masih dengan helaan nafas. "Apa yang sedang aku lakukan? Aku tidak pernah seribet ini kalau mau keluar rumah."

Kemudian dia menanggalkan hijab yang telah ia tata dengan rapi. Dia mengganti modelnya dengan yang biasa ia kenakan, model biasa sedikit jadul. Celana ketat yang ia pakai ia ganti dengan rok bawahan yang longgar. "Nah kalau gini kan lega. Aku bisa makan sepuasnya!"

Dia juga menghapus sedikit bedaknya yang dia rasa terlalu tebal. Lipstik merah menyala seperti penyanyi dangdut pun tak luput dari koreksinya. "Sip...aku siap!"

Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30, Nindya bersiap menyalakan sepeda motornya. Tidak lupa ia meminta izin ke Ibu tercinta.

"Hati-hati Nin, jangan ngebut!" Perintah Ibu Nindya. "Yes Mom!" Nindya menjawab.

Sepanjang perjalanan hatinya tidak berhenti berdetak. (Iya lah, kalau berhenti ya mati.) Dia masih saja gugup. Dia khawatir kalau dia bertingkah konyol di depan teman-temannya.

"Tarik nafas, buang nafas. Tenang Nindya! Bersikaplah biasa oke?" 

Nindya akhirnya tiba di lokasi. Terlihat banyak teman lamanya yang sudah hadir. Matanya jelalatan mencari bestie-nya saat SMA. "Nin! Sini!" Temannya melambaikan tangannya mengajak Nindya untuk bergabung.

Nindya berjalan ke arah meja besar untuk rombongan. Dia tersenyum melihat teman lama nya yang sekarang tampak sangat berbeda. Wajah lugu dulu sekarang tak tampak lagi, berbeda dengannya yang memang sama saja.

"Hai gimana kabarmu Nin? Aku kangen banget. Kasih nomermu dong!" Kata Linda sahabat karibnya. Nindya duduk disebelahnya dan meletakkan tas kecil di pangkuannya. "Aku tanya Robby tapi dia tidak tahu kalau nomermu masih aktif apa tidak," tambah Linda. "Oh yang kemarin berarti dia cuma mencoba keberuntungan,"  batinnya.

Nindya berusaha untuk tidak menengok ke kanan atau ke kiri. Dia takut kalau ada Robby di pojok atau di sudut-sudut lain.

Namun usahanya sia-sia, tidak disangka ternyata Robby berada di depan tempat duduknya.

Nindya terperanjat kaget. Matanya salah tingkah, senyumnya pun merekah ragu-ragu.

Namun Robby tak seperti itu. Dia santai, terlalu santai malah.

Robby tersenyum dengan elegan dan berbicara tanpa suara hanya mulutnya yang terbuka, "gimana kabarmu? Baik?"

Nindya mengangguk dan membalas tersenyum, kali ini lebih santai.

Muncul kelegaan yang luar biasa di hati Nindya. Mungkin karena dia tahu kalau sekarang mereka telah saling memaafkan.

Setelah menunggu hampir 1 jam, makanan pun datang. Mereka gembira menyambut aneka hidangan yang nampak lezat dan bergizi.

Mata Nindya berbinar melihat banyaknya hidangan yang tersedia. Dia bahkan sempat menelan ludahnya, "untung aja aku pakai pakaian longgar hehehe," batinnya.

Melihat kebiasaan sang mantan, Robby terkekeh di depannya. Tak disadarinya, Nindya memergokinya. "hemm? Kenapa?" Nindya berbisik dari seberang meja.

Robby hanya menggelengkan kepalanya sambil tesenyum.

"Apaan sih?" Kata Nindya tanpa bisa menyembunyikan ranum dipipinya.

Acara makan pun berlangsung dengan semarak dengan diselingi obrolan tentang kegiatan masing-masing dan rencana yang akan dilakukan.

Nindya masih saja mencuri pandang ke arah Robby. Dia tidak menyembunyikan rasa penasarannya atas obrolan Robby. "Apakah dia masih bersama pacar barunya?"

Nindya bisa saja melakukan kebiasaannya men-stalk facebook atau akun sosmed Robby yang lain. Bahkan informasi cewek baru Robby ia ketahui dari hasil jelajahan facebook milik Robby.

Tapi akhir-akhir ini Robby tidak lagi mengupload tentang pacarnya maupun kegiatan biasanya. Apakah ia ingin membuang akun fb-nya karena akun itu awalnya dibuat oleh Nindya?

Nindya bisa maklum sih. Siapa yang masih mau menggunakan akun buatan mantan kan?

Di tengah ramainya obrolan, Nindya melihat Robby yang sedang memegangi HP dari tadi. Tidak jarang ia nampak membalas chat sambil mendengarkan obrolan teman di sebelahnya.

Itu membuat hati Nindya tersentil bahkan sakit. "Kenapa dulu dia tidak seperti ini? Kenapa dulu dia meninggalkan pesan Nindya hingga tidak berbalas seharian dengan alasan nongkrong?"

Tanpa sadar air mata mulai menggenang namun ia menahannya. Dia tak tahan melihat perubahan itu hingga ia melengos mencari sembarang pemandangan yang bisa ia lihat.

"Halo.." terdengar suara Robby yang sedang menelpon seseorang. Dia sampai pergi dari tempat duduknya agar bisa mendengar dengan jelas suara orang yang menelponnya itu.

Nindya menerka nerka siapa gerangan. Lalu dia melihat senyum manis Robby dan kakinya yang menendang-nendang lantai tampak malu-malu.

"Ah... Ternyata dia bisa malu-malu juga," Nindya tersenyum namun hatinya berbeda. Untuk menutupi sakitnya hati dengan melanjutkan obrolannya bersama Linda dan teman lainnya.

Di kepalanya ada banyak sekali pertanyaan. Mengapa dia berubah saat sudah tidak bersamanya? Mengapa walaupun sudah menumpahkan banyak air mata, dia tidak juga berubah dan menganggapnya enteng?

Kemudian muncul jawaban yang entah darimana seperti berbisik kepadanya, "karena kamu bukan orangnya."

Jawaban itu membuatnya tersenyum dengan mata basah hampir menangis. "Benar, bukan aku orangnya. Mungkin dia belajar dari pengalaman bersamaku sehingga dia menjadi dia yang sekarang."

"Ah...sayang sekali,"

"Hmmm...kenapa Nin?" Linda mendengar suara pelan Nindya.

"Nggak apa-apa Lin, hehehe."

"Habis ini, kamu mau kemana? Ikut ke Pantai yuk sama yang lainnya!" Ajak Linda.

"Aku agak nggak enak badan nih Lin. Maaf ya aku nggak bisa ikut," Nindya menjawab dengan nada rendah hampir berbisik.

"Mm... Ya udah kamu istirahat aja."

...****************...

Setelah selesai acara makan, semua orang akan lanjut ke pantai terdekat. Namun Nindya berpamitan agar bisa pulang segera.

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya orang yang telah membuat sakit hati.

"Iya... Kayaknya aku kebanyakan makan udang deh. Agak gak enak perutku," jawab Nindya sambil mengelus perutnya.

"Aku antar,"Robby menawarkan diri.

"Hehe...aku bawa motor sendiri. Gimana caranya kamu antar?" Nindya berpura-pura tertawa.

"Kamu bonceng aku, nanti motor kamu dibawa sama Rio. Pas pulang Rio bisa bonceng aku," Robby agak mengerutkan keningnya. Nampak sedikit kekhawatiran di raut wajahnya.

"Baiklah," Nindya akhirnya menyetujui tawaran Robby.

Diperjalanan hanya hening yang terdengar. Nindya membiarkan matanya mengembara ke pemandangan di depannya. Tanpa suara, tanpa gerakan berlebih, Nindya benar-benar mengosongkan pikirannya.

"Sakit banget?" Tanya Robby mendadak.

"Ah iya..." Jawabnya.

"Aku nggak tau kamu nggak bisa makan udang sebelumnya."

"Hehe semakin bertambah umur bertambah pula makanan yang harus dihindari."

"Kamu bicara seperti orang berumur 50 tahun."

"Hehehe"

"Mmm...Nin?" Robby memanggil dengan suara lirih.

"Hmm?"

"Dulu kamu mutusin aku kenapa?"

Pertanyaan yang nggak dia sangka keluar dari mulut Robby.

"Bukankah aku sudah menjelaskan dulu? Kamu terlalu cuek. Aku seperti mencintai seorang diri."

"Maafkan aku Nin. Aku tidak menyangka itu sangat menyakitimu. Aku pikir itu hal biasa."

Nindya tidak menjawab. Robby bisa melihat senyuman Nindya di kaca spionnya.

"Aku baru menyadarinya ketika aku bersama cewekku yang sekarang. Dia juga sepertimu, sering uring-uringan dan marah tak jelas. Baru aku tahu akulah masalahnya."

Mendengarkannya hati Nindya semakin terluka.

"Hah.." Nindya melepas nafasnya. "Syukurlah kalau kamu sudah sadar sekarang. Jangan buat cewekmu menangis lagi! Ok?"

"Tentu saja!" Nampak semburat senyuman di wajah Robby. Seperti virus yang menular, Nindya ikut tersenyum.

Kalimat itu penanda bahwa kisah cintanya bersama Robby benar-benar berakhir.

Nindya sekarang sudah bisa bernafas lega. Jantungnya juga berhenti berdegup kencang tidak seperti sebelum reuni tadi. Langkah kakinya sangat ringan saat memasuki rumah nyamannya. Robby juga melambaikan tangannya kepada mantan yang pernah sangat ia sayangi itu.

"Selamat tinggal cinta masa mudaku!" Batin Nindya.

.

.

.

Sayang sekali ya Robby dan Nindya tidak berjodoh. Atau belum?

Hehehehe penisirin kin?

Nantikan eps selanjutnya ya... See ya

1
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
watak keibuan banget Nindya nihh 🤭
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
jangan tralu gelisah, coba saja dulu biar gak terus kepikiran 😌
Muslikah
ehem juga
Muslikah
mila heboh banget deh
Muslikah
love you too
Muslikah
jangan remehkan
Muslikah
semangat nindya
Muslikah
kok aku tersindir ya
Muslikah
betul itu
Iyikadin
Anak sd sekarang udah bedaaaa😭
MARDONI
Kesan Mila adalah karakter yang lebih meledak-ledak atau vokal langsung terbentuk😄
MARDONI
Kalimat pembuka ini langsung bikin pembaca paham perjalanan emosinya. Kesan bahwa Nindya berusaha bangkit terasa kuat dan natural.
Burhan_part
ibunya ada ada aja
Muffin🧁
Wah mapan nih haha🫣
Burhan_part
walah walah
Burhan_part
kamu ekstrovert juga nggak
Muffin🧁
Favorite nya sejuta umat sih
Muffin🧁
Kamu cantik mangkannya dia bilang wah 😌
Muffin🧁
Karena mungkin kamu udah lama gak jalan sm cowok?
Fitri Astriah
gpp, proses pendewasaan... karna mungkin juga karna alasan putus g berat kya d selingkuhin
ginevra: benar banget.... itu yang membuat susah move on
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!