Sebelum membaca perhatikan umur, ya!
21+
Mantan Tapi Menikah??
Kok bisa?
Meskipun hubungan asmara Marvel dan Celine sudah berakhir, tapi mereka memutuskan tetap menikah. Marvel terpaksa menikahi Celine hanya karena mewujudkan permintaan nenek. Tidak ada yang tahu kalau Marvel dan Celine menikah di atas perjanjian yang tidak tertulis. Hanya satu tahun, sebab Marvel masih menunggu wanita lain yaitu Jeny.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MTM 26- Jenyka
26
Celine keluar dari kamar nenek setelah ia membaca Email dari salah satu sahabat terbaiknya yang ada di luar negri. Jenyka atau yang lebih akrab dipanggil Jeje itu mengabarkan kalau saat ini semakin banyak wanita yang tertarik membeli kosmetik mereka. Jeje bahkan meminta Celine segera kembali agar bisa membantu Jeje menghandle kegiatan jual beli di sana.
Memang selama ini Celine tidak pernah memakai namanya dan tidak pernah terang-terangan mengakui kalau kosmetik itu merupakan usaha yang ia rintis dari nol. Selama ia bekerja di perusahaan Jeje juga yang menangani usahanya.
Celine menyimpan foto Marvel yang tadi tidak sengaja ia bawa ke dalam laci meja riasnya. Kemudian ia membalas Email Jeje.
"Bagaimana caranya agar aku bisa kembali ke sana, ya? Nenek, ayah, ibu dan Marvel meskipun sebenarnya aku tidak mebutuhkan izin laki-laki itu juga pasti tidak akan mengijinkan aku pergi."
Celine mondar-mandir di depan cermin, ia memikirkan cara untuk bisa kembali ke luar negri tanpa ada yang curiga kalau tujuan dia datang ke sana untuk bertemu Jeje dan memantau perusahan kosmetiknya. Disaat kebingungan seperti ini ide konyol terlintas di kepala.
"Bulan madu! Sepertinya itu alasan yang tepat. Nenek pasti mengijinkan aku pergi, tapi Marvel ... bagaimana ini?"
"Marvel tidak harus ikut, dia kan tidak punya kepentingan apapun di sana!"
"Tapi, bulan madu tidak mungkin sendirian!" Celine semakin pusing. "Kasihan Jeje kalau aku tidak datang."
"Baiklah, aku akan bicara pada nenek. Tapi, sebelum itu aku harus membuat kesepakatan dengan Marvel."
Celine memberanikan diri untuk menghubungi Marvel, tapi handphone Marvel tidak bisa dihubungi. Begitu juga dengan Harry.
"Selalu seperti ini, dia tidak pernah ada untukku."
Celine yang kebingungan langsung mencari udara segar di balkon, dua minggu berada di rumah ini lebih banyak dihabiskan Celine berdiam diri di kamar atau di kamar nenek. Jadi, Celine tidak tahu banyak tentang rumah yang ia tempati saat ini. Hingga sebuah rumah kecil menarik perhatian Celine.
"Siapa yang menempati rumah itu? Rumah itu pasti nyaman karena jauh dari kebisingan. Tidak ada salahnya kalau aku ke sana, kan?"
Celine mengambil beberapa buku dari rak buku yang akan ia bawa ke rumah terpencil itu.
.
.
.
Sebuah rumah kecil terbuat dari kayu yang dikelilingi pohon pinus dan taman bunga benar-benar berhasil membuat suasana hati Celine membaik. Meskipun sebagian dindingnya terlihat lapuk tapi tempat ini masih cukup kokoh untuk dijadikan tempat berlindung.
"Permisi, apa di dalam ada orang?"
"Permisi, boleh aku masuk?"
"Sepertinya tidak ada siapapun di sini."
Celine membuka pintu yang memang tidak terkunci, ia cukup takjub melihat isi di dalamnya. Dari luar terlihat biasa dan tidak terawat, tapi di dalam sangat bersih dan nyaman.
"Aku seperti berada di Villa."
Bangku panjang terbuat dari rotan yang letaknya di sudut ruangan berdekatan dengan jendela dipilih Celine untuk sejenak menghilangkan bosan. Cahaya matahari yang masuk dari jendela menjadi satu-satunya penerang di sana. Wanita yang memakai dres sabatas lutut itu pun langsung duduk dan membaca buku.
Ntah sudah berapa halaman yang dibaca Celine, hingga ia lupa bahwa sebentar lagi matahari akan tenggelam menandakan hari akan berganti malam. Dan benar saja, ketika malam mulai menyapa, Celine justrut tanpa sadar sudah terlelap di sana.
***
"Cari Celine, cepat cari dia!"
Begitu masuk ke dalam rumah, Marvel disambut kehebohan Nenek menyebut nama Celine, beberapa pelayan juga terlihat berkumpul di sana.
"Celine pergi dari rumah ini?" Pertanyaan Marvel membuat semua orang melihatnya.
"Tidak ada yang melihat Celine keluar dari rumah. Tapi, dia ntah pergi ke mana. Mungkin, Celine menggunakan cara licik agar bisa keluar dari rumah kita agar tidak ada yang melihatnya." Elma mengambil kesempatan memanas-manasi Marvel. "Apa mungkin dia pergi bersama Natan?"
Tangan Marvel mengepal kuat, bukan karena mendengar ucapan Elma, tapi mengetahui Celine pergi tanpa ijinnya membuat ia marah.
"Elma, diamlah. Celine bukan tawanan di rumah ini, tidak mungkin dia seperti itu. Jadi, jangan bicara buruk tentangnya!"sentak Nenek.
Elma langsung terdiam.
"Dan kau Marvel, kenapa sulit sekali menghubungimu? Cepat cari Celine dan bawa dia tanpa luka sedikitpun!"
Marvel tidak mampu bicara lagi, sebab fikirannya hanya tertuju pada Celine. Di luar hujan deras dan petir menyambar, tapi tidak ada yang tahu bagaimana keadaan Celine saat ini. Marvel bergegas melihat CCTV di ruang kerjanya.
"Taman belakang?" Dari layar monitor Celine terlihat terakhir kali di taman belakang. "Apa dia sudah gila? Celine pasti ada di rumah itu!"