Sekuel Paket cinta sang Embun.
Memiliki tiga anak laki-laki kembar tentu membuat keseharian Embuh dan Keanu jauh lebih berwarna. Tapi dari semua anaknya justru tak ada satu pun yang dekat dengan mereka melainkan sangat menempel pada kakek-kakeknya.
mau tahu keseruannya?
Like komen dan favorit ya 😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Burung kakak Tua
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Lintang yang kekeh tak ingin makan sayur dan ikan akhirnya dibuatkan telur rebus oleh Eninnya lagi, ia memang pemilih tapi bukan berarti tak suka, justru karna takut dan geli katanya, ada saja celoteh tak masuk akal bocah tersebut.
"Ini bukan sayur Cinci, Lintaaaaaaaang!" seru Angkasa, jika ia sudah menyebut nama asli, percayalah jika Si sulung sudah sangat kesal padanya.
"Telus apa? Cinci mam itu tan?" tanyanya sambil terisak.
"Itu KUNG KANG!!!!"
"Kangkuuuuuuuuuuuuuuuuuung" timpal Fajar tak kalah kesal, entah harus berapa banyak lagi stok sabarnya jika sudah bersama adik dan kakaknya itu.
Embun, Keanu, Abah dan Eninnya hanya bisa membuang napas kasar. Hanya karena sepiring sayur berwarna hijau nyatanya sudah membuat ketiga bocah tampan itu berdebat.
Drama makan bersama akhirnya selesai, berhubung Buaya betina dan Kadal jantan akan ikut menginap jadilah mereka tetap menemi Si kembar diruang tengah. Fajar di biarkan asik di karpet menonton TV, sedangkan Lintang disofa.
Lalu dimana Angkasa?
Bocah yang lahir pertama itu kini berada diatas pangkuan ayahnya. Keanu tak ingin Si sulung memecahkan sisa barang yang ada di rumah orangtuanya tersebut.
"Abang Asha sini, sama Lilin," ajak Lintang sambil melambaikan tangan.
"Nda boleh nih sama Ayah," sahutnya kesal sambari mendongak kearah Keanu.
"Kamu kalau di lepas bahaya, udah diem aja sini."
Angkasa merengut, ia yang tak betah terus bergiat dan memohon untuk turun tapi Keanu tetap mendekap nya.
"Kasihan Yah," ujar Embun.
"Biarin, kalo mau turun taliin ya kakinya," ancam Keanu yang dijawab gelengan kepala oleh Putranya.
"Hahahaaa, tali aja, ntal kaya Pugoso." tawa Lintang yang keras sampai memggema ke seisi ruangan.
Melihat itu tentu membuat Angakasa ingin sekali mengigit adiknya, ia marah dan tak suka dengan apa yang di lontarkan Lintang.
"Abang Asha ganteng 'kan?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca.
"Ganteng banget, siapa yang bilang jelek? sini Ayah cium," jawab Keanu merayu agar tak menangis.
"Lilin, Lilin yang bilang Abang Asha jilek. Ayo Ayah cium Lilin." serunya senang bahkan sudah mendekat dan menyodorkan pipi bulat putihnya.
Entah ada apa dengan Si bungsu yang justru kini ialah yang gantian menganggu kakaknya terus menerus.
"Lilin sama Bubun yuk, kita kedepan liat burungnya Abah," ajak Embun yang bangun dari duduk.
#EhSalfok.
"Yuk, Lilin mahu liat buwung yang melah ya," sahutnya senang, ia langsung lupa dengan ciuman yang dimintanya dari Sang Ayah.
Embun menggandeng tangan mungil Si bungsu menuju teras lalu kearah samping rumah mertuanya dimana banyak burung disana, mulai dari sangkar kecil yang menggantung hingga kandang yang lumayan besar.
"Banak banet, ntal bawa puwang lima buweh?" pinta Lintang yang malah membuat Bubunnya tertawa.
"Lilin minta atau ngerampok? minta tuh satu, buka lima, Sayang." Embun terkekeh sambil mengusap kepala putranya yang sengaja di jauhkan dari Angkasa.
"Bial banak, ntal pelang sama Miong Uncle," sahutnya serius.
"Gak boleh, ini semua kesayangan Abah. Nanti minta Ayah aja buat beli ya," tolak Embun, ia takut Lintang benar benar memintanya dari Abi Rendra yang pasti langsung di iyakan demi cucu kesayangan.
"Ini bulung kakak tua ya?" tanya Lintang menunjuk pada hewan berbulu merah.
"Iya, tapi itu anaknya," sahut Embun biasa.
"Anaknya uga sama kakak tua?"
"Iya, Lin."
.
.
.
Wah, acian ya, anak anak udah panggil TUA..