Apa jadinya jika seorang gadis kabur dari perjodohan orang tuanya dan berencana terlibat dalam permainan pernikahan gila dengan sahabatnya, tapi malah salah sasaran dan berakhir menikahi Paman dari sahabatnya.
"Kau sudah sah menjadi istriku, mulai sekarang bagaimanapun aku memperlakukanmu itu adalah hak-ku!" ujar Max Xavier, lalu memaksakan miliknya masuk ke dalam milik istrinya.
Lyra mulai menyesali ide gila dari sahabatnya, tapi sudah terlambat. Kini dirinya harus melayani nafsu gila dari suami salah sasarannya.
Akankah pernikahan itu bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak?!
Max menelepon Daniel yang sedang berbisnis mewakilinya diluar Negeri, "Halo, Daniel. Pergilah ke Negara M, alamatnya akan aku berikan. Kakak perempuanku ada disana menjadi seorang biarawati. Hubungi aku setelah ada kabar!"
"Baik, Tuan."
Max menyuruh supir membawa mobil ke alamat Lyra yang diberikan Ibunya, kurang lebih satu jam akhirnya ia sampai di alamat itu. Ia segera turun dari mobil, menatap bangunan Mansion megah di hadapannya. "Apa benar selama ini kamu tinggal disini, Lyra?"
Max tak ingin menghabiskan waktu dengan berpikir, ia segera mengetuk pintu Mansion ditemani 2 orang pengawal.
Pintu Mansion terbuka, seorang staff membuka pintu lebar, "Silahkan masuk, Nyonya kami sudah melihat Anda dri Cctv dan Nyonya bilang bahwa dia mengenal Anda," ucap sang staff.
Max sedikit tertegun, ia tak menyangka ia akan disambut oleh pemilik Mansion. Ia mengikuti staff naik ke lantai atas melalui Lift, melewati lantai 1 dan 2 akhirnya lift berhenti di lantai 3.
Ting!
Pintu lift terbuka, staff itu berjalan keluar menuju ruangan di belokan kanan. "Silahkan masuk, Nyonya sudah menunggu."
Pintu ganda terbuka lebar, saat Max melangkahkan kakinya masuk ia mendengar suara 2 anak kecil sedang tertawa. Mata mereka sedang menatap sebuah film kartun yang sedang bermusim salju di televisi datar berukuran besar.
"Xixixi, Ainsley masih merasa geli saat bermain sky. Nenek masih ingat gak saat Mommy terjatuh di atas salju dan menggelinding ke bawah lalu ada seorang lelaki tampan menolong Mommy. Nenek tau kan siapa lelaki tampan itu?"
"Tentu saja Nenek masih ingat, bukankah sekarang dia menjadi Daddy kalian. Apa kalian menyayangi Daddy Noah?" tanya sang Nenek.
"Sangatttt sayang, aku merindukannya sekarang." Ucap Archie.
"Kalian semalam meneleponnya, bukankah Daddy Noah bilang masih sibuk. Setelah dia tidak sibuk, dia akan menyusul kesini." Ucap Vennie pada kedua cucunya.
"Iya, xixixi... Ainsley udah gak sabar."
Max berdiri di belakang mereka bertiga, setiap pembicaraan ia mendengar dengan jelas. Ia berdehem, "Hm, maaf Nyonya. Saya Max, ingin bertemu dengan Anda." Ucapnya.
Vennie melepaskan pelukannya dari kedua cucunya, ia tadi mengapit kedua cucunya dan duduk di tengah. "Sayang, Nenek ada tamu. Kalian berdua ikut Brenda keluar, bermainlah di taman belakang."
"Iya, Nek." Jawab kedua cucunya kompak, Archie dan Ainsley berjalan ke arah luar, mereka berdua berhenti sebentar dan tersenyum sopan pada Max. Kemudian mereka berlari keluar ke arah Brenda staff Mansion yang mengantar Max tadi naik.
Vennie berdiri, "Silahkan duduk, Tuan Max."
Max tidak terkejut lagi saat namanya disebut, sepertinya wanita paruh baya di depannya sangat mengenal baik dirinya.
"Terimakasih," ucap Max seraya duduk.
"Jadi, ada keperluan apa Tuan Max datang kesini?" tanya Vennie langsung.
Max membenarkan duduknya, seketika kepercayaan dirinya berkurang. Kedua telapak tangannya berkeringat, ia merasa gugup saat sekarang ia sangat yakin sudah menemukan Lyra.
"Apa Anda mengenal Lyra? Menurut info dari Ibuku, Lyra tinggal disini 8 tahun lalu." Tanya Max.
"Aku mengenalnya, dia adalah putriku. Kami telah berpisah selama belasan tahun dan akhirnya 8 tahun lalu aku menemukannya tergeletak pingsan di pinggir jalan dengan kondisi yang menyedihkan. Ceritanya sedikit panjang, jadi aku tidak akan bercerita lagi. Jadi, apa hubunganmu dengan putriku? Kenapa Tuan Max mencarinya?"
"Sepertinya Anda sudah tau jawaban dari pertanyaan Anda sendiri, Nyonya. Karena jika saya tidak salah menilai, sepertinya Anda sudah mengenal saya. Apa Lyra baik - baik saja?" Max menyatukan kedua tangannya karena semakin gugup apalagi wanita yang sedang berbicara dengannya adalah Ibu kandung Lyra.
"Dia baik - baik saja, sampai saat ini. Apa kamu ingin bertemu dengannya?" tanya Vennie.
"Saya hanya ingin mengetahui kabarnya, saya tidak ingin mengganggu hidupnya lagi. Jika dulu dia kabur dari saya, itu berarti dia tidak mau bersama saya. Saya sudah merasa cukup jika mengetahui Lyra menjalani hidupnya dengan baik, maka saya akan merasa lega." Ucap Max.
Vennie menatap wajah Max yang gugup, ia sebenarnya tidak ingin ikut campur kehidupan percintaan putrinya, tapi setidaknya ia ingin memberi kesempatan kepada mantan suami putrinya itu menjadi seorang Ayah dari kedua anaknya.
"Apa kamu sudah tidak ingin bersama Lyra, kamu tidak mencintainya? Tanya Vennie.
Pertanyaan mendadak dari wanita di depannya membuat Max seketika kebingungan menjawab, tapi ia ingin menjawab dengan jujur.
"Saya masih mencintai Lyra dan masih ingin bersamanya tapi jika Lyra tidak ingin bersama saya seperti dulu maka saya tidak akan pernah memaksanya. Saya sudah pernah memaksanya satu kali dan itu membuatnya kabur dari saya, saya tidak ingin menyakitinya lagi dengan memaksanya bersama saya." Max menggeleng.
"Meskipun Lyra sudah melahirkan dua anak untukmu, kamu masih bersedia melepasnya dengan sukarela?" Tanya Vennie kembali.
Max terperangah mendengar penuturan dari Ibu Lyra, ia merasa dunianya seakan jungkir balik. Sekelilingnya terasa berputar - putar, lidahnya terasa kelu saat ia membuka mulutnya kembali. " A-anak?!"